Markus 9

9
1“Ketahuilah!” kata Yesus. “Dari antara kalian di sini ada yang tidak akan mati, sebelum melihat Allah memerintah dengan kuasa!”
Yesus dimuliakan
(Mat. 17:1-13; Luk. 9:28-36)
2 # 9:2-13 Tiga pengikut Yesus melihat keagungan-Nya bersama dengan Musa dan Elia. Musa dulu mengatakan bahwa seorang nabi seperti dirinya akan datang (lih. PL, Ul. 18:18) dan Elia diharapkan datang lagi mempersiapkan kedatangan Mesias (lih. PL, Mal. 4:5-6). Suara dari awan memaklumkan bahwa Yesuslah yang telah dipilih untuk melaksanakan misi Allah dan mereka harus mendengar-Nya. Ketika para pengikut bertanya tentang kedatangan Elia untuk mempersiapkan jalan bagi Mesias, Yesus menunjukkan bahwa ia telah datang. Dalam hal ini yang dimaksud adalah Yohanes Pembaptis (Yahya). #9:2 Gunung yang tinggi – Tempat tradisional bagi nabi-nabi menerima wahyu dari Allah. Baik Musa maupun Elia sama-sama menerima wahyu Allah di atas gunung (lih. PL, Kel. 2—4; PL, 1Raj. 19). Enam hari kemudian Yesus membawa Petrus dengan Yakobus dan saudaranya Yohanes, menyendiri ke sebuah gunung yang tinggi. Di depan mata mereka Yesus berubah rupa. 3Pakaian-Nya menjadi putih berkilauan. Tidak ada seorang penatu pun di dunia ini yang dapat mencuci seputih itu. 4Kemudian ketiga orang pengikut-Nya itu melihat Yesus bercakap-cakap dengan Elia dan Musa. 5Maka Petrus berkata kepada Yesus, “Pak Guru, enak sekali kita di sini. Baiklah kami mendirikan tiga kemah: satu untuk Bapak, satu untuk Musa, dan satu lagi untuk Elia.” 6Sebenarnya Petrus tidak tahu apa yang ia harus katakan, sebab ia dengan kedua temannya sedang ketakutan sekali.
7 # 9:7 Awan – Tanda kehadiran Allah (lih. PL, Kel. 16:10; 19:9; 24:15-18). # 9:7 Lihat PL, Yes. 42:1. Kemudian awan meliputi mereka dan dari awan itu terdengar suara yang berkata, “Inilah Anak-Ku yang Kukasihi. Dengarkan Dia!” 8Cepat-cepat mereka melihat sekeliling mereka, dan tidak lagi melihat siapa pun di situ bersama mereka, kecuali Yesus saja. 9Waktu mereka turun dari gunung itu, Yesus memperingatkan mereka, “Jangan memberitahukan kepada siapa pun apa yang kalian lihat tadi sebelum Anak Manusia dibangkitkan dari kematian.”
10Mereka mentaati pesan itu, tetapi di antara mereka sendiri mereka mulai mempercakapkan apa maksud Yesus dengan “hidup kembali dari kematian”. 11Maka mereka bertanya kepada-Nya, “Mengapa guru-guru agama berkata bahwa Elia mesti datang terlebih dahulu?”
12Yesus menjawab, “Elia memang datang terlebih dahulu untuk membereskan segala sesuatu. Tetapi bagaimanakah halnya dengan Anak Manusia? Apa sebab di dalam Alkitab tertulis bahwa Ia akan banyak menderita dan dihina orang? 13#9:13 Elia sudah datang – Lihat PB, Mat. 11:14; 17:13. Tetapi Aku berkata kepadamu: Elia sudah datang, dan orang-orang memperlakukan dia semau mereka. Itu cocok dengan yang sudah tertulis dalam Alkitab tentang dirinya.”
Yesus menyembuhkan anak yang kemasukan roh jahat
(Mat. 17:14-21; Luk. 9:37-43a)
14 # 9:14-29 Yesus tidak hanya menerima keagungan dan kehormatan, tetapi Ia juga memperlihatkan belas kasihan dan menyembuhkan orang-orang dengan kuasa Allah. Ketika Yesus dan ketiga pengikut-Nya sudah berada kembali bersama pengikut-pengikut yang lainnya, mereka melihat banyak orang di situ. Beberapa guru agama sedang berdebat dengan pengikut-pengikut Yesus itu. 15Begitu orang-orang itu melihat Yesus, mereka tercengang, lalu berlari-lari menyambut Dia. 16“Apa yang kalian persoalkan dengan guru-guru agama itu?” tanya Yesus kepada pengikut-pengikut-Nya.
17Seorang dari antara orang banyak itu menjawab, “Bapak Guru, saya membawa anak saya kepada Bapak. Dia bisu karena kemasukan roh jahat. 18Kalau roh itu menyerang dia, badannya dibanting-banting ke tanah, mulutnya berbusa, giginya mengertak dan seluruh tubuhnya menjadi kaku. Saya minta pengikut-pengikut Bapak mengusir roh jahat itu, tetapi mereka tidak dapat melakukannya.”
19Maka Yesus berkata kepada mereka, “Bukan main kalian ini! Kalian sungguh-sungguh orang yang tidak percaya. Sampai kapan Aku harus tinggal bersama-sama kalian dan bersabar terhadap kalian? Bawa anak itu ke mari!” 20Mereka pun membawa anak itu kepada Yesus.
Begitu roh jahat itu melihat Yesus, ia membuat badan anak itu kejang-kejang sehingga anak itu jatuh terguling-guling ke tanah. Mulutnya berbusa. 21Lalu Yesus bertanya kepada bapaknya, “Sudah berapa lama ia begini?”
“Sejak ia masih kecil!” jawab bapaknya. 22“Sudah sering roh jahat itu berusaha membunuh dia dengan menjatuhkannya ke dalam api atau ke dalam air. Tetapi kalau Bapak dapat menolong, sudilah Bapak mengasihani kami dan menolong kami!”
23“Apa katamu? Kalau Bapak dapat?” jawab Yesus. “Segalanya dapat, asal orang percaya!”
24Langsung ayah itu berteriak, “Tuhan, saya percaya, tetapi iman saya kurang. Tolonglah saya supaya lebih percaya lagi!”
25Waktu Yesus melihat bahwa orang banyak mulai datang berkerumun, Ia memerintahkan roh jahat itu dengan berkata, “Roh tuli dan bisu, Aku perintahkan kau keluar dari anak ini dan jangan sekali-kali masuk lagi ke dalamnya!”
26Roh jahat itu berteriak, lalu membuat badan anak itu kejang-kejang, kemudian keluar dari anak itu. Anak itu kelihatan seperti mayat sehingga semua orang berkata, “Ia sudah mati!” 27Tetapi Yesus memegang tangannya dan menolong dia bangun. Anak itu pun bangun.
28Setelah Yesus di rumah, pengikut-pengikut-Nya datang secara tersendiri kepada-Nya dan bertanya, “Apa sebab kami tidak dapat mengusir roh jahat itu?”
29Yesus menjawab, “Roh jahat semacam itu tidak dapat diusir dengan cara apa pun, selain dengan doa.”
Yesus berbicara lagi tentang kematian-Nya
(Mat. 17:22-23; Luk. 9:43b-45)
30 # 9:30-32 Yesus mempersiapkan pengikut-pengikut-Nya agar mereka tahu bahwa Dia segera akan dikhianati, mati, dan akan bangkit pula dari kematian. Yesus dan pengikut-pengikut-Nya meninggalkan tempat itu dan meneruskan perjalanan melalui Galilea. Yesus tidak mau orang tahu di mana Ia berada, 31sebab Ia sedang mengajar pengikut-pengikut-Nya. “Anak Manusia akan diserahkan kepada kuasa manusia,” begitu kata Yesus, “dan Ia akan dibunuh, tetapi pada hari ketiga Ia akan bangkit!”
32Pengikut-pengikut-Nya tidak mengerti yang diajarkan oleh Yesus, tetapi mereka takut bertanya kepada-Nya.
Siapa yang terbesar?
(Mat. 18:1-5; Luk. 9:46-48)
33 # 9:33-37 Yesus mengajar bahwa kebesaran yang sejati adalah menaruh percaya sama seperti seorang anak dan menunjukkan kepedulian terhadap anak-anak. Mereka sampai di Kapernaum. Setelah di rumah, Yesus bertanya kepada pengikut-pengikut-Nya, “Kalian mempersoalkan apa di tengah jalan tadi?”
34Mereka tidak menjawab, sebab di tengah jalan mereka bertengkar mengenai siapa yang terbesar. 35Yesus duduk, lalu memanggil kedua belas pengikut-Nya itu. Ia berkata kepada mereka, “Orang yang mau menjadi yang nomor satu, ia harus menjadi yang terakhir dan harus menjadi pelayan semua orang.” 36Kemudian Yesus mengambil seorang anak kecil, dan membuat anak itu berdiri di depan mereka semua. Yesus memeluk anak itu dan berkata kepada pengikut-pengikut-Nya, 37“Orang yang menerima seorang anak seperti ini karena Aku, berarti menerima Aku. Dan orang yang menerima Aku, ia bukan menerima Aku saja, tetapi menerima juga Dia yang mengutus Aku.”
Siapa yang tidak melawan kita berpihak kepada kita
(Luk. 9:49-50)
38 # 9:38-41 Yesus mengajar pengikut-pengikut-Nya bahwa orang-orang yang mengerjakan sesuatu dalam nama-Nya bukanlah musuh-Nya dan akan dihormati karena mereka menolong pengikut-pengikut. Lalu Yohanes berkata kepada Yesus, “Pak Guru, kami melihat seseorang mengusir setan atas nama Bapak. Dan kami melarang dia sebab ia bukan dari kita.”
39Tetapi Yesus berkata, “Jangan melarang dia, sebab tidak seorang pun yang membuat keajaiban atas nama-Ku, dapat langsung menjelek-jelekkan Aku. 40Sebab orang yang tidak melawan kita, berarti berpihak kepada kita. 41#9:41 Upahnya – Kehidupan sejati dan kekal. Ingatlah! Orang yang memberi minum kepadamu oleh karena kalian pengikut Raja Penyelamat, ia pasti akan menerima upahnya.”
Hal-hal yang menyebabkan orang berbuat dosa
(Mat. 18:6-9; Luk. 17:1-2)
42 # 9:42-50 Yesus memperingatkan pengikut-pengikut-Nya supaya tidak menjadi penyebab orang-orang lain hilang percayanya kepada Tuhan. Lebih baik kehilangan salah satu organ tubuh daripada kehilangan percaya kepada Tuhan. #9:42 Orang-orang kecil ini – Para pengikut Yesus. #9:42 Batu penggilingan – Batu yang dipergunakan untuk menggiling.“Siapa menyebabkan salah satu dari orang-orang yang kecil ini tidak percaya lagi kepada-Ku, lebih baik kalau batu penggilingan diikatkan pada lehernya, dan ia dibuang ke dalam laut. 43#9:43-47 Potonglah – Bahasa kiasan yang dipakai untuk memberi penekanan bahwa seseorang harus melakukan tindakan drastis guna mengatasi hawa nafsu yang membawa kepada dosa. Kalau tanganmu membuat engkau berdosa, potonglah tangan itu! Lebih baik engkau hidup dengan Allah tanpa sebelah tangan daripada engkau dengan kedua belah tanganmu masuk ke neraka, yaitu api yang abadi. [ 44Di sana api tidak bisa padam, dan ulat tidak bisa mati.] 45Dan kalau kakimu membuat engkau berdosa, potonglah kaki itu. Lebih baik engkau hidup dengan Allah tanpa sebelah kakimu, daripada engkau dengan kedua belah kakimu dibuang ke dalam neraka. [ 46Di sana api tidak bisa padam dan ulat tidak bisa mati.] 47Kalau matamu menyebabkan engkau berdosa, cungkillah mata itu! Lebih baik engkau masuk Dunia Baru Allah tanpa satu mata, daripada engkau dengan kedua belah matamu dibuang ke dalam neraka. 48Di sana api tidak bisa padam dan ulat tidak bisa mati.
49 # 9:49 Disucikan dengan garam – Garam ditambahkan kepada korban sebagai bahan pengawet dan melambangkan perjanjian antara Allah dan bani Israel (lih. PL, Im. 2:13). Setiap orang akan dimurnikan dengan api, seperti kurban disucikan dengan garam.
50 # 9:50 Menjadi tawar – Secara harfiah: ‘tidak berguna’. Di Palestina garam diperoleh dari Laut Mati yang bercampur dengan endapan-endapan lainnya. Kalau tumpukan-tumpukan garam yang dikumpulkan di tepi laut kena hujan, maka garamnya mencair dan dibawa air, dan endapan yang tersisa terasa pahit dan tidak ada gunanya. #9:50 Menjadi seperti garam, hiduplah bersama-sama dengan rukun – Menunjuk kepada mutu hidup sebagai pengikut Yesus yang memampukan orang-orang lain hidup damai dengan Allah dan dengan sesama. Garam itu baik, tetapi kalau menjadi tawar, mungkinkah diasinkan kembali? Jadi, hendaklah kalian menjadi seperti garam — hiduplah bersama-sama dengan rukun.”

Pilihan Saat Ini:

Markus 9: inotazi

Sorotan

Berbagi

Salin

None

Ingin menyimpan sorotan di semua perangkat Anda? Daftar atau masuk