Lukas 9:28-62

Lukas 9:28-62 Terjemahan Sederhana Indonesia (TSI)

Kira-kira seminggu sesudah Yesus berbicara tentang hal-hal itu, Dia mengajak Petrus, Yohanes, dan Yakobus naik ke atas gunung untuk berdoa. Sewaktu Dia sedang berdoa, wajah-Nya berubah, dan pakaian-Nya menjadi putih bersinar. Tiba-tiba tampaklah dua orang sedang bercakap-cakap dengan-Nya, yaitu Musa dan Elia. Mereka bersinar dengan kemuliaan surgawi dan berbicara dengan Yesus tentang bagaimana Dia akan menggenapi rencana Allah dengan kematian-Nya di Yerusalem. Pada waktu itu Petrus dan kedua murid yang lain sedang tidur nyenyak. Ketika mereka terbangun, mereka melihat Yesus bersinar dengan kemuliaan surgawi bersama kedua orang yang berdiri di dekat-Nya. Saat Musa dan Elia hendak meninggalkan Yesus, Petrus berkata kepada-Nya, “Wah Guru, indah sekali kita berada di sini! Kami akan membuat tiga pondok, satu untuk Engkau, satu untuk Musa, dan satu lagi untuk Elia.” (Sebenarnya Petrus asal bicara saja.) Sewaktu dia mengucapkan itu, turunlah awan ke atas mereka. Ketiga murid itu pun ketakutan karena awan itu mengelilingi mereka. Kemudian dari awan itu terdengarlah suara yang berkata, “Inilah Anak-Ku yang sangat Aku kasihi. Taatilah Dia.” Sesudah suara itu menghilang, mereka hanya melihat Yesus sendirian di situ. Setelah kejadian tersebut, cukup lama ketiga murid itu tidak menceritakan kepada siapa pun tentang apa yang sudah mereka saksikan. Besoknya, ketika Yesus dan ketiga murid-Nya baru turun dari gunung, orang banyak datang berbondong-bondong menemui Yesus. Tiba-tiba seorang laki-laki dari antara kerumunan itu berteriak, “Guru, tolonglah anak saya! Dia anak saya satu-satunya. Dia sering diserang roh jahat sehingga berteriak-teriak, badannya kejang-kejang, dan mulutnya berbusa. Roh jahat itu jarang sekali meninggalkannya dan terus saja menyiksa dia. Saya sudah meminta murid-murid-Mu untuk mengusir roh itu, tetapi mereka tidak bisa.” Lalu Yesus berkata kepada mereka, “Bukan main! Kalian ini sesat dan tidak percaya kepada Allah! Sampai kapan Aku harus bersabar terhadap kalian! Bukankah sudah cukup lama Aku tinggal bersama kalian! Bawalah anakmu kemari.” Pada waktu anak itu sedang mendekati Yesus, setan yang ada padanya membanting dia ke tanah dan membuatnya kejang-kejang. Tetapi Yesus memerintahkan roh jahat itu keluar dan Dia menyembuhkan anak itu, lalu menyerahkannya kembali kepada ayahnya. Semua orang sangat terheran-heran, karena mereka menyadari bahwa mereka sudah melihat kuasa Allah yang luar biasa. Sementara orang-orang masih takjub atas semua yang Yesus lakukan, berbicaralah Dia kepada murid-murid-Nya: “Pasanglah telingamu baik-baik: Aku, Sang Anak Adam, akan segera diserahkan kepada para penguasa dunia.” Tetapi murid-murid-Nya tidak mengerti maksud perkataan itu. Memang Allah merahasiakannya dari mereka sehingga mereka tidak dapat mengerti. Tetapi mereka juga takut menanyakan kepada Yesus apa arti perkataan-Nya itu. Suatu hari terjadilah perselisihan di antara murid-murid Yesus tentang siapa yang nomor satu di antara mereka. Tetapi Yesus mengetahui isi hati mereka. Maka Dia mengajak seorang anak berdiri di samping-Nya, lalu berkata kepada mereka, “Kalau kamu menerima dan melayani anak kecil seperti ini dengan alasan untuk memuliakan Aku, berarti kamu sudah menerima dan melayani Aku. Dan kalau kamu sudah melayani Aku, berarti kamu juga sudah melayani Allah yang mengutus Aku ke dunia ini. Karena siapa yang paling melayani dan merendahkan diri di antara kalian, dialah yang akan menjadi nomor satu.” Yohanes berkata, “Guru, kami melihat seseorang mengusir setan-setan dengan memakai nama-Mu. Lalu kami melarang dia, karena dia bukan termasuk kelompok kita.” Tetapi jawab Yesus kepadanya, “Jangan larang dia. Karena siapa yang tidak melawan kita, berarti dia ada di pihak kita.” Ketika hampir tiba waktunya Yesus terangkat ke surga, Dia bertekad pergi ke Yerusalem. Yesus pun mengutus beberapa orang mendahului-Nya untuk mempersiapkan beberapa hal bagi Dia. Lalu pergilah mereka. Tetapi ketika mereka masuk ke sebuah desa di daerah Samaria, orang-orang di desa itu tidak mau menerima Yesus karena Dia dalam perjalanan menuju Yerusalem. Melihat penolakan itu, Yakobus dan Yohanes berkata, “Tuhan, maukah Engkau supaya kami menyuruh api turun dari langit membinasakan mereka, seperti yang pernah dilakukan Elia?” Lalu Yesus menoleh dan menegur mereka, “Sikap macam apa yang ada di hatimu itu?! Aku, Sang Anak Adam, datang bukan untuk membinasakan orang, tetapi untuk menyelamatkan mereka.” Kemudian Yesus dan murid-murid-Nya melanjutkan perjalanan ke desa yang lain. Dalam perjalanan itu, seseorang berkata kepada Yesus, “Pak, saya akan mengikut engkau ke mana saja engkau pergi.” Jawab Yesus kepadanya, “Anjing hutan mempunyai liang dan burung mempunyai sarang, tetapi Aku, Sang Anak Adam, tidak mempunyai tempat untuk beristirahat.” Kepada orang lain Dia berkata, “Ikutlah Aku!” Tetapi jawab orang itu, “Tuan, izinkanlah saya pulang dulu. Setelah ayah saya meninggal dan dikuburkan, saya akan mengikut engkau.” Lalu Yesus berkata kepada orang itu, “Biarkanlah orang-orang yang mati secara rohani menunggu kematian sesama mereka! Tetapi kamu, pergilah dan teruslah beritakan tentang kerajaan Allah ke mana-mana.” Seseorang yang lain lagi berkata, “Tuan, saya mau mengikut engkau, tetapi izinkanlah saya pamit dulu kepada keluarga saya.” Jawab Yesus kepadanya, “Orang yang mau mengikut Aku tetapi tidak sungguh-sungguh memusatkan perhatiannya kepada-Ku tidak pantas menjadi utusan bagi kerajaan Allah.”

Lukas 9:28-62 Firman Allah Yang Hidup (FAYH)

Delapan hari kemudian Ia membawa Petrus, Yakobus, dan Yohanes ke bukit untuk berdoa. Pada waktu Ia berdoa, wajah-Nya bersinar dan pakaian-Nya putih berkilau-kilauan. Kemudian muncul dua orang bercakap-cakap dengan Yesus. Mereka adalah Musa dan Elia. Rupa mereka sangat mengagumkan, penuh dengan kemuliaan. Mereka berbicara tentang kematian Yesus di Yerusalem yang akan dialami-Nya sesuai dengan rencana Allah. Petrus dan kedua temannya sangat mengantuk dan mereka tertidur. Ketika terbangun, mereka melihat Yesus diliputi kecemerlangan serta kemuliaan, dan dua orang berdiri dengan Dia. Pada waktu Musa dan Elia akan meninggalkan mereka, Petrus yang kebingungan dan tidak tahu apa yang harus dikatakannya, berseru, “Guru, hebat sekali ini! Kami akan membuat tiga buah pondok di sini, satu untukmu, satu untuk Musa, dan satu lagi untuk Elia!” Sementara ia masih berkata-kata, ada awan terang yang turun menyelubungi mereka dan mereka diliputi rasa takut. Lalu dari dalam awan itu terdengar suara, “Inilah Anak-Ku, Pilihan-Ku, dengarkanlah Dia.” Ketika suara itu menghilang, hanya Yesus serta murid-murid-Nya saja yang ada di situ. Mereka merahasiakan apa yang telah mereka lihat. Lama sesudahnya barulah mereka menceritakannya. Keesokan harinya, ketika mereka turun dari bukit, orang banyak menemui Yesus. Seorang dari antara orang banyak itu berseru kepada-Nya, “Guru, ini anak tunggal saya. Setan terus-menerus mencengkeram dia, membuat dia berteriak-teriak dan kejang sampai mulutnya berbuih. Setan itu selalu memukul dia dan tidak mau melepaskannya. Saya mohon kepada murid-murid-Mu agar mengusir setan itu, tetapi mereka tidak sanggup.” “Hai kalian, orang-orang yang tidak beriman dan keras kepala,” kata Yesus kepada murid-murid-Nya, “Berapa lama lagi Aku harus bersama kalian dan bersabar terhadap kalian? Bawalah anak itu kemari!” Pada waktu anak itu menghampiri Dia, setan menghempaskannya ke tanah dan membuat dia kejang. Tetapi Yesus memerintahkan setan itu agar keluar. Ia menyembuhkan anak itu, lalu menyerahkan dia kepada ayahnya. Orang-orang yang melihat kenyataan kuasa Allah itu dicekam rasa takut dan gentar. Sementara orang sedang membicarakan semua keajaiban yang telah dilakukan-Nya, Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Dengarkan Aku dan camkan apa yang akan Kukatakan. Aku, Anak Manusia, akan dikhianati.” Tetapi mereka tidak mengerti apa yang dimaksudkan-Nya, karena pikiran mereka tertutup dan mereka tidak berani bertanya. Lalu timbullah perselisihan di antara mereka mengenai siapa yang terbesar di dalam Kerajaan yang akan datang. Tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka. Ia mengambil seorang anak kecil dan menempatkannya di samping-Nya, lalu berkata kepada mereka, “Siapa pun yang menyambut anak kecil seperti ini demi Aku, dia menyambut Aku! Dan siapa pun yang menyambut Aku, ia menyambut Allah yang mengutus Aku. Kesediaan merendahkan dirimu untuk melayani orang lain merupakan ukuran kebesaranmu.” Yohanes datang kepada-Nya dan berkata, “Guru, kami melihat seseorang mengusir roh jahat dengan nama Guru. Kami melarangnya, karena ia bukan pengikut kita.” Tetapi Yesus berkata, “Jangan dilarang! Karena orang yang tidak melawan kita berarti ia ada di pihak kita.” Sementara itu saat kembali-Nya ke surga makin dekat, dan dengan tekad yang bulat Yesus berjalan terus menuju ke Yerusalem. Pada suatu hari Ia mengutus beberapa orang pergi lebih dahulu untuk menyediakan ruangan bagi mereka di suatu desa orang Samaria. Tetapi penduduk desa itu tidak mau menerima mereka, karena mereka sedang menuju ke Yerusalem. Ketika Yakobus dan Yohanes mendengar tentang apa yang telah terjadi, mereka berkata kepada Yesus, “Guru, bolehkah kami menyuruh api turun dari langit untuk menghanguskan mereka?” Tetapi Yesus menoleh dan menegur mereka. Lalu mereka pergi ke desa lain. Sedang mereka berjalan, seseorang berkata kepada Yesus, “Saya akan selalu mengikut Guru, ke mana pun Engkau pergi.” Tetapi Yesus menyahut, “Ingat, Serigala mempunyai lubang dan burung mempunyai sarang, tetapi Aku, Anak Manusia, tidak mempunyai tempat tinggal bahkan untuk meletakkan kepala.” Pada suatu ketika Ia mengajak seseorang agar ikut dan menjadi murid-Nya. Orang itu mau, tetapi ia mau menguburkan ayahnya terlebih dahulu. Yesus berkata, “Biarlah mereka yang mati (secara rohani) mengurus orang-orang mereka yang mati. Kewajibanmu ialah ikut dan memberitakan kedatangan Kerajaan Allah kepada seluruh dunia.” Orang lain berkata, “Baik, Tuhan, saya mau ikut, tetapi izinkan saya pamit dahulu kepada keluarga saya.” Tetapi Yesus berkata kepadanya, “Siapa pun yang sudah mulai membajak, tetapi melihat ke belakang, tidak berguna dalam Kerajaan Allah.”

Lukas 9:28-62 Perjanjian Baru: Alkitab Mudah Dibaca (AMD)

Kira-kira delapan hari sesudah Yesus membicarakan hal tersebut, Ia membawa Petrus, Yohanes dan Yakobus naik ke gunung untuk berdoa. Ketika Yesus sedang berdoa, wajah-Nya mulai berubah. Pakaian-Nya menjadi putih bersinar. Kemudian tampaklah dua orang sedang berbicara dengan Dia. Mereka adalah Musa dan Elia. Keduanya terlihat bercahaya dalam kemuliaan. Mereka berbicara dengan Yesus tentang bagaimana Ia akan meninggalkan dunia ini, yang akan segera terjadi dengan kematian-Nya di Yerusalem. Petrus dan lainnya tertidur. Tetapi mereka bangun dan melihat kemuliaan Yesus. Mereka juga melihat kedua orang yang berdiri bersama Dia. Ketika Musa dan Elia akan pergi. Petrus berkata, “Guru, senang sekali kami berada di sini. Kami akan mendirikan tiga kemah di sini, satu untuk menghormati Engkau, satu untuk menghormati Musa, dan satu untuk menghormati Elia.” Petrus tidak menyadari apa yang ia katakan. Sementara Petrus berbicara, datanglah awan mengelilingi mereka. Petrus, Yohanes dan Yakobus menjadi takut ketika awan itu menutupi mereka. Terdengarlah suara dari awan dan berkata, “Inilah Anak-Ku, Dialah yang Kupilih. Taatilah Dia!” Sesudah suara itu berhenti, hanya Yesus yang terlihat di situ. Petrus, Yohanes dan Yakobus tidak berkata apa pun. Dan lama sekali setelah peristiwa itu, mereka tidak menceritakan kepada siapa pun tentang apa yang mereka lihat. Keesokan harinya, Yesus, Petrus, Yohanes dan Yakobus turun dari gunung. Rombongan besar orang datang menemui Yesus. Seorang dari rombongan itu berseru kepada Yesus, “Guru, mohon datanglah dan lihatlah putraku. Ia adalah putraku satu-satunya. Roh jahat merasuki tubuhnya, dan kemudian ia berteriak-teriak. Ia tidak dapat menguasai dirinya dan mulutnya berbusa. Roh jahat itu terus menyakitinya dan tidak pernah meninggalkannya. Aku telah memohon kepada pengikut-Mu untuk mengusir roh jahat itu, tetapi mereka tidak bisa.” Yesus menjawab, “Kalian orang masa kini sungguh tidak beriman. Hidupmu semuanya tidak benar. Berapa lama lagi Aku harus tinggal bersama kalian dan bersabar dengan kalian?” Lalu Yesus bilang kepada orang itu, “Bawalah anakmu ke mari!” Ketika anak itu dibawa, roh jahat itu membanting anak itu ke tanah. Anak itu tidak bisa menguasai dirinya. Tetapi Yesus menegur roh jahat itu dengan kerasnya. Kemudian anak itu disembuhkan, dan Yesus mengembalikan anak itu kepada bapanya. Semua orang sungguh kagum atas kuasa Allah yang hebat. Orang-orang masih kagum atas segala sesuatu yang Yesus lakukan. Yesus bilang kepada pengikut-Nya, “Jangan lupa apa yang Aku katakan kepada kalian saat ini: Anak Manusia tidak lama lagi akan diserahkan ke dalam kuasa manusia.” Tetapi mereka tidak mengerti apa yang dimaksudkan-Nya. Arti perkataan itu disembunyikan dari mereka sehingga mereka tidak dapat mengerti. Namun, mereka takut menanyakan Yesus apa artinya. Para pengikut Yesus mulai bertengkar tentang siapakah yang terbesar di antara mereka. Yesus tahu apa yang mereka pikirkan, jadi Ia mengambil seorang anak dan membuat anak itu berdiri di samping-Nya. Lalu Yesus berkata kepada pengikut-Nya, “Kalau kalian menerima anak kecil seperti ini sebagai salah satu milik-Ku, kamu menerima Aku. Dan siapa yang menerima Aku juga menerima Dia yang mengutus Aku. Siapa yang paling rendah di antara kamu adalah yang terbesar.” Yohanes menjawab, “Guru, kami melihat seorang memakai nama-Mu untuk mengusir roh jahat. Kami suruh dia berhenti karena ia bukan bagian dari kelompok kita.” Yesus berkata kepadanya, “Jangan hentikan dia. Sebab, siapa yang tidak melawan kamu, ia bersama kamu.” Saatnya semakin dekat bagi Yesus kembali ke surga. Ia memutuskan untuk pergi ke Yerusalem. Ia mengirim beberapa orang untuk mendahului-Nya. Mereka pergi ke sebuah kota di Samaria untuk mengadakan persiapan bagi-Nya. Tetapi orang-orang di sana tidak mau menerima Yesus karena Ia sedang menuju ke Yerusalem. Ketika Yakobus dan Yohanes, pengikut Yesus melihat itu, mereka berkata, “Tuhan, apakah Engkau mau kami memanggil api turun dari langit dan menghancurkan mereka?” Tetapi Yesus berpaling dan menegur mereka karena perkataan itu. Lalu Yesus dan pengikut-Nya pergi ke kota lain. Mereka semua sedang dalam perjalanan. Seorang berkata kepada Yesus, “Aku akan mengikut Engkau ke mana pun Engkau pergi.” Yesus menjawab, “Rubah mempunyai lubang untuk tinggal. Burung mempunyai sarang. Tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk beristirahat.” Kepada orang lain Yesus berkata, “Ikutlah Aku!” Tetapi orang itu berkata, “Tuhan, biarkan aku pergi dahulu untuk menguburkan bapaku.” Tetapi Yesus berkata kepadanya, “Biarlah orang mati menguburkan orang mati. Kamu harus pergi dan memberitakan Kerajaan Allah.” Orang lain lagi berkata, “Aku akan mengikut Engkau, Tuhan. Tetapi biarkan aku pamit dahulu kepada keluargaku.” Kepadanya Yesus berkata, “Orang yang mulai membajak ladang tetapi masih menoleh ke belakang, ia tidak siap untuk Kerajaan Allah.”

Lukas 9:28-62 Alkitab Terjemahan Baru (TB)

Kira-kira delapan hari sesudah segala pengajaran itu, Yesus membawa Petrus, Yohanes dan Yakobus, lalu naik ke atas gunung untuk berdoa. Ketika Ia sedang berdoa, rupa wajah-Nya berubah dan pakaian-Nya menjadi putih berkilau-kilauan. Dan tampaklah dua orang berbicara dengan Dia, yaitu Musa dan Elia. Keduanya menampakkan diri dalam kemuliaan dan berbicara tentang tujuan kepergian-Nya yang akan digenapi-Nya di Yerusalem. Sementara itu Petrus dan teman-temannya telah tertidur dan ketika mereka terbangun mereka melihat Yesus dalam kemuliaan-Nya: dan kedua orang yang berdiri di dekat-Nya itu. Dan ketika kedua orang itu hendak meninggalkan Yesus, Petrus berkata kepada-Nya: ”Guru, betapa bahagianya kami berada di tempat ini. Baiklah kami dirikan sekarang tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia.” Tetapi Petrus tidak tahu apa yang dikatakannya itu. Sementara ia berkata demikian, datanglah awan menaungi mereka. Dan ketika mereka masuk ke dalam awan itu, takutlah mereka. Maka terdengarlah suara dari dalam awan itu, yang berkata: ”Inilah Anak-Ku yang Kupilih, dengarkanlah Dia.” Ketika suara itu terdengar, nampaklah Yesus tinggal seorang diri. Dan murid-murid itu merahasiakannya, dan pada masa itu mereka tidak menceriterakan kepada siapa pun apa yang telah mereka lihat itu. Pada keesokan harinya ketika mereka turun dari gunung itu, datanglah orang banyak berbondong-bondong menemui Yesus. Seorang dari orang banyak itu berseru, katanya: ”Guru, aku memohon supaya Engkau menengok anakku, sebab ia adalah satu-satunya anakku. Sewaktu-waktu ia diserang roh, lalu mendadak ia berteriak dan roh itu menggoncang-goncangkannya sehingga mulutnya berbusa. Roh itu terus saja menyiksa dia dan hampir-hampir tidak mau meninggalkannya. Dan aku telah meminta kepada murid-murid-Mu supaya mereka mengusir roh itu, tetapi mereka tidak dapat.” Maka kata Yesus: ”Hai kamu angkatan yang tidak percaya dan yang sesat, berapa lama lagi Aku harus tinggal di antara kamu dan sabar terhadap kamu? Bawa anakmu itu kemari!” Dan ketika anak itu mendekati Yesus, setan itu membantingkannya ke tanah dan menggoncang-goncangnya. Tetapi Yesus menegor roh jahat itu dengan keras dan menyembuhkan anak itu, lalu mengembalikannya kepada ayahnya. Maka takjublah semua orang itu karena kebesaran Allah. Ketika semua orang itu masih heran karena segala yang diperbuat-Nya itu, Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: ”Dengarlah dan camkanlah segala perkataan-Ku ini: Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia.” Mereka tidak mengerti perkataan itu, sebab artinya tersembunyi bagi mereka, sehingga mereka tidak dapat memahaminya. Dan mereka tidak berani menanyakan arti perkataan itu kepada-Nya. Maka timbullah pertengkaran di antara murid-murid Yesus tentang siapakah yang terbesar di antara mereka. Tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka. Karena itu Ia mengambil seorang anak kecil dan menempatkannya di samping-Nya, dan berkata kepada mereka: ”Barangsiapa menyambut anak ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku; dan barangsiapa menyambut Aku, ia menyambut Dia, yang mengutus Aku. Karena yang terkecil di antara kamu sekalian, dialah yang terbesar.” Yohanes berkata: ”Guru, kami lihat seorang mengusir setan demi nama-Mu, lalu kami cegah orang itu, karena ia bukan pengikut kita.” Yesus berkata kepadanya: ”Jangan kamu cegah, sebab barangsiapa tidak melawan kamu, ia ada di pihak kamu.” Ketika hampir genap waktunya Yesus diangkat ke sorga, Ia mengarahkan pandangan-Nya untuk pergi ke Yerusalem, dan Ia mengirim beberapa utusan mendahului Dia. Mereka itu pergi, lalu masuk ke suatu desa orang Samaria untuk mempersiapkan segala sesuatu bagi-Nya. Tetapi orang-orang Samaria itu tidak mau menerima Dia, karena perjalanan-Nya menuju Yerusalem. Ketika dua murid-Nya, yaitu Yakobus dan Yohanes, melihat hal itu, mereka berkata: ”Tuhan, apakah Engkau mau, supaya kami menyuruh api turun dari langit untuk membinasakan mereka?” Akan tetapi Ia berpaling dan menegor mereka. Lalu mereka pergi ke desa yang lain. Ketika Yesus dan murid-murid-Nya melanjutkan perjalanan mereka, berkatalah seorang di tengah jalan kepada Yesus: ”Aku akan mengikut Engkau, ke mana saja Engkau pergi.” Yesus berkata kepadanya: ”Serigala mempunyai liang dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya.” Lalu Ia berkata kepada seorang lain: ”Ikutlah Aku!” Tetapi orang itu berkata: ”Izinkanlah aku pergi dahulu menguburkan bapaku.” Tetapi Yesus berkata kepadanya: ”Biarlah orang mati menguburkan orang mati; tetapi engkau, pergilah dan beritakanlah Kerajaan Allah di mana-mana.” Dan seorang lain lagi berkata: ”Aku akan mengikut Engkau, Tuhan, tetapi izinkanlah aku pamitan dahulu dengan keluargaku.” Tetapi Yesus berkata: ”Setiap orang yang siap untuk membajak tetapi menoleh ke belakang, tidak layak untuk Kerajaan Allah.”

Lukas 9:28-62 Alkitab dalam Bahasa Indonesia Masa Kini (BIMK)

Kira-kira seminggu setelah Yesus mengajarkan hal-hal itu, Ia membawa Petrus, Yohanes, dan Yakobus ke atas sebuah gunung untuk berdoa. Sementara Yesus berdoa di situ, muka-Nya berubah dan pakaian-Nya menjadi putih berkilauan. Tiba-tiba dua orang, yaitu Musa dan Elia menampakkan diri dengan cahaya dari surga. Mereka berbicara dengan Yesus mengenai kematian-Nya yang tidak lama lagi akan dijalankan-Nya di Yerusalem. Pada waktu itu Petrus dan kawan-kawannya tertidur, tetapi tiba-tiba bangun, dan melihat Yesus bercahaya dan dua orang itu berdiri dengan Dia. Pada waktu kedua orang itu hendak meninggalkan Yesus, Petrus berkata kepada Yesus, “Bapak Guru, enak sekali kita di sini. Baiklah kami mendirikan tiga kemah: satu untuk Tuan, satu untuk Musa, dan satu lagi untuk Elia.” (Petrus berkata begitu tanpa mengerti apa yang dikatakannya.) Sementara Petrus masih berbicara, datanglah sebuah awan, dan meliputi mereka, sehingga mereka takut. Kemudian dari awan itu terdengar suara yang berkata, “Inilah Anak-Ku yang Kupilih. Dengarkan Dia!” Setelah suara itu berhenti, mereka melihat Yesus sendirian di situ. Pengikut-pengikut Yesus diam saja tentang semuanya itu, dan tidak memberitahukan kepada siapa pun apa yang telah mereka lihat. Keesokan harinya Yesus dan ketiga pengikut-Nya turun dari gunung itu, dan orang banyak datang kepada Yesus. Seorang laki-laki dari tengah-tengah orang banyak itu berteriak, “Pak Guru, tolonglah melihat anak saya -- dia satu-satunya anak saya! Apabila roh jahat menyerang dia, ia mendadak berteriak dan badannya kejang-kejang sampai mulutnya berbusa. Roh itu terus menyiksa dia dan tidak mau keluar dari dia! Sudah saya minta pengikut-pengikut Bapak mengusir roh itu, tetapi mereka tidak dapat.” Yesus menjawab, “Bukan main kalian ini! Kalian sungguh orang-orang yang menyeleweng dan tidak percaya! Sampai kapan Aku harus tinggal bersama kalian dan bersabar terhadap kalian? Bawa anakmu itu ke mari!” Sementara anak itu berjalan menuju Yesus, roh jahat itu membanting dia dan membuat badannya kejang-kejang. Tetapi Yesus memerintahkan roh jahat itu keluar dan sembuhlah anak itu. Lalu anak itu diserahkan kembali kepada ayahnya. Semua orang heran melihat kuasa Allah yang begitu besar. Pada waktu orang-orang masih terheran-heran melihat semua yang dilakukan-Nya, Yesus berkata kepada pengikut-pengikut-Nya, “Perhatikanlah baik-baik dan jangan lupa kata-kata-Ku ini: Anak Manusia akan diserahkan kepada kuasa manusia.” Tetapi pengikut-pengikut Yesus itu tidak mengerti perkataan-Nya itu. Hal itu dirahasiakan kepada mereka supaya mereka tidak mengerti. Tetapi mereka takut menanyakan hal itu kepada-Nya. Di antara pengikut-pengikut Yesus timbul pertengkaran tentang siapa dari mereka yang terbesar. Yesus tahu pikiran mereka, sebab itu Ia mengambil seorang anak kecil dan membuat anak itu berdiri di samping-Nya. Lalu Ia berkata kepada pengikut-pengikut-Nya, “Orang yang menerima anak ini karena Aku, berarti menerima Aku. Dan orang yang menerima Aku, menerima Dia yang mengutus Aku. Sebab orang yang terkecil di antara kalian, dialah yang terbesar!” Yohanes berkata, “Tuan, kami melihat orang mengusir setan atas nama Tuan, dan kami melarang dia, sebab ia bukan dari kita.” “Jangan melarang dia,” kata Yesus kepada Yohanes dan pengikut-pengikut Yesus yang lainnya, “sebab orang yang tidak melawan kalian, berarti berpihak pada kalian.” Ketika sudah dekat waktunya Yesus diangkat ke surga, Ia mengambil keputusan untuk pergi ke Yerusalem. Maka Ia menyuruh orang pergi mendahului Dia. Orang-orang yang disuruh-Nya itu pergi, lalu masuk ke sebuah kampung di Samaria untuk menyiapkan segala sesuatu bagi Yesus. Tetapi orang-orang di kampung itu tidak mau menerima Yesus, sebab nyata sekali Ia sedang menuju ke Yerusalem. Maka pada waktu pengikut-pengikut Yesus, yaitu Yakobus dan Yohanes tahu tentang hal itu, mereka berkata, “Tuhan, apakah Tuhan mau, kami minta api turun dari langit untuk membinasakan orang-orang ini?” Yesus berpaling, lalu memarahi mereka. Setelah itu mereka pergi ke kampung yang lain. Sementara Yesus dan pengikut-pengikut-Nya meneruskan perjalanan, ada orang berkata kepada Yesus, “Pak, saya mau mengikuti Bapak ke mana saja!” Yesus menjawab, “Serigala punya liang, dan burung punya sarang, tetapi Anak Manusia tidak punya tempat berbaring.” Lalu Yesus berkata kepada seorang yang lain, “Ikutlah Aku.” Tetapi orang itu berkata, “Pak, izinkanlah saya pulang dahulu untuk menguburkan ayah saya.” Yesus menjawab, “Biarkan orang mati menguburkan orang matinya sendiri. Tetapi engkau, pergi dan siarkanlah berita bahwa Allah sudah mulai memerintah.” Ada juga seorang lain yang berkata, “Pak, saya mau mengikuti Bapak, tetapi izinkanlah saya pulang dahulu untuk pamit.” Yesus berkata kepada orang itu, “Orang yang sudah mulai membajak, lalu menengok ke belakang, tidak layak menjadi anggota umat Allah.”