Misalnya, janji Allah kepada Abraham: Allah bersumpah demi nama-Nya sendiri, karena tiada seorang pun yang lebih tinggi daripada-Nya, bahwa Ia akan memberkati Abraham dengan berlimpah-limpah dan memberinya seorang putra, dan menjadikannya bapa suatu bangsa yang besar. Kemudian dengan sabar Abraham menunggu sampai Allah akhirnya memberi dia seorang putra, Ishak, sebagaimana yang telah dijanjikan-Nya. Apabila seseorang bersumpah, ia mengambil seseorang yang lebih tinggi sebagai saksi, yang dapat memaksanya menepati janji atau menghukumnya apabila janji itu tidak ditepati. Sumpah itu menghentikan segala perbantahan. Allah juga mengikat diri-Nya dengan sumpah, sehingga apabila Ia menjanjikan pertolongan kepada seseorang, orang itu akan benar-benar yakin dan tidak usah takut bahwa Allah akan mengubah rencana-Nya. Kepada kita diberikan-Nya keduanya, baik janji maupun sumpah-Nya, dua hal yang dapat kita pegang, karena Allah mustahil berdusta. Semua orang yang datang kepada-Nya untuk diselamatkan dapat berbesar hati karena kepastian yang demikian dari Allah. Sekarang mereka dapat merasa yakin, bahwa Ia akan memberikan kepada mereka keselamatan yang telah dijanjikan-Nya. Pengharapan yang pasti untuk diselamatkan ini merupakan sebuah jangkar yang kuat dan dapat dipercaya bagi jiwa kita, yang menghubungkan kita dengan Allah sendiri di Tempat Mahakudus belakang tirai kudus di surga, tempat Kristus telah masuk mendahului kita untuk bersyafaat bagi kita sebagai Imam Besar selama-lamanya menurut peraturan Melkisedek.
Baca Ibrani 6
Berbagi
Bandingkan Semua Versi: Ibrani 6:13-20
Simpan ayat, baca luring, tonton klip pengajaran, dan lainnya!
Beranda
Alkitab
Rencana
Video