1 Petrus 3:8-21

1 Petrus 3:8-21 FAYH

Sekarang, kata-kata ini saya tujukan kepada semua orang: Bersatu hati dan pikiran! Ambil bagian dalam kehidupan satu sama lain dan saling mencintai sebagai saudara! Kasihanilah dengan kelembutan dan kerendahan hati. Jangan membalas kejahatan dengan kejahatan. Jangan membalas memaki orang yang mencerca Saudara. Sebaliknya, berdoalah meminta berkah Allah bagi mereka, sebab Allah juga memanggil Saudara untuk menerima berkat-Nya. Kalau Saudara ingin hidup baik dan bahagia, jagalah lidah Saudara dari perkataan yang jahat dan jangan biarkan bibir Saudara berbicara dusta. Jauhkan diri dari yang jahat dan lakukanlah yang baik. Saudara harus berusaha dan berjuang untuk hidup damai dengan setiap orang, sebab Tuhan mengawasi semua orang yang hidup benar dan mendengarkan doa mereka; tetapi Ia menentang orang-orang yang berbuat jahat. Biasanya kalau Saudara berbuat baik, orang tidak akan berbuat jahat terhadap Saudara, tetapi sekalipun mereka berbuat demikian, Saudara patut merasa bahagia, sebab Allah akan memberi Saudara pahala. Dengan tenang serahkanlah diri Saudara kepada Kristus, Tuhan Saudara. Apabila orang bertanya apa sebabnya Saudara memiliki kepercayaan seperti itu, siap sedialah untuk menjawab dengan lemah lembut serta sopan. Lakukanlah dengan baik dan penuh hormat, selalu berhati-hati untuk memiliki hati nurani yang baik. Karena jika Saudara menjalani kehidupan teladan, sebagaimana layaknya milik Kristus, mereka yang mengumpat Saudara akan merasa malu karena tuduhan mereka terbukti tidak berdasar. Ingatlah, jika Allah menghendaki Saudara menderita, lebih baik menderita karena perbuatan baik daripada menderita karena perbuatan jahat! Kristus juga menderita. Ia mati satu kali untuk kita, orang-orang berdosa, meskipun Ia sendiri tidak pernah bersalah, supaya Ia dapat membawa kita dengan selamat ke rumah Allah. Tubuh-Nya mati, tetapi Roh Allah membangkitkan-Nya ke kehidupan baru. Di dalam kekuatan Roh ini Ia mengunjungi roh-roh yang terbelenggu, serta menyampaikan Berita Kesukaan kepada mereka— yaitu kepada roh-roh orang yang lama sebelumnya, yaitu pada zaman Nabi Nuh, tidak mau mendengarkan Allah; sementara Nuh membangun bahtera, Allah dengan sabar menunggu untuk pelaksanaan penghakiman. Ketika banjir datang, hanya delapan orang yang dibawa di dalam bahtera melalui air dan diselamatkan. (Hal ini digambarkan kepada kita oleh baptisan, yang menunjukkan bahwa oleh kebangkitan Kristus kita telah diselamatkan dari kematian dan kebinasaan, bukan karena badan kita dicuci bersih dengan air, melainkan karena dengan dibaptis kita kembali kepada Allah dan meminta Dia untuk membersihkan hati kita dari dosa.)