Kidung Agung 8:5-14
Kidung Agung 8:5-14 Alkitab Terjemahan Baru (TB)
Siapakah dia yang muncul dari padang gurun, yang bersandar pada kekasihnya? – Di bawah pohon apel kubangunkan engkau, di sanalah ibumu telah mengandung engkau, di sanalah ia mengandung dan melahirkan engkau. – Taruhlah aku seperti meterai pada hatimu, seperti meterai pada lenganmu, karena cinta kuat seperti maut, kegairahan gigih seperti dunia orang mati, nyalanya adalah nyala api, seperti nyala api TUHAN! Air yang banyak tak dapat memadamkan cinta, sungai-sungai tak dapat menghanyutkannya. Sekalipun orang memberi segala harta benda rumahnya untuk cinta, namun ia pasti akan dihina. – Kami mempunyai seorang adik perempuan, yang belum mempunyai buah dada. Apakah yang akan kami perbuat dengan adik perempuan kami pada hari ia dipinang? Bila ia tembok, akan kami dirikan atap perak di atasnya; bila ia pintu, akan kami palangi dia dengan palang kayu aras. – Aku adalah suatu tembok dan buah dadaku bagaikan menara. Dalam matanya ketika itu aku bagaikan orang yang telah mendapat kebahagiaan. Salomo mempunyai kebun anggur di Baal-Hamon. Diserahkannya kebun anggur itu kepada para penjaga, masing-masing memberikan seribu keping perak untuk hasilnya. Kebun anggurku, yang punyaku sendiri, ada di hadapanku; bagimulah seribu keping itu, raja Salomo, dan dua ratus bagi orang-orang yang menjaga hasilnya. – Hai, penghuni kebun, teman-teman memperhatikan suaramu, perdengarkanlah itu kepadaku! – Cepat, kekasihku, berlakulah seperti kijang, atau seperti anak rusa di atas gunung-gunung tanaman rempah-rempah.
Kidung Agung 8:5-14 Alkitab dalam Bahasa Indonesia Masa Kini (BIMK)
Siapakah itu yang datang dari padang gurun, bersandar pada kekasihnya? Kubangunkan engkau di bawah pohon apel, tempat engkau dikandung dan dilahirkan. Jadikanlah aku buah hatimu, jangan memeluk siapa pun selain aku; karena cinta itu sekuat maut, dan nafsu berkuasa seperti kematian. Nyalanya seperti nyala api yang berkobar dengan dahsyat. Air yang banyak tak mampu memadamkan cinta, dan banjir tak dapat menghanyutkannya. Jika seorang memberi segala hartanya untuk membeli cinta, pasti hanya penghinaan yang didapatnya. Kami mempunyai seorang adik wanita yang masih kecil buah dadanya. Apa yang harus kami buat baginya bila ada yang datang meminangnya? Andaikata ia sebuah tembok, akan kami dirikan menara perak di atasnya. Andaikata ia sebuah gapura, akan kami palangi dengan kayu cemara. Aku ini sebuah tembok, dan buah dadaku menaranya. Kekasihku tahu bahwa pada dia aku bahagia. Salomo mempunyai kebun anggur di Baal-Hamon; kebun itu diserahkannya kepada para penjaga. Masing-masing membayar seribu uang perak untuk hasilnya, dan mendapat dua ratus untuk jerih payahnya. Biarlah uang itu untukmu, Salomo, dan untuk para penjaga kebunmu. Tapi kebun anggurku, milikku sendiri, ada di hadapanku. Hai, penghuni kebun, teman-teman ingin mendengar suaramu; perdengarkanlah itu kepadaku! Kekasihku, datanglah seperti kijang, seperti anak rusa di pegunungan Beter.