Galatia 4:25-31
Galatia 4:24-31 Terjemahan Sederhana Indonesia (TSI)
Kedua perempuan itu dapat digambarkan sebagai lambang dari kedua perjanjian Allah, yakni perjanjian yang lama dan yang baru. Hagar, perempuan yang pertama, juga bisa digambarkan seperti gunung Sinai di negeri Arab, tempat Allah memberikan hukum Taurat kepada Musa. Jadi semua orang yang hidupnya masih terikat pada hukum Taurat ibarat keturunan Hagar secara rohani, karena mereka hidup dalam keadaan seperti budak. Dengan gambaran lain, anak-anak Hagar adalah semua orang yang ibadahnya berpusat pada Yerusalem duniawi. Maksudnya, mereka menganggap diri mereka belum dibebaskan dari ikatan hukum Taurat. Tetapi pusat ibadah kita adalah Yerusalem surgawi! Berarti kita ibarat keturunan Sara yang bukan budak. Kita sudah merdeka dari peraturan lama, karena Sara merupakan ibu kita, sebagaimana dinubuatkan tentang dia dalam Kitab Suci, “Hai kamu, perempuan yang dulu mandul, bersukacitalah! Berserulah dengan sukacita, kamu yang tidak pernah mengalami sakit bersalin! Karena kamu yang dulu belum pernah mempunyai anak akan mempunyai lebih banyak keturunan daripada istri yang tidak dianggap mandul oleh suaminya.” Jadi Saudara-saudari, kita bisa digambarkan seperti Isak, anak yang dilahirkan sesuai janji Allah. Kita juga diperhitungkan sebagai keturunan Abraham yang Allah janjikan kepadanya, karena kita percaya penuh kepada Allah, bukan karena melakukan hukum Taurat. Namun sikap permusuhan yang terjadi antara Ismael, yang dilahirkan menurut rencana manusia, dengan Isak yang dilahirkan sesuai dengan kehendak dan kuasa Roh Allah, masih tetap terjadi sekarang antara orang-orang yang terikat pada hukum Taurat dan kita yang sudah dibebaskan oleh Roh Allah. Itulah sebabnya mereka menganiaya kita. Tetapi dengarlah apa kata Kitab Suci, “Usirlah budak perempuan itu beserta anaknya! Karena anak yang dilahirkan oleh budak tidak boleh menerima warisan bersama dengan anak yang lahir dari ibu yang bukan budak.” Jadi Saudara-saudari, saya tegaskan: Kita bukanlah seperti keturunan perempuan budak itu, yang wajib hidup seperti budak, melainkan seperti keturunan perempuan yang merdeka.
Galatia 4:24-31 Firman Allah Yang Hidup (FAYH)
Cerita ini memiliki makna yang lebih dalam: kedua wanita ini menggambarkan dua perjanjian Allah. Wanita pertama, yaitu Hagar, mewakili Gunung Sinai tempat bangsa Israel menerima hukum yang memperbudak mereka. Hagar melambangkan Gunung Sinai di negeri Arab. Ia adalah Yerusalem pada zaman kita dengan anak-anaknya yang berpegang teguh pada hukum dan karenanya tidak pernah menjadi bebas. Tetapi wanita lain, Sara, melambangkan Yerusalem surgawi. Dia tidak diperhamba oleh hukum Yahudi itu. Inilah ibu kita! Seperti yang tertulis dalam Kitab Suci, “Bergembiralah, hai perempuan mandul; bersorak-sorai kegirangan, walaupun sampai sekarang engkau belum pernah melahirkan anak seorang pun. Sebab kamu, yang sendirian, akan memiliki lebih banyak anak daripada wanita yang memiliki suami.” Saudara sekalian yang saya kasihi, Saudara dan saya adalah anak yang dijanjikan Allah, seperti halnya dengan Ishak. Demikianlah, kita yang dilahirkan dari Roh Kudus, sekarang dianiaya oleh orang yang menghendaki kita menaati hukum bangsa Yahudi itu, sama seperti Ishak, anak perjanjian, dianiaya oleh Ismael, anak hamba perempuan itu. Tetapi apa yang dikatakan Kitab Suci tentang itu? “Usirlah hamba perempuan itu beserta dengan anaknya, karena anak itu tidak dapat menjadi ahli waris bersama-sama dengan anak perempuan merdeka itu.” Saudara sekalian yang saya kasihi, kita bukan anak hamba perempuan, yang harus tunduk pada hukum-hukum Yahudi, melainkan anak perempuan merdeka itu, yang dapat diterima Allah karena iman kita.
Galatia 4:25-31 Perjanjian Baru: Alkitab Mudah Dibaca (AMD)
Jadi, Hagar mewakili gunung Sinai di Arab. Dan ia adalah seperti Yerusalem saat ini, sebab ia dan anak-anaknya adalah hamba. Tetapi Yerusalem surgawi yang ada di atas adalah seperti perempuan yang bebas, yang adalah ibu kita. Ada tertulis dalam Kitab Suci: “Berbahagialah, hai perempuan yang mandul. Bergembiralah sebab kamu tidak pernah melahirkan. Berserulah dan bersoraklah dengan gembira! Kamu tidak pernah merasakan sakit bersalin. Perempuan yang sendirian akan mempunyai lebih banyak anak daripada perempuan yang mempunyai suami.” Saudara-saudariku, kamu adalah anak-anak yang lahir karena janji Allah, sama seperti Ishak. Tetapi anak Abraham yang lain, yang lahir secara wajar menyusahkan anak yang lahir dengan kuasa Roh. Ini terjadi sampai sekarang. Tetapi apa yang tertulis di Kitab Suci? “Usirlah hamba perempuan itu beserta anaknya! Anak dari perempuan bebas akan menerima semua warisan ayahnya, tetapi anak dari hamba perempuan tidak akan menerima apa-apa.” Jadi, saudara-saudariku, kita bukanlah anak-anak dari hamba perempuan. Kita adalah anak-anak dari perempuan bebas.
Galatia 4:25-31 Alkitab Terjemahan Baru (TB)
Hagar ialah gunung Sinai di tanah Arab – dan ia sama dengan Yerusalem yang sekarang, karena ia hidup dalam perhambaan dengan anak-anaknya. Tetapi Yerusalem sorgawi adalah perempuan yang merdeka, dan ialah ibu kita. Karena ada tertulis: ”Bersukacitalah, hai si mandul yang tidak pernah melahirkan! Bergembira dan bersorak-sorailah, hai engkau yang tidak pernah menderita sakit bersalin! Sebab yang ditinggalkan suaminya akan mempunyai lebih banyak anak dari pada yang bersuami.” Dan kamu, saudara-saudara, kamu sama seperti Ishak adalah anak-anak janji. Tetapi seperti dahulu, dia, yang diperanakkan menurut daging, menganiaya yang diperanakkan menurut Roh, demikian juga sekarang ini. Tetapi apa kata nas Kitab Suci? ”Usirlah hamba perempuan itu beserta anaknya, sebab anak hamba perempuan itu tidak akan menjadi ahli waris bersama-sama dengan anak perempuan merdeka itu.” Karena itu, saudara-saudara, kita bukanlah anak-anak hamba perempuan, melainkan anak-anak perempuan merdeka.
Galatia 4:25-31 Alkitab dalam Bahasa Indonesia Masa Kini (BIMK)
Jadi, Hagar itulah Gunung Sinai, di negeri Arab. Ia melambangkan kota Yerusalem dengan seluruh penduduknya yang sekarang ini sudah menjadi hamba. Tetapi Yerusalem yang di surga itu adalah Yerusalem yang bebas, dan ialah ibu kita. Sebab di dalam Alkitab tertulis, “Bergembiralah engkau hai wanita mandul, yang tidak pernah melahirkan! Bersukarialah dan bersorak-sorailah hai engkau yang tidak pernah merasakan sakit bersalin! Sebab wanita yang ditinggalkan suaminya akan mendapat lebih banyak anak daripada wanita yang hidup dengan suaminya.” Saudara-saudara! Kalian sendiri adalah anak-anak Allah yang dilahirkan karena janji Allah; kalian sama seperti Ishak. Pada waktu itu anak yang lahir menurut kemauan manusia, menganiaya anak yang dilahirkan karena kemauan Roh Allah. Begitu juga sekarang. Tetapi apakah yang tertulis dalam Alkitab? Di situ tertulis begini: “Usirlah hamba wanita itu bersama anaknya, sebab anak dari hamba wanita itu tidak akan menjadi ahli waris bersama anak dari wanita bebas itu.” Jadi, Saudara-saudara, kita ini bukannya anak-anak dari seorang hamba wanita; kita adalah anak-anak dari wanita bebas.