PONDASISampel

Pondasi 2

Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Korintus menggambarkan dirinya sebagai seorang ahli bangunan yang cakap yang telah meletakkan dasar atau pondasi, dan jemaat Korintus diibaratkan sebagai sebuah bangunan. Seorang ahli bangunan ternyata tidak hanya sekedar merancang sebuah bangunan agar terlihat indah dan menarik saja, tetapi juga bertanggung jawab atas seluruh penggunaan bahan-bahan yang digunakan pada bangunan tersebut, termasuk jenis pondasi apa yang akan digunakan. Seorang ahli bangunan juga bertanggung jawab atas seluruh proses pengerjaan bangunan, mulai dari tahap pengerjaan awal hingga selesainya.

Alkitab mencatat ada dua dasar yang seringkali digunakan untuk membangun rumah: batu dan pasir. Batu berbicara tentang sesuatu yang kuat dan kokoh, sedangkan pasir tentang sesuatu yang mudah diterpa angin, berubah, bergerak. Kita harus meletakkan dasar ‘rumah’ kita di atas batu karang rohani yaitu Yesus Kristus, supaya rumah kita tetap kuat dan kokoh, karena di dalam Dia ada jaminan keselamatan, pengharapan, dan masa depan.

Yesus adalah Pribadi yang tidak pernah berubah, Dia tetap sama, baik kemarin maupun hari ini dan sampai selama-lamanya. Jika dasar pembangunan “rumah rohani” kita adalah Tuhan Yesus, maka seberat apapun badai persoalan yang mungkin melanda, rumah kita akan tetap kokoh berdiri. Namun jika yang menjadi dasar “rumah rohani” kita adalah pasir (gambaran dari sesuatu yang tidak tentu, bergerak dan mudah berubah), maka ketika hujan turun, banjir datang dan angin persoalan melanda, rubuhlah rumah itu dan hebatlah kerusakannya.

Inilah yang menjadi pesan Tuhan bagi kita, Dia mau agar kita memerhatikan dasar bangunan yang kita gunakan di dalam setiap proses pembangunan kehidupan kita. Oleh sebab itu, dalam hidup ini jangan sekali-kali berharap dan mengandalkan sesuatu yang tidak berlandaskan kebenaran firman Tuhan. Memang, membangun rumah di atas batu itu tidaklah mudah, melainkan perlu perjuangan. Ada harga yang harus kita bayar! Tetapi ketika angin dan badai melanda, rumah itu akan tetap bertahan. Hidup kita akan lebih kuat dan sanggup atasi segala persoalan.

Quote: “Hidup berjalan dalam keintiman bersama Tuhan Yesus yang membuat pondasi kita kokoh”