Roma 9:30-33
Roma 9:30-33 Terjemahan Sederhana Indonesia (TSI)
Jadi, apa yang kita pelajari dari semua itu? Kesimpulannya sebagai berikut: Dahulu, orang yang bukan Yahudi memang tidak mencari Allah dan tidak berusaha untuk menjadi benar di mata-Nya. Tetapi sekarang, melalui percaya penuh kepada Kristus, terbukalah kesempatan bagi mereka untuk menjadi benar di mata Allah. Sebaliknya, orang Yahudi memang sudah berusaha keras untuk menjadi benar di mata Allah dengan menjalankan hukum Taurat, tetapi mereka tidak berhasil. Mengapa tidak berhasil? Karena mereka menolak untuk percaya penuh kepada Allah dan malah berusaha membenarkan diri di hadapan-Nya dengan usaha sendiri, yaitu menaati hukum Taurat. Mereka jatuh tersandung pada batu sandungan yang disebutkan dalam Kitab Suci, “Perhatikanlah, Aku sedang meletakkan sebuah Batu di Sion yang akan membuat orang tersandung, yaitu Batu besar yang akan membuat orang jatuh. Tetapi setiap orang yang percaya penuh kepada Dia tidak akan kecewa.”
Roma 9:30-33 Firman Allah Yang Hidup (FAYH)
Jika demikian, apakah yang dapat kita katakan? Hanya ini: bahwa Allah telah memberi kesempatan kepada orang-orang bukan Yahudi untuk dibebaskan karena iman, meskipun selama ini mereka tidak mencari Allah dengan sungguh-sungguh. Tetapi orang-orang Yahudi yang dengan sekuat tenaga berusaha supaya dibenarkan di hadapan Allah dengan memegang teguh hukum-hukum-Nya, tidak pernah berhasil. Mengapa demikian? Karena mereka berusaha supaya diselamatkan dengan jalan menaati hukum itu dan berbuat baik, bukannya dengan menyandarkan diri kepada Allah dengan iman. Mereka tersandung pada batu antukan yang besar. Allah memperingatkan mereka mengenai hal ini dalam Kitab Suci, “Aku telah meletakkan sebuah Batu di Sion, yang akan membuat banyak orang tersandung dan jatuh, tetapi orang yang percaya kepada-Nya tidak akan dikecewakan.”
Roma 9:30-33 Perjanjian Baru: Alkitab Mudah Dibaca (AMD)
Jadi, apa maksudnya semua ini? Ini berarti bahwa bangsa-bangsa bukan Yahudi dibenarkan dengan Allah karena iman mereka, meskipun mereka tidak berusaha untuk membuat dirinya benar. Tetapi bagaimana dengan bangsa Israel? Mereka berusaha untuk membuat dirinya benar dengan Allah melalui ketaatan kepada hukum Taurat. Apakah kita bilang mereka tidak berhasil? Benar, dan ini alasannya: mereka berusaha membenarkan dirinya dengan Allah melalui perbuatan mereka bukannya beriman kepada Allah. Mereka tersandung oleh batu yang membuat orang jatuh. Kitab Suci membicarakan tentang batu tersebut: “Perhatikanlah, Aku meletakkan sebuah batu di Sion yang membuat orang tersandung. Batu besar yang akan membuat orang jatuh. Tetapi orang yang percaya kepada-Nya tidak akan dikecewakan.”
Roma 9:30-33 Alkitab Terjemahan Baru (TB)
Jika demikian, apakah yang hendak kita katakan? Ini: bahwa bangsa-bangsa lain yang tidak mengejar kebenaran, telah beroleh kebenaran, yaitu kebenaran karena iman. Tetapi: bahwa Israel, sungguhpun mengejar hukum yang akan mendatangkan kebenaran, tidaklah sampai kepada hukum itu. Mengapa tidak? Karena Israel mengejarnya bukan karena iman, tetapi karena perbuatan. Mereka tersandung pada batu sandungan, seperti ada tertulis: ”Sesungguhnya, Aku meletakkan di Sion sebuah batu sentuhan dan sebuah batu sandungan, dan siapa yang percaya kepada-Nya, tidak akan dipermalukan.”
Roma 9:30-33 Alkitab dalam Bahasa Indonesia Masa Kini (BIMK)
Jadi, kesimpulannya ialah ini: Bangsa-bangsa lain yang bukan Yahudi tidak berusaha supaya hubungan mereka dengan Allah menjadi baik kembali. Tetapi karena mereka percaya, maka Allah membuat hubungan mereka dengan Dia menjadi baik kembali. Sebaliknya, orang-orang Yahudi selalu berusaha mentaati hukum supaya hubungan mereka dengan Allah menjadi baik kembali. Tetapi mereka justru tidak berhasil. Mengapa mereka tidak berhasil? Sebab mereka melakukan itu tidak melalui percaya kepada Allah, melainkan melalui usaha mereka sendiri. Maka mereka jatuh tersandung pada “Batu Sandungan”. Mengenai batu itu di dalam Alkitab tertulis begini, “Perhatikanlah ini: Di Sion sudah Kuletakkan sebuah batu yang akan mengakibatkan orang tersandung; yaitu sebuah batu besar yang akan mengakibatkan orang jatuh. Tetapi orang yang percaya kepada-Nya tidak akan kecewa.”