Galatia 4:8-25

Galatia 4:8-25 FAYH

Sebelum mengenal Allah, Saudara yang bukan orang Yahudi menghambakan diri kepada ilah-ilah yang sebenarnya bukan ilah. Dan sekarang sesudah Saudara mengenal Allah (atau lebih tepat lagi, sekarang setelah Allah mengenal Saudara), masa Saudara ingin kembali dan menghambakan diri lagi kepada agama yang lemah, miskin, dan tidak berguna, yang mengajarkan supaya Saudara berusaha masuk ke surga dengan jalan menaati hukum-hukum Allah? Saudara ingin menyukakan hati Allah dengan apa yang Saudara lakukan atau tidak lakukan pada hari, bulan, musim atau tahun tertentu. Saya sangat khawatir mengenai keadaan Saudara. Saya takut kalau-kalau jerih payah saya bagi Saudara itu sia-sia belaka. Saudara sekalian yang saya kasihi, bersikaplah seperti saya terhadap hal-hal ini, sebab saya bebas dari belenggu ini, seperti juga halnya Saudara dahulu. Saudara tidak membenci saya, ketika untuk pertama kali saya mengabarkan Berita Kesukaan mengenai Kristus kepada Saudara, walaupun ketika itu saya sedang sakit. Meskipun penyakit yang saya derita adalah ujian nyata bagi Saudara, Saudara tidak menolak atau mengusir saya. Saudara membawa saya masuk dan merawat saya seakan-akan saya seorang malaikat Allah, atau Yesus Kristus sendiri. Di manakah suasana bahagia yang kita rasakan bersama-sama ketika itu? Saya yakin, pada waktu itu Saudara bahkan akan mengambil mata Saudara sendiri dan memberikannya kepada saya. Apakah sekarang saya telah menjadi musuh Saudara, karena saya telah memberitahukan kebenaran kepada Saudara? Pengajar-pengajar palsu yang ingin sekali menyenangkan hati Saudara tidak melakukannya untuk kebaikan Saudara. Apa yang mereka usahakan ialah menjauhkan Saudara dari saya, sehingga perhatian Saudara lebih ditujukan kepada mereka. Memang baik sekali kalau orang melakukan hal-hal yang baik. Namun jangan hanya melakukannya saat saya bersamamu; lakukanlah hal-hal itu selalu! Betapa Saudara sekalian menyakiti saya. Sekali lagi saya menanggung sakit seperti seorang ibu yang menantikan kelahiran anaknya. Dengan rindu saya menantikan saat Saudara akan dipenuhi oleh Kristus. Betapa senangnya hati saya seandainya saya dapat berada bersama dengan Saudara pada saat ini, sehingga tidak usah berbicara seperti ini, sebab dari tempat jauh seperti sekarang ini, terus terang saya tidak tahu apa yang harus saya lakukan. Dengarkanlah, hai Sahabat-sahabat yang mengira bahwa Saudara harus menaati Hukum Taurat supaya selamat. Mengapa Saudara tidak berusaha mengetahui arti hukum itu sebenarnya? Sebab ada tertulis bahwa Abraham mempunyai dua orang putra, yang seorang dari Hagar, seorang hamba, dan yang seorang lagi dari Sara, seorang merdeka. Tidak ada hal-hal yang istimewa mengenai kelahiran bayi Hagar. Tetapi kelahiran bayi Sara terjadi sesudah Allah secara istimewa berjanji bahwa bayi itu akan lahir. Cerita ini memiliki makna yang lebih dalam: kedua wanita ini menggambarkan dua perjanjian Allah. Wanita pertama, yaitu Hagar, mewakili Gunung Sinai tempat bangsa Israel menerima hukum yang memperbudak mereka. Hagar melambangkan Gunung Sinai di negeri Arab. Ia adalah Yerusalem pada zaman kita dengan anak-anaknya yang berpegang teguh pada hukum dan karenanya tidak pernah menjadi bebas.

Rencana Bacaan dan Renungan gratis terkait dengan Galatia 4:8-25