Saudara sekalian yang saya kasihi, apa gunanya mengatakan bahwa Saudara beriman dan bahwa Saudara orang Kristen, kalau Saudara tidak membuktikannya dengan tindakan Saudara? Apakah iman serupa itu akan menyelamatkan Saudara? Jika Saudara mempunyai seorang kawan yang memerlukan makanan dan pakaian, lalu Saudara berkata kepadanya, “Nah, selamat jalan, semoga Allah memberkati engkau dengan cukup sandang dan pangan,” tetapi Saudara tidak memberinya pakaian atau makanan, apakah faedahnya?
Jadi, Saudara lihat, bahwa hanya beriman saja tidaklah cukup. Saudara harus berbuat baik untuk membuktikan bahwa Saudara beriman. Karena tanpa perbuatan baik iman itu mati dan tidak berguna.
Tetapi orang mungkin berkata, “Saudara berpendapat bahwa jalan menuju Allah hanyalah dengan jalan iman, tanpa apa-apa lagi. Saya berpendapat bahwa perbuatan baik itu juga penting, karena tanpa perbuatan baik, Saudara tidak dapat membuktikan iman Saudara; tetapi dari perbuatan saya orang dapat melihat bahwa saya beriman.”
Apakah masih ada di antara Saudara yang beranggapan bahwa “percaya saja” sudah cukup, yaitu percaya kepada satu Allah? Ingatlah bahwa setan-setan juga percaya, bahkan sedemikian rupa hingga mereka gemetar ketakutan! Hai orang yang bodoh! Kapankah Saudara akan menyadari bahwa “percaya” itu tidak ada gunanya bila Saudara tidak melakukan kehendak Allah? Iman yang tidak menghasilkan perbuatan baik, bukanlah iman yang sejati.
Tidakkah Saudara ingat, bahwa Abraham, bapa kita, telah dibenarkan karena perbuatannya? Ia rela menaati Allah, sekalipun ia harus mengurbankan Ishak, putranya, di atas mazbah persembahan. Saudara lihat, ia sangat percaya kepada Allah, sehingga ia dengan rela melakukan apa saja yang diperintahkan Allah kepadanya. Imannya telah disempurnakan oleh apa yang dilakukannya, oleh tindakan dan perbuatan yang baik. Dengan demikian, sebagaimana dinyatakan dalam Kitab Suci, Abraham percaya kepada Allah, dan Allah menerima dia sebagai orang benar, malahan dia disebut “sahabat Allah”. Jadi, Saudara lihat, bahwa orang diselamatkan bukan semata-mata karena iman, melainkan juga karena perbuatan.
Sebuah contoh lagi ialah Rahab, seorang wanita tunasusila. Ia diselamatkan karena apa yang dilakukannya pada waktu ia menyembunyikan para pengintai dan menolong mereka meloloskan diri melalui jalan yang lain. Sebagaimana tubuh itu mati, apabila tidak ada roh di dalamnya, demikian juga iman itu mati, kalau tidak disertai dengan perbuatan baik.