Kemudian Yesus berkata kepada para murid-Nya, “Ingatlah kembali waktu Aku mengutus kalian pergi memberitakan Kabar Baik tanpa membawa kantong uang, tas, maupun sepatu. Apakah kalian mengalami kekurangan?”
Jawab mereka, “Tidak.”
Lalu kata-Nya kepada mereka, “Tetapi sekarang, kalau kamu mempunyai kantong uang atau tas, bawalah. Dan kalau kamu tidak mempunyai pedang, hendaklah kamu membelinya, sekalipun harus menjual jubahmu supaya bisa memilikinya. Karena Aku sungguh-sungguh berkata kepada kalian bahwa sekarang ini nubuatan para nabi tentang Aku sedang ditepati. Semua harus terjadi sesuai dengan yang dinubuatkan tentang Aku, termasuk nubuatan yang mengatakan,
‘Dia akan dianggap sama seperti para penjahat.’”
Lalu mereka berkata, “Tuhan, lihat! Di sini ada dua pedang.”
Kata Yesus, “Itu cukup.”
Lalu seperti kebiasaan Yesus, Dia meninggalkan Yerusalem dan pergi ke Bukit Zaitun bersama para murid-Nya. Setibanya di tempat itu, Dia menyuruh mereka, “Berdoalah terus supaya kamu masing-masing tidak berbuat dosa ketika dicobai iblis.”
Kemudian Yesus menjauh dari mereka, kira-kira tiga puluh meter. Di situ Dia sujud berdoa, kata-Nya, “Ya Bapa, Aku mohon, kalau Bapa mau, janganlah biarkan Aku menjalani penderitaan ini! Tetapi janganlah terjadi menurut kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mu sajalah yang jadi.” Lalu malaikat dari surga menampakkan diri kepada Yesus dan menguatkan Dia. Karena beratnya penderitaan Yesus, Dia semakin sungguh-sungguh berdoa sampai mengeluarkan keringat seperti darah yang menetes ke tanah. Sesudah selesai berdoa, Dia berdiri lalu kembali kepada para murid-Nya dan mendapati mereka sedang tidur. Mereka lelah karena sangat sedih. Lalu kata-Nya kepada mereka, “Kenapa kalian tidur?! Bangunlah dan berdoalah supaya kamu masing-masing tidak berbuat dosa ketika iblis mencobaimu.”
Waktu Yesus masih berbicara, datanglah segerombolan orang yang dipimpin oleh Yudas, salah satu dari kedua belas murid-Nya. Dia mendekati Yesus untuk memeluk-Nya.
Tetapi kata Yesus kepadanya, “Yudas! Jadi dengan pelukanmu inilah kamu mengkhianati Aku, Sang Anak Adam!” Ketika para murid yang lain melihat yang sedang terjadi, mereka berkata, “Tuhan, kami siap melawan mereka dengan pedang!” Lalu salah seorang murid-Nya menyerang budak imam besar dengan pedang dan memotong telinga kanannya.
Tetapi Yesus berkata, “Hentikan!” Lalu Dia menyentuh telinga orang itu sehingga tersambung kembali.
Kemudian Yesus berkata kepada para imam kepala, pimpinan pengawal rumah Allah, dan pemimpin orang Yahudi yang datang untuk menangkap-Nya, “Ternyata kalian pikir Aku ini penjahat, sehingga kalian merasa harus mengajak rombongan besar bersenjatakan pedang dan kayu pemukul! Padahal setiap hari Aku berada di antara kalian di teras rumah Allah. Kenapa kalian tidak berani menangkap Aku di sana?! Tetapi memang waktu yang gelap ini cocok bagi kalian, karena kalian menjalankan kemauan para penguasa kegelapan.”
Sesudah mereka menangkap Yesus, mereka menggiring-Nya ke rumah imam besar. Sementara itu, Petrus mengikuti dari jauh. Orang-orang sudah menyalakan api di tengah halaman rumah itu, dan mereka duduk menghangatkan badan di sekelilingnya. Petrus juga duduk di situ di antara mereka. Seorang pembantu perempuan melihat Petrus duduk dekat api. Dia memandangi Petrus, lalu berkata, “Orang ini juga pengikut Yesus.”
Tetapi Petrus menyangkalnya, katanya, “Ibu, saya tidak kenal orang itu.” Tidak lama kemudian seorang laki-laki melihat Petrus dan berkata, “Kamu juga pengikut orang itu.”
Tetapi Petrus berkata, “Bukan, Pak!”
Kira-kira satu jam kemudian, seorang yang lain berkata dengan yakin, “Sungguh, orang ini adalah pengikut Yesus, karena dia juga orang Galilea.”
Tetapi Petrus berkata, “Pak, saya tidak mengerti maksud Bapak.” Saat itu juga, ketika dia masih berbicara, ayam pun berkokok. Lalu Tuhan Yesus berbalik memandang Petrus. Maka teringatlah Petrus tentang apa yang sudah dikatakan Tuhan kepadanya, “Sebelum ayam berkokok, kamu sudah tiga kali mengaku tidak kenal Aku.” Lalu Petrus keluar dari halaman rumah itu dan menangis dengan sangat sedih.