Lukas 23:26-56

Lukas 23:26-56 Terjemahan Sederhana Indonesia (TSI)

Sesudah Yesus dicambuki, tentara-tentara Romawi menggiring Dia ke luar dari kota Yerusalem. Yesus memikul sendiri kayu salib-Nya. Tetapi ketika tentara-tentara itu melihat seseorang bernama Simon— yang berasal dari kota Kirene dan kebetulan sedang berjalan masuk ke Yerusalem— mereka memaksa dia untuk memikul salib Yesus itu dengan berjalan di belakang-Nya. Banyak sekali orang mengikuti Yesus, termasuk para perempuan yang menangisi dan meratapi penderitaan-Nya. Tetapi Yesus berpaling kepada mereka dan berkata, “Hai ibu-ibu Yerusalem, janganlah menangisi Aku. Tangisilah diri kalian sendiri dan anak-anak kalian. Karena akan tiba waktunya Allah menghukum kota ini. Dan pada waktu itu orang-orang akan berkata, ‘Berbahagialah para ibu mandul yang tidak pernah hamil, tidak pernah melahirkan, atau tidak pernah menyusui.’ Karena kesusahan yang akan terjadi saat itu sangat mengerikan sehingga penduduk daerah ini akan berteriak, ‘Hai gunung-gunung dan bukit-bukit, runtuhlah menimpa kami!’ Sebab kalau sekarang orang-orang memperlakukan Aku seperti ini, coba bayangkan sehebat apa kejahatan yang akan dilakukan manusia ketika sudah tiba masanya!” Para tentara itu juga menggiring dua orang penjahat yang sudah dijatuhi hukuman mati untuk disalibkan bersama dengan Yesus. Sesudah tiba di tempat yang bernama Tengkorak, tentara-tentara itu menyalibkan Yesus dan kedua penjahat tersebut, yang seorang disalibkan di sebelah kanan-Nya, dan yang seorang lagi di sebelah kiri-Nya. Kemudian Yesus berkata, “Bapa, ampunilah orang-orang ini, karena mereka tidak tahu apa yang mereka lakukan.” Lalu para tentara itu membagi-bagi pakaian-Nya dengan cara membuang undi. Orang banyak yang ada di sana berdiri dan menyaksikan semua kejadian itu. Para pemimpin Yahudi terus mengejek Dia dengan berkata, “Orang lain dia selamatkan. Biarlah sekarang dia menyelamatkan dirinya sendiri kalau memang benar dia Kristus yang dipilih dan diutus oleh Allah.” Para tentara juga mengolok-olok Dia. Beberapa kali mereka mendekati-Nya dan menawarkan anggur asam kepada-Nya dengan berkata, “Kalau benar kamu ini raja orang Yahudi, selamatkanlah dirimu!” Pada bagian atas salib Yesus, yaitu di atas kepala-Nya, terpasang papan yang bertuliskan, “Inilah raja orang Yahudi”— yang ditulis dalam bahasa Yunani, Latin, dan Ibrani. Salah satu penjahat yang disalibkan bersama Yesus juga mulai menghina Dia dengan berkata, “Hei! Kamu ini Kristus, bukan?! Selamatkanlah dirimu dan kami juga!” Namun penjahat yang satu lagi menegur dia, “Jangan berkata begitu! Apa kamu tidak takut kepada Allah?! Lihat, kita bertiga ini sama-sama dihukum mati, tetapi hanya kamu dan aku yang pantas menerima hukuman ini karena kita memang berbuat jahat, sedangkan Yesus itu sama sekali tidak bersalah!” Lalu dia berkata kepada Yesus, “Ya Tuhan, tolong ingat saya ketika Engkau sudah memerintah sebagai Raja!” Yesus menjawabnya, “Sesungguhnya Aku menegaskan kepadamu, hari ini juga kamu akan bersama dengan Aku di Firdaus.” Kira-kira jam dua belas siang, tiba-tiba matahari berhenti bersinar, sehingga seluruh daerah itu menjadi gelap sampai jam tiga sore. Keajaiban lain yang terjadi adalah tirai yang tergantung pada pintu ruang kudus di dalam rumah Allah robek sendiri dari atas sampai ke bawah menjadi dua bagian. Lalu Yesus berseru dengan suara keras, “Bapa, Aku serahkan jiwa-Ku kepada-Mu.” Sesudah berkata begitu, Dia menghembuskan nafas terakhir. Ketika komandan kompi yang mengawasi penyaliban melihat kejadian itu, dia memuji Allah dengan berkata, “Sungguh, orang ini tidak bersalah.” Sesudah melihat kejadian-kejadian itu, semua orang yang berkumpul menyaksikan penyaliban tadi pulang dengan sangat sedih dan menyesal. Semua pengikut Yesus menyaksikan seluruh peristiwa itu dari kejauhan, termasuk para perempuan yang sudah menyertai Dia dari Galilea. Ada seorang laki-laki bernama Yusuf yang berasal dari kota Arimatea di provinsi Yudea. Dia orang baik dan jujur yang juga menanti-nantikan saatnya Allah mendirikan kerajaan-Nya dengan nyata di dunia ini. Dia anggota sidang Mahkamah Agama Yahudi, tetapi dia tidak setuju atas keputusan dan tindakan sidang itu terhadap Yesus. Jadi, segera sesudah Yesus mati, Yusuf pergi menghadap Pilatus untuk memohon izin supaya dia bisa menguburkan mayat Yesus. Atas izin Pilatus, Yusuf dibantu beberapa orang lain menurunkan mayat-Nya, lalu membungkus-Nya dengan kain kafan yang terbuat dari linen. Mereka meletakkan-Nya di dalam kuburan yang dibuat seperti gua di dalam bukit batu. Kuburan itu masih baru dan belum pernah dipakai. Hal-hal itu dilakukan pada hari Jumat sore menjelang tibanya hari Sabat. Para perempuan yang menyertai Yesus dari Galilea itu mengikuti Yusuf dari jauh, dan melihat kuburan Yesus, juga menyaksikan bagaimana Yusuf meletakkan mayat Yesus di situ. Kemudian mereka kembali ke Yerusalem untuk menyiapkan rempah-rempah harum dan minyak mur untuk mengurapi mayat Yesus dengan baik sesuai kebiasaan orang Yahudi. Dan pada hari Sabat mereka beristirahat menaati hukum Taurat.

Lukas 23:26-56 Alkitab Terjemahan Baru (TB)

Ketika mereka membawa Yesus, mereka menahan seorang yang bernama Simon dari Kirene, yang baru datang dari luar kota, lalu diletakkan salib itu di atas bahunya, supaya dipikulnya sambil mengikuti Yesus. Sejumlah besar orang mengikuti Dia; di antaranya banyak perempuan yang menangisi dan meratapi Dia. Yesus berpaling kepada mereka dan berkata: ”Hai puteri-puteri Yerusalem, janganlah kamu menangisi Aku, melainkan tangisilah dirimu sendiri dan anak-anakmu! Sebab lihat, akan tiba masanya orang berkata: Berbahagialah perempuan mandul dan yang rahimnya tidak pernah melahirkan, dan yang susunya tidak pernah menyusui. Maka orang akan mulai berkata kepada gunung-gunung: Runtuhlah menimpa kami! dan kepada bukit-bukit: Timbunilah kami! Sebab jikalau orang berbuat demikian dengan kayu hidup, apakah yang akan terjadi dengan kayu kering?” Dan ada juga digiring dua orang lain, yaitu dua penjahat untuk dihukum mati bersama-sama dengan Dia. Ketika mereka sampai di tempat yang bernama Tengkorak, mereka menyalibkan Yesus di situ dan juga kedua orang penjahat itu, yang seorang di sebelah kanan-Nya dan yang lain di sebelah kiri-Nya. Yesus berkata: ”Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.” Dan mereka membuang undi untuk membagi pakaian-Nya. Orang banyak berdiri di situ dan melihat semuanya. Pemimpin-pemimpin mengejek Dia, katanya: ”Orang lain Ia selamatkan, biarlah sekarang Ia menyelamatkan diri-Nya sendiri, jika Ia adalah Mesias, orang yang dipilih Allah.” Juga prajurit-prajurit mengolok-olokkan Dia; mereka mengunjukkan anggur asam kepada-Nya dan berkata: ”Jika Engkau adalah raja orang Yahudi, selamatkanlah diri-Mu!” Ada juga tulisan di atas kepala-Nya: ”Inilah raja orang Yahudi”. Seorang dari penjahat yang di gantung itu menghujat Dia, katanya: ”Bukankah Engkau adalah Kristus? Selamatkanlah diri-Mu dan kami!” Tetapi yang seorang menegor dia, katanya: ”Tidakkah engkau takut, juga tidak kepada Allah, sedang engkau menerima hukuman yang sama? Kita memang selayaknya dihukum, sebab kita menerima balasan yang setimpal dengan perbuatan kita, tetapi orang ini tidak berbuat sesuatu yang salah.” Lalu ia berkata: ”Yesus, ingatlah akan aku, apabila Engkau datang sebagai Raja.” Kata Yesus kepadanya: ”Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus.” Ketika itu hari sudah kira-kira jam dua belas, lalu kegelapan meliputi seluruh daerah itu sampai jam tiga, sebab matahari tidak bersinar. Dan tabir Bait Suci terbelah dua. Lalu Yesus berseru dengan suara nyaring: ”Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku.” Dan sesudah berkata demikian Ia menyerahkan nyawa-Nya. Ketika kepala pasukan melihat apa yang terjadi, ia memuliakan Allah, katanya: ”Sungguh, orang ini adalah orang benar!” Dan sesudah seluruh orang banyak, yang datang berkerumun di situ untuk tontonan itu, melihat apa yang terjadi itu, pulanglah mereka sambil memukul-mukul diri. Semua orang yang mengenal Yesus dari dekat, termasuk perempuan-perempuan yang mengikuti Dia dari Galilea, berdiri jauh-jauh dan melihat semuanya itu. Adalah seorang yang bernama Yusuf. Ia anggota Majelis Besar, dan seorang yang baik lagi benar. Ia tidak setuju dengan putusan dan tindakan Majelis itu. Ia berasal dari Arimatea, sebuah kota Yahudi dan ia menanti-nantikan Kerajaan Allah. Ia pergi menghadap Pilatus dan meminta mayat Yesus. Dan sesudah ia menurunkan mayat itu, ia mengapaninya dengan kain lenan, lalu membaringkannya di dalam kubur yang digali di dalam bukit batu, di mana belum pernah dibaringkan mayat. Hari itu adalah hari persiapan dan sabat hampir mulai. Dan perempuan-perempuan yang datang bersama-sama dengan Yesus dari Galilea, ikut serta dan mereka melihat kubur itu dan bagaimana mayat-Nya dibaringkan. Dan setelah pulang, mereka menyediakan rempah-rempah dan minyak mur.

Lukas 23:26-56 Alkitab dalam Bahasa Indonesia Masa Kini (BIMK)

Maka Yesus pun dibawa oleh mereka. Di tengah jalan, mereka berjumpa dengan seorang yang bernama Simon, yang berasal dari Kirene, yang sedang masuk ke kota. Mereka menangkap dia, lalu memaksa dia memikul kayu salib itu di belakang Yesus. Banyak orang turut berjalan di belakang Yesus -- di antaranya ada juga beberapa wanita. Wanita-wanita itu menangisi dan meratapi Yesus. Tetapi Yesus menoleh kepada mereka dan berkata, “Wanita-wanita Yerusalem! Janganlah menangisi Aku. Tangisilah dirimu sendiri dan anak-anakmu. Sebab akan datang waktunya orang akan berkata, ‘Alangkah beruntungnya wanita-wanita yang tidak pernah mengandung, yang tidak pernah mempunyai anak dan tidak pernah menyusui bayi!’ Pada waktu itulah orang akan berkata kepada gunung-gunung, ‘Timpalah kami!’ Dan kepada bukit-bukit, ‘Timbunilah kami!’ Sebab kalau terhadap kayu yang masih hidup, orang sudah berbuat seperti ini, apa pula yang akan dilakukan mereka terhadap kayu yang sudah kering!” Ada pula dua orang lain -- kedua-duanya penjahat -- yang dibawa mereka untuk dihukum mati bersama-sama dengan Yesus. Ketika sampai di tempat yang disebut “Tengkorak”, mereka menyalibkan Yesus dan kedua penjahat itu -- seorang di sebelah kanan dan seorang lagi di sebelah kiri Yesus. Lalu Yesus berdoa, “Bapa, ampunilah mereka! Mereka tidak tahu apa yang mereka buat.” Pakaian Yesus dibagi-bagi di situ di antara mereka dengan undian. Orang-orang berdiri di situ sambil menonton, sementara pemimpin-pemimpin Yahudi mengejek Yesus dengan berkata, “Ia sudah menyelamatkan orang lain; cobalah sekarang Ia menyelamatkan diri-Nya sendiri, kalau Ia benar-benar Raja Penyelamat yang dipilih Allah!” Prajurit-prajurit pun mengejek Dia. Mereka datang dan memberi anggur asam kepada-Nya serta berkata, “Kalau Engkau raja orang Yahudi, selamatkanlah diri-Mu!” Di sebelah atas kayu salib Yesus, tertulis kata-kata ini: “Inilah Raja Orang Yahudi.” Salah seorang penjahat yang disalibkan di situ menghina Yesus. Ia berkata, “Engkau Raja Penyelamat, bukan? Nah, selamatkanlah diri-Mu dan kami!” Tetapi penjahat yang satu lagi menegur kawannya itu, katanya, “Apa kau tidak takut kepada Allah? Engkau sama-sama dihukum mati seperti Dia. Hanya hukuman kita berdua memang setimpal dengan perbuatan kita. Tetapi Dia sama sekali tidak bersalah!” Lalu ia berkata, “Yesus, ingatlah saya, kalau Engkau datang sebagai Raja!” “Percayalah,” kata Yesus kepadanya, “hari ini engkau akan bersama Aku di Firdaus.” Kira-kira pukul dua belas tengah hari, matahari tidak bersinar, dan seluruh negeri itu menjadi gelap sekali sampai pukul tiga sore. Gorden yang tergantung di dalam Rumah Tuhan, sobek menjadi dua. Lalu Yesus berteriak dengan suara keras, “Bapa! Ke dalam tangan-Mu Kuserahkan diri-Ku!” Setelah berkata begitu, Ia pun meninggal. Ketika perwira pasukan melihat apa yang sudah terjadi, ia memuji Allah. Lalu ia berkata, “Sungguh, Dia tidak bersalah!” Orang banyak yang datang di situ untuk menonton, melihat apa yang terjadi. Mereka semua pulang dengan hati yang sangat menyesal. Dan semua kenalan Yesus, termasuk wanita-wanita yang mengikuti Dia dari Galilea, berdiri dari jauh dan melihat semuanya itu. Ada seorang bernama Yusuf, yang berasal dari kota Arimatea di negeri Yudea. Ia seorang baik yang dihormati orang, dan yang sedang menantikan masanya Allah mulai memerintah sebagai Raja. Meskipun ia anggota Mahkamah Agama, ia tidak setuju dengan keputusan dan tindakan mahkamah itu. Yusuf ini pergi menghadap Pilatus dan minta supaya jenazah Yesus diberikan kepadanya. Kemudian ia menurunkan jenazah Yesus dari kayu salib, lalu membungkusnya dengan kain kafan dari linen. Sesudah itu ia meletakkannya di dalam kuburan yang dibuat di dalam bukit batu -- kuburan itu belum pernah dipakai. Hari itu hari Jumat; dan hari Sabat hampir mulai. Wanita-wanita yang datang dengan Yesus dari Galilea mengikuti Yusuf dan melihat kuburan itu. Mereka melihat juga bagaimana jenazah Yesus diletakkan di dalam kubur. Kemudian mereka pulang lalu menyiapkan ramuan-ramuan dan minyak wangi untuk meminyaki jenazah Yesus. Pada hari Sabat, mereka berhenti bekerja untuk mentaati hukum agama.

Lukas 23:26-56 Firman Allah Yang Hidup (FAYH)

Sementara orang banyak itu menggiring Yesus ke tempat penyaliban, Simon dari Kirene, yang baru saja tiba di Yerusalem dari luar kota, dipaksa ikut untuk memikul salib Yesus. Banyak sekali orang yang mengikuti Yesus. Di antara mereka ada banyak wanita yang sangat berduka. Tetapi Yesus menoleh serta berkata kepada mereka, “Hai Putri-Putri Yerusalem, jangan menangisi Aku, tetapi tangisilah dirimu sendiri serta anak-anakmu. Karena waktunya akan tiba, bahwa wanita-wanita yang mandul akan dianggap sangat beruntung. Umat manusia akan meminta agar gunung-gunung menimpa serta menghancurkan mereka, dan bukit-bukit menimbuni mereka. Sebab jika orang benar harus menderita seperti yang kamu lihat pada-Ku, maka apa yang akan terjadi terhadap yang jahat?” Dua orang penjahat digiring untuk dihukum bersama-sama dengan Yesus di tempat yang bernama “Tengkorak”. Di situ ketiganya disalibkan—Yesus di tengah, dan kedua penjahat itu di kiri kanan-Nya. “Bapa, ampunilah orang-orang ini,” kata Yesus, “sebab mereka tidak tahu apa yang mereka lakukan.” Lalu para prajurit membagi-bagi pakaian-Nya dengan membuang undi. Orang banyak menonton. Dan para pemimpin orang Yahudi tertawa sambil mengejek, “Ia pandai menolong orang lain,” kata mereka. “Coba kita lihat! Ia tentu dapat menyelamatkan diri-Nya sendiri, kalau Ia benar-benar Mesias, Pilihan Allah.” Para prajurit juga mengejek Dia dengan menawarkan anggur masam kepada-Nya. Mereka berseru, “Kalau Engkau Raja Orang Yahudi, selamatkanlah diri-Mu!” Di bagian atas salib dipasang sebuah papan bertuliskan “INILAH RAJA ORANG YAHUDI”. Salah seorang penjahat yang disalibkan di samping Yesus mengejek, “Bukankah Engkau ini Mesias? Kalau begitu, buktikanlah dengan menyelamatkan diri-Mu, dan kami juga!” Tetapi penjahat yang lain menegur dia. “Tidakkah engkau takut akan Allah? Engkau dihukum mati seperti Ia. Memang sepantasnyalah kita mati, sebab perbuatan kita jahat, tetapi Orang ini tidak pernah berbuat suatu kejahatan apa pun.” Kemudian ia berkata, “Yesus, ingatlah akan saya bila Engkau memasuki Kerajaan-Mu.” Yesus menyahut, “Sesungguhnya, pada hari ini juga engkau akan bersama-sama dengan Aku di Firdaus.” Saat itu menjelang tengah hari, tetapi seluruh negeri diliputi kegelapan sampai pukul tiga petang. Matahari tidak bersinar dan tirai tebal yang tergantung di Bait Allah terbelah dua. Kemudian Yesus berseru, “Bapa, Aku menyerahkan roh-Ku kepada-Mu.” Setelah mengucapkan kata-kata itu, Ia melepaskan nyawa-Nya. Kepala pasukan Romawi yang melaksanakan hukuman mati itu melihat apa yang telah terjadi. Ia diliputi rasa gentar dan takut akan Allah serta berkata, “Sesungguhnyalah, Orang ini tidak bersalah.” Ketika orang banyak yang datang untuk menyaksikan penyaliban itu melihat Yesus sudah mati, mereka pulang dengan sangat berdukacita. Sementara itu sahabat-sahabat Yesus, termasuk beberapa wanita yang telah mengikuti Dia dari Galilea, berdiri melihat dari jauh. Kemudian Yusuf dari Kota Arimatea di Yudea, seorang anggota Mahkamah Agama, pergi menghadap Pilatus meminta mayat Yesus. Ia orang saleh yang menanti-nantikan kedatangan Mesias. Ia tidak setuju dengan keputusan dan tindakan para pemimpin Yahudi. Ia menurunkan mayat Yesus, lalu membungkusnya dengan kain linen serta membaringkannya di dalam sebuah kubur di sebuah bukit batu. Kubur itu belum pernah dipakai. Semua ini terjadi pada hari Jumat petang, yaitu hari persiapan untuk hari Sabat. Wanita-wanita dari Galilea mengikuti serta menyaksikan mayat Yesus dibawa dan dibaringkan di dalam kubur. Kemudian mereka pulang dan menyiapkan rempah-rempah serta minyak harum untuk mengurapi mayat Yesus. Tetapi, ketika segala sesuatunya sudah siap, hari Sabat tiba. Jadi, sepanjang hari itu mereka beristirahat menurut peraturan hukum Yahudi.

Lukas 23:26-56 Perjanjian Baru: Alkitab Mudah Dibaca (AMD)

Para tentara membawa Yesus pergi. Pada saat yang sama ada seorang dari Kirene bernama Simon baru datang dari luar kota. Mereka memaksanya untuk memikul kayu salib Yesus dan berjalan di belakang-Nya. Sejumlah besar orang mengikuti Yesus. Beberapa perempuan sedih dan menangis. Mereka merasa kasihan kepada-Nya. Tetapi Yesus menoleh dan berkata kepada mereka, “Hai putri-putri Yerusalem, janganlah menangisi Aku. Tangisilah dirimu sendiri dan anak-anakmu juga. Waktunya akan datang ketika orang-orang akan berkata, ‘Perempuan-perempuan yang tidak bisa mempunyai bayi adalah mereka yang diberkati Allah. Mereka sungguh diberkati karena tidak mempunyai anak-anak untuk dirawat.’ Kemudian orang-orang akan berkata kepada gunung-gunung, ‘Runtuhlah ke atas kami!’ Mereka juga akan berkata kepada bukit-bukit, ‘Timbunilah kami!’ Jika ini bisa terjadi pada orang benar, apa yang akan terjadi kepada mereka yang bersalah?” Ada juga dua orang penjahat yang dibawa bersama Yesus untuk dihukum mati. Mereka dibawa ke tempat yang bernama “Tengkorak”. Di sanalah para tentara menyalibkan Yesus. Mereka juga menyalibkan kedua penjahat itu di samping Yesus. Seorang disalibkan di sebelah kanan, dan seorang lainnya di sebelah kiri. [Dan Yesus berkata, “Ya Bapa, ampunilah orang-orang ini, karena mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.”] Sementara itu, para tentara membuang undian untuk membagi pakaian Yesus. Orang-orang berdiri di sana menyaksikan semuanya. Para pemimpin mengejek Yesus. Mereka berkata, “Jika Ia adalah Mesias itu, Yang Dipilih oleh Allah, maka biarlah Ia menyelamatkan diri-Nya sendiri. Bukankah Ia menyelamatkan orang lain?” Bahkan tentara-tentara itu menertawakan Yesus dan menghina-Nya. Mereka mendekati-Nya dan menawarkan anggur asam kepada-Nya. Kata mereka, “Jika Engkau adalah raja orang Yahudi, selamatkanlah diri-Mu!” Pada bagian atas kayu salib kata-kata ini dituliskan INILAH RAJA ORANG YAHUDI. Salah satu dari penjahat yang disalibkan di sana mulai menghina Yesus, “Bukankah Engkau Mesias? Kalau begitu selamatkanlah diri-Mu, dan selamatkanlah juga kami!” Tetapi penjahat lainnya menegurnya. Ia berkata, “Seharusnya kamu takut kepada Allah. Kita semua akan segera mati. Kamu dan aku memang bersalah. Kita pantas mati karena kesalahan kita. Tetapi Orang ini tidak melakukan sesuatu yang salah.” Lalu ia berkata, “Yesus, ingatlah aku saat Engkau mulai memerintah sebagai seorang Raja!” Lalu Yesus berkata kepadanya, “Aku bilang kepadamu dengan pasti, hari ini juga kamu akan bersama dengan-Ku di Firdaus.” Waktu itu sekitar siang hari, tapi hari berubah menjadi gelap di seluruh daerah itu sampai jam tiga sore, karena matahari berhenti bersinar. Tirai di dalam Bait Allah robek menjadi dua. Yesus berseru dengan suara nyaring, “Ya Bapa, Aku menyerahkan hidup-Ku ke dalam tangan-Mu!” Sesudah Yesus menyerukan ini, Ia meninggal. Ketika kepala pasukan di situ melihat apa yang terjadi, ia memuji Allah dan berkata, “Aku tahu Orang ini adalah orang benar!” Banyak orang datang dari kota untuk menyaksikan peristiwa itu. Ketika mereka lihat kejadian itu, mereka sangat menyesal dan pergi. Semua orang yang dekat dengan Yesus ada di sana. Demikian juga, ada beberapa perempuan yang telah mengikuti-Nya dari Galilea. Mereka semua berdiri jauh dari kayu salib dan menyaksikan semuanya itu. Ada seorang bernama Yusuf yang datang dari kota Arimatea. Ia orang baik yang hidup sesuai dengan jalan yang Allah inginkan. Ia sedang menantikan kedatangan Kerajaan Allah. Yusuf adalah seorang anggota Majelis Yahudi. Namun, ia tidak setuju ketika para pemimpin Yahudi lainnya memutuskan untuk membunuh Yesus. Ia menemui Pilatus dan minta mayat Yesus. Ia menurunkan mayat Yesus dari kayu salib dan membungkus-Nya dalam kain halus. Kemudian ia membaringkan-Nya dalam kubur yang digali dari bukit batu. Kubur itu belum pernah dipakai sebelumnya. Saat itu, Hari Persiapan hampir selesai. Hari Sabat dimulai ketika matahari terbenam. Perempuan-perempuan yang datang dari Galilea bersama Yesus mengikuti Yusuf. Mereka melihat kubur itu. Di dalamnya mereka lihat di mana ia meletakkan tubuh Yesus. Kemudian mereka pulang untuk menyiapkan rempah-rempah dan minyak untuk mengolesi tubuh Yesus. Pada hari Sabat mereka beristirahat, sesuai dengan Hukum Musa.