Kitab BilanganSampel

BERKAT DALAM PELAYANAN

Sebuah pertanyaan penting ketika membaca kitab Bilangan, yaitu mengapa pencatatan itu begitu detail dan diulang persis sama? Bagi orang percaya di masa modern, membacanya pasti membosankan dan merupakan pemborosan kata maupun halaman tulisan. Namun, bagi kedua belas suku Israel, pencatatan itu menyatakan bahwa setiap suku berharga di mata Tuhan, dan setiap suku dengan antusias memberikan persembahan masing-masing. Kelak ketika kitab Bilangan ini dibacakan dari generasi ke generasi, setiap angkatan dari masing-masing suku akan memasang telinga mereka baik-baik, mengantisipasi nama suku mereka disebut. Hal itu melegakan hati, bahkan mendatangkan sukacita karena suku mereka berarti di hadapan Tuhan. 

Yesus sendiri menyatakan bahwa Gembala yang Agung akan memanggil setiap domba-Nya dengan namanya masing-masing (Yoh 10:3). Bukankah itu kerinduan setiap kita, mendengar Tuhan menyapa kita dengan nama kita masing-masing? Dalam melayani Allah dimanapun itu, kebenarannya adalah bahwa Allah tidak akan diam kepada kita. Dia akan memberkati orang-orang yang setia melayani-Nya. Selalu ada upah untuk setiap pelayan dan upah itu merupakan berkat ilahi yang tak ternilai. Ingatlah sekecil apapun bagian yang kita lakukan dalam melayani-Nya, itu semua diperhitungkan di hadapan Allah. Untuk itu kita harus selalu giat dalam setiap pelayanan yang Tuhan percayakan. 

Apa yang kita tabur hari ini dalam setiap pelayanan, Tuhan pasti akan memperhitungkannya sebagai benih untuk upah kita. Setiap upah yang akan kita terima bermacam-macam wujudnya, namun semua itu dengan sebuah tujuan, supaya orang-orang percaya memiliki kesaksian bahwa Allah yang kita sembah adalah Tuhan yang memelihara hidup anak-anak-Nya.

Selalu ada upah untuk setiap pelayan dan upah itu merupakan berkat ilahi yang tak ternilai