2 Korintus 11:6-33

2 Korintus 11:6-33 FAYH

Kalaupun saya seorang pembicara yang tidak cakap, setidak-tidaknya saya tahu apa yang saya bicarakan. Saya kira Saudara telah menyadarinya, sebab sudah berkali-kali kami membuktikannya. Apakah saya berbuat salah serta memurahkan diri, dan menjadikan Saudara memandang rendah terhadap saya, karena saya mengabarkan Berita Kesukaan kepada Saudara tanpa meminta bayaran apa pun? Bahkan saya seolah-olah merampok jemaat-jemaat yang lain, karena uang sokongan yang mereka kirimkan kepada saya, saya habiskan sementara bersama-sama dengan Saudara, supaya saya dapat melayani Saudara tanpa bayaran. Dan apabila kiriman mereka sudah habis, dan saya mulai kelaparan, saya tetap tidak meminta apa-apa dari Saudara, sebab umat Kristen di Makedonia mengirim lagi pemberian untuk saya. Sampai sekarang satu sen pun belum pernah saya minta dari Saudara, dan saya tidak akan meminta apa-apa dari Saudara. Saya berjanji dalam Kristus yang adalah kebenaran dan yang hidup di dalam saya: tidak seorang pun di seluruh Akhaya akan mengambil alasan kebanggaan ini dari saya! Apakah sebabnya? Sebab saya tidak mengasihi Saudara? Allah tahu bahwa saya mengasihi Saudara. Tetapi hal itu akan saya lakukan untuk membungkam para pembual yang mengatakan bahwa mereka melakukan pekerjaan Allah dengan cara yang sama seperti cara kami. Allah sama sekali tidak pernah mengutus orang-orang itu. Mereka adalah “penipu-penipu” yang telah membohongi Saudara dengan mengaku diri sebagai rasul Kristus. Tetapi saya tidak heran! Iblis dapat mengubah dirinya menjadi malaikat terang; jadi, tidaklah mengherankan kalau pelayan-pelayannya juga dapat berbuat demikian, dan nampak seperti pelayan-pelayan yang saleh. Pada akhirnya kelak mereka akan menerima setiap hukuman yang patut diterima untuk perbuatan mereka yang jahat itu. Sekali lagi saya mohon, janganlah Saudara mengira bahwa saya telah kehilangan akal, karena berbicara seperti ini. Tetapi, kalaupun Saudara berpendapat demikian, dengarkan jugalah saya—orang yang tidak berakal, orang tolol—sementara saya berlaku sombong sedikit seperti orang-orang itu. Berlaku sombong seperti ini bukanlah sesuatu yang diperintahkan oleh Tuhan supaya saya lakukan, sebab saya sedang berlaku seperti orang tolol yang tidak berotak. Tetapi orang-orang itu terus-menerus mengatakan kepada Saudara betapa hebatnya mereka itu; jadi, biarlah saya juga berbuat demikian: (Saudara menganggap diri bijaksana, namun dengan senang hati Saudara mendengarkan orang-orang bodoh itu. Saudara sama sekali tidak berkeberatan pada waktu mereka memperhamba Saudara, merampas segala sesuatu yang Saudara miliki, mengambil keuntungan dari Saudara, berlaku angkuh, dan menampar muka Saudara. Saya malu mengatakan bahwa saya tidak sekuat dan seberani itu! Tetapi apa pun yang dapat mereka sombongkan—nah, saya berbicara seperti orang tolol lagi—saya juga dapat menyombongkannya.) Mereka menyombongkan diri bahwa mereka orang Ibrani, bukan? Nah, saya juga orang Ibrani. Mereka mengatakan bahwa mereka orang Israel, yaitu umat pilihan Allah? Saya juga orang Israel. Dan mereka keturunan Abraham? Saya juga keturunan Abraham. Mereka mengatakan mereka melayani Kristus, tetapi saya telah melayani-Nya jauh lebih banyak lagi! (Sudah gilakah saya menyombongkan diri seperti ini?) Saya telah bekerja lebih keras, telah lebih sering masuk penjara, telah dicambuki banyak kali, dan menghadapi maut berkali-kali. Lima kali orang Yahudi menghukum saya dengan tiga puluh sembilan pukulan cemeti. Tiga kali saya dipukuli dengan tongkat, sekali saya dirajam. Tiga kali kapal yang saya tumpangi karam. Sekali saya terapung-apung di laut sepanjang malam dan sepanjang hari esoknya. Saya sudah bepergian jauh dan sering berada dalam bahaya dari sungai-sungai yang banjir, dan dari perampok-perampok dan dari bangsa saya sendiri, bangsa Yahudi, seperti juga dalam cengkeraman bangsa-bangsa bukan Yahudi. Saya telah menghadapi bahaya besar dari orang banyak di kota-kota dan bahaya maut di gurun pasir dan di lautan yang bergelombang tinggi dan dari orang-orang yang mengaku sebagai saudara di dalam Kristus, tetapi yang sebenarnya bukan. Saya telah mengalami kepayahan dan kelelahan dan kekurangan tidur. Saya sering kelaparan dan kehausan. Sering-sering saya menggigil kedinginan karena kurangnya pakaian untuk menghangatkan badan. Di samping semua ini, saya selalu cemas akan keadaan semua jemaat. Siapa gerangan yang lemah dan saya tidak merasakan kelemahannya? Siapa yang dituntun ke dalam dosa, dan saya tidak diderita oleh rasa terbakar di dalam hati? Tetapi, kalau saya harus membual, saya lebih suka membual tentang hal-hal yang menyatakan kelemahan saya. Allah, Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, yang harus dipuji untuk selama-lamanya, tahu bahwa saya berkata benar. Ketika saya berada di Damsyik, gubernur di bawah Raja Aretas, menempatkan penjaga-penjaga di pintu-pintu gerbang kota untuk menangkap saya, tetapi dengan tali dan keranjang saya diturunkan dari lubang pada tembok kota, dan dengan demikian saya dapat meloloskan diri.