Yakobus 4:1-12

Yakobus 4:1-12 Terjemahan Sederhana Indonesia (TSI)

Mengapa kalian berkelahi dan bertengkar satu sama lain? Itu semua disebabkan oleh berbagai keinginanmu sendiri yang bergejolak di dalam dirimu. Kamu mengingini sesuatu, tetapi tidak bisa mendapatkannya, maka kamu iri terhadap orang yang memilikinya hingga kamu siap melakukan apa pun untuk mendapatkannya. Lalu kamu bertengkar, berkelahi, bahkan membunuh. Sesungguhnya kamu tidak mendapatkan keinginanmu itu karena kamu lupa memintanya dari Allah! Atau mungkin kamu sudah berulang-ulang memintanya, tetapi Allah tidak menjawab doamu. Mengapa? Karena kamu meminta dengan alasan yang salah, yakni untuk memuaskan kesenanganmu sendiri. Orang yang seperti itu sama saja dengan pelacur! Pelacur tidak mau setia kepada satu pasangan. Begitu jugalah kamu tidak mau setia kepada Allah! Seharusnya kamu tahu bahwa bersahabat dengan hal-hal duniawi berarti memusuhi Allah. Sekali lagi saya tegaskan: Kamu yang mau bersahabat dengan hal-hal duniawi berarti menjadikan dirimu musuh Allah. Kitab Suci pun sudah mengatakan, “Roh Allah yang tinggal dalam diri kita cemburu dan menginginkan kesetiaan penuh kepada-Nya.” Apakah menurutmu ayat itu hanya omong kosong?! Meski demikian, kebaikan hati Allah bagi kita jauh lebih besar, seperti yang dikatakan dalam Kitab Suci, “Allah menentang orang sombong, tetapi menunjukkan kebaikan-Nya kepada orang yang rendah hati.” Karena itu, taatlah kepada Allah. Lawanlah iblis, maka dia akan lari darimu. Mendekatlah kepada Allah, maka Dia akan mendekat kepadamu. Hai kamu yang berdosa, bersihkanlah tanganmu dari perbuatan jahat! Dan kamu yang mendua hati, murnikanlah hatimu! Pilihlah satu saja: Mengasihi Tuhan atau mengasihi dunia! Bertobatlah sungguh-sungguh dengan hati yang sedih, menyesal, dan meratap. Daripada bersenang-senang dan gembira, lebih baik kamu menangisi keadaan rohanimu. Rendahkanlah dirimu di hadapan TUHAN, maka Dia akan mengangkat dan menolongmu. Saudara-saudari, janganlah kamu saling memfitnah. Kalau kamu mencela sesamamu, itu sama saja dengan melanggar hukum TUHAN dan main hakim sendiri. Artinya, kamu merasa dirimu hebat dan pantas menghakimi sesama sekaligus menilai hukum TUHAN. Kamu seolah berkata, “Hukum TUHAN perlu diubah.” Bukan urusanmu untuk mengubah perintah TUHAN! Tugasmu hanyalah menaati Hukum Kasih itu. Hanya ada Satu yang berhak menentukan Hukum bagi kita, yaitu Allah, bukan kamu! Dialah yang berkuasa menyelamatkan atau membinasakan. Karena itu jangan lagi mencela sesamamu!

Yakobus 4:1-12 Alkitab Terjemahan Baru (TB)

Dari manakah datangnya sengketa dan pertengkaran di antara kamu? Bukankah datangnya dari hawa nafsumu yang saling berjuang di dalam tubuhmu? Kamu mengingini sesuatu, tetapi kamu tidak memperolehnya, lalu kamu membunuh; kamu iri hati, tetapi kamu tidak mencapai tujuanmu, lalu kamu bertengkar dan kamu berkelahi. Kamu tidak memperoleh apa-apa, karena kamu tidak berdoa. Atau kamu berdoa juga, tetapi kamu tidak menerima apa-apa, karena kamu salah berdoa, sebab yang kamu minta itu hendak kamu habiskan untuk memuaskan hawa nafsumu. Hai kamu, orang-orang yang tidak setia! Tidakkah kamu tahu, bahwa persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan Allah? Jadi barangsiapa hendak menjadi sahabat dunia ini, ia menjadikan dirinya musuh Allah. Janganlah kamu menyangka, bahwa Kitab Suci tanpa alasan berkata: ”Roh yang ditempatkan Allah di dalam diri kita, diingini-Nya dengan cemburu!” Tetapi kasih karunia, yang dianugerahkan-Nya kepada kita, lebih besar dari pada itu. Karena itu Ia katakan: ”Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati.” Karena itu tunduklah kepada Allah, dan lawanlah Iblis, maka ia akan lari dari padamu! Mendekatlah kepada Allah, dan Ia akan mendekat kepadamu. Tahirkanlah tanganmu, hai kamu orang-orang berdosa! dan sucikanlah hatimu, hai kamu yang mendua hati! Sadarilah kemalanganmu, berdukacita dan merataplah; hendaklah tertawamu kamu ganti dengan ratap dan sukacitamu dengan dukacita. Rendahkanlah dirimu di hadapan Tuhan, dan Ia akan meninggikan kamu. Saudara-saudaraku, janganlah kamu saling memfitnah! Barangsiapa memfitnah saudaranya atau menghakiminya, ia mencela hukum dan menghakiminya; dan jika engkau menghakimi hukum, maka engkau bukanlah penurut hukum, tetapi hakimnya. Hanya ada satu Pembuat hukum dan Hakim, yaitu Dia yang berkuasa menyelamatkan dan membinasakan. Tetapi siapakah engkau, sehingga engkau mau menghakimi sesamamu manusia?

Yakobus 4:1-12 Alkitab dalam Bahasa Indonesia Masa Kini (BIMK)

Dari manakah asalnya segala perkelahian dan pertengkaran di antaramu? Bukankah itu berasal dari keinginan-keinginanmu yang terus saja berperang di dalam dirimu untuk mendapatkan kesenangan dunia! Kalian ingin, tetapi tidak mendapat, maka kalian mau membunuh! Kalian bersemangat, tetapi tidak mencapai apa yang kalian cari, maka kalian bertengkar dan berkelahi. Kalian tidak mendapat apa-apa, sebab kalian tidak minta kepada Allah. Dan kalaupun kalian sudah memintanya, kalian toh tidak mendapatnya, sebab tujuan permintaanmu salah; apa yang kalian minta adalah untuk kesenangan diri sendiri. Kalian adalah orang yang tidak setia! Tahukah kalian bahwa kalau kalian berkawan dengan dunia, maka kalian menjadi musuh Allah? Jadi barangsiapa hendak menjadi sahabat dunia ini, ia menjadikan dirinya musuh Allah. Jangan kira bahwa Alkitab tanpa alasan berkata, “Di dalam diri kita Allah menempatkan Roh yang keras keinginannya.” Meskipun begitu, rahmat Allah yang diberikan kepada kita lebih kuat daripada keinginan roh kita itu. Itulah sebabnya di dalam Alkitab tertulis juga, “Allah menentang orang yang sombong, tetapi sebaliknya Ia mengasihi orang yang rendah hati.” Sebab itu, tunduklah kepada Allah dan lawanlah Iblis, maka Iblis akan lari dari kalian. Dekatilah Allah, dan Allah pun akan mendekati kalian. Bersihkanlah tanganmu, kalian yang berdosa! Dan jernihkanlah hatimu, kalian yang bercabang hati! Hendaklah kalian sungguh-sungguh menyesal dan menangis serta meratap; hendaklah tertawamu menjadi tangisan dan kegembiraanmu menjadi kesedihan! Hendaklah kalian merendahkan diri di hadapan Tuhan, maka Tuhan akan meninggikan kalian. Saudara-saudara, janganlah saling mencela atau saling menyalahkan. Orang yang mencela atau menyalahkan saudaranya yang sama-sama Kristen, ia mencela dan menyalahkan hukum Allah. Dan kalau kalian menyalahkan hukum Allah, itu berarti kalian tidak menuruti hukum-hukum itu, melainkan menjadi hakimnya. Padahal hanya satu yang berhak memberi hukum kepada manusia dan mengadili manusia. Ialah Allah yang berkuasa menyelamatkan dan membinasakan. Jadi, siapakah kalian, sehingga kalian mau menyalahkan sesama manusia?

Yakobus 4:1-12 Firman Allah Yang Hidup (FAYH)

APAKAH yang menyebabkan pertengkaran dan perkelahian di antara Saudara sekalian? Bukankah oleh karena banyaknya keinginan jahat yang ada di dalam hati Saudara? Saudara menghendaki apa yang tidak Saudara miliki, lalu Saudara membunuh untuk memperolehnya. Saudara ingin akan apa yang dimiliki oleh orang lain, yang tidak sanggup Saudara miliki, sebab itu Saudara berkelahi untuk dapat merampasnya dari tangan mereka, padahal alasan mengapa Saudara tidak memilikinya ialah karena Saudara tidak memohonkannya kepada Allah. Dan sekalipun Saudara memohonkannya, Saudara tidak memperolehnya, sebab tujuan Saudara sama sekali salah—Saudara hanya mengingini hal-hal untuk kesenangan diri sendiri saja. Saudara seperti seorang istri yang tidak setia kepada suaminya. Tidakkah Saudara insaf bahwa persahabatan dengan dunia menjadikan Saudara musuh Allah? Sekali lagi saya katakan: jika Saudara ingin menjadi teman dunia, Saudara menjadikan diri Saudara musuh Allah. Bukan tanpa alasan Kitab Suci mengatakan bahwa Roh Kudus yang ditempatkan Allah di dalam diri kita, menuntut kesetiaan kita kepada-Nya. Tetapi Allah menunjukkan kebaikan-Nya kepada kita juga untuk melawan segala keinginan jahat. Sebagaimana dikatakan dalam Kitab Suci, “Allah mengaruniakan berkat-berkat khusus kepada orang yang rendah hati, tetapi Ia menentang orang yang sombong.” Sebab itu, dengan rendah hati serahkanlah diri Saudara kepada Allah. Lawanlah Iblis, maka Iblis akan melarikan diri dari Saudara. Dekatilah Allah, dan Allah akan mendekati Saudara. Basuhlah tangan Saudara, hai orang berdosa, penuhilah hati Saudara hanya dengan Allah saja untuk menjadikannya bersih dan setia kepada-Nya. Biarlah air mata bercucuran karena perbuatan salah yang telah Saudara lakukan. Biarlah ada penyesalan dan dukacita yang sesungguhnya. Biarlah kesedihan menggantikan gelak tawa dan kemurungan menggantikan sukaria. Apabila Saudara insaf bahwa Saudara tidak layak di hadapan Tuhan, Ia akan mengangkat dan membesarkan hati Saudara serta menolong Saudara. Janganlah saling mencela dan saling memfitnah, hai Saudara sekalian yang saya kasihi. Jikalau Saudara mencela dan memfitnah, maka Saudara melawan hukum Allah mengenai keharusan saling mengasihi, dan Saudara menyatakan bahwa hukum itu salah. Kewajiban Saudara ialah menaati hukum, dan bukan menentukan apakah hukum itu benar atau salah. Karena hanya satu yang memberikan hukum dan satu Hakim—dan itu adalah Allah. Hanyalah Dia yang berkuasa menghukum atau membebaskan. Jadi, apa hak Saudara untuk menghakimi orang lain?

Yakobus 4:1-12 Perjanjian Baru: Alkitab Mudah Dibaca (AMD)

Apakah kamu tahu dari mana datangnya pertikaian dan pertengkaran? Semuanya datang karena keinginan diri sendiri yang berperang di dalam dirimu? Kamu menginginkan sesuatu, tetapi kamu tidak mendapatkannya, jadi kamu membunuh mereka. Kamu menjadi iri hati terhadap orang lain, tetapi kamu tetap tidak mendapatkan apa yang mereka miliki. Jadi, kamu berkelahi dan bertengkar dengan mereka. Kamu tidak mendapatkan apa yang kamu inginkan karena kamu tidak memohon kepada Tuhan. Atau ketika kamu minta, kamu tidak mendapat apa pun, karena kamu meminta dengan alasan yang salah. Kamu hanya ingin memakainya untuk kesenanganmu sendiri. Kalian adalah orang yang tidak setia kepada Allah! Tidakkah kamu tahu bahwa kesukaan akan dunia berarti kebencian pada Allah? Jadi, siapa yang ingin berteman dengan dunia yang jahat ini menjadi musuh Allah. Apakah kamu berpikir Kitab Suci tidak berarti apa-apa bagimu? Apakah kamu mengira Roh yang Ia tempatkan di dalam kita harus dikuasai oleh keinginan-keinginan yang penuh iri hati? Tentu saja tidak! Akan tetapi, kamu bisa berharap supaya Allah memberikan kepadamu hal-hal yang lebih besar. Seperti Kitab Suci berkata, “Allah menentang orang yang sombong, tetapi Ia memberikan berkat kepada orang yang rendah hati.” Jadi, serahkanlah dirimu kepada Allah. Lawanlah Iblis, maka ia akan lari darimu. Dekatilah Allah, maka Ia juga akan mendekatimu. Kamu orang berdosa, bersihkanlah dosa dari hidupmu. Kamu berusaha mengikuti Allah dan dunia pada waktu yang bersamaan. Bersihkanlah pikiranmu. Berdukalah, sesalkanlah dosamu dan menangislah! Ubahlah kegembiraanmu menjadi tangisan. Ubahlah sukacitamu menjadi dukacita. Rendahkan hatimu di hadapan Tuhan, dan Ia akan meninggikanmu. Saudara-saudari, janganlah saling memfitnah. Jika kamu mencela saudara atau saudarimu atau menghakimi mereka, maka kamu mencela dan mengadili hukum yang mereka ikuti. Dan jika kamu mengadili hukum, kamu bukan penurut hukum lagi. Kamu telah menjadi hakimnya. Allahlah yang memberikan hukum kepada kita dan Dialah Hakimnya. Allahlah yang dapat menyelamatkan dan membinasakan. Jadi, kamu tidak berhak untuk menghakimi orang.