KetaatanSampel
Taat Karena Kenal
Banyak hal tentang ketaatan yang bisa kita pelajari di dunia ini. Pemain sepakbola terkenal, Cristiano Ronaldo, beberapa kali memegang rekor sebagai pesepakbola terbaik di dunia. Namun gelar tersebut tidak menjadi hal terpenting di tengah lapangan karena semua pemain memiliki hak yang sama dan mereka harus mematuhi peraturan lapangan dan tunduk kepada keputusan pelatih mereka. November 2019, Cristiano marah kepada pelatihnya, Maurizio Sarri, karena diganti dengan pemain lain saat pertandingan berlangsung imbang. Meski sempat kesal, Cristiano menerima keputusan sang pelatih. Diperlukan kerendahan hati yang besar untuk pemain sehebat Cristiano untuk tunduk dan taat pada pelatih, namun karena mengenal sang pelatih, dia bisa taat kepada peraturan main di lapangan.
Pengenalan akan Tuhan adalah fondasi dari ketaatan. Semakin kita mengenal Tuhan dan pengajaran-Nya semakin kita rendah hati dan taat. Proses ini diperlukan dalam pendewasaan iman. Kita tidak bisa taat pada otoritas tanpa kerendahan hati. Amsal 18:12 (BIS) mengatakan, “Orang yang angkuh akan jatuh, orang yang rendah hati akan dihormati.”
Tuhan mau kita hidup taat kepada kebenaran. Di kitab Yunus dalam Perjanjian lama, ada kisah tentang nabi Yunus yang tidak taat kepada perintah Tuhan. Yunus memberontak dan lari ketika Tuhan menyuruhnya ke Niniwe. Ketidaktaatan Yunus terlihat saat dia marah karena Tuhan ingin menyelamatkan Niniwe meskipun penduduknya berlaku jahat dan berdosa pada Tuhan. Yunus menganggap penduduk Niniwe tidak layak untuk diselamatkan. Tuhan akhirnya mengajarkan kerendahan hati dan ketaatan pada saat Yunus berlari menjauh dari Tuhan.
Sikap yang keluar dari kerendahan hati adalah tidak merasa superior atau lebih hebat dari orang lain. Inilah yang membuat kita bisa berserah dan taat pada otoritas yang ditempatkan di atas kita. Jika kita yakin kalau keputusan kita paling benar dan tidak butuh arahan dari otoritas di atas kita, kesombongan ini akan membuat kita tidak tunduk dan tidak bisa dibentuk menjadi pribadi yang lebih baik.
Mari belajar rendah hati di hadapan Tuhan, taat kepada rencana-Nya, tunduk kepada otoritas yang Dia tempatkan di hidup kita. John Bevere menjelaskan bahwa kerendahan hati yang sesungguhnya adalah sepenuhnya taat dan bergantung kepada Tuhan. Artinya Tuhan ada di tempat pertama di hidup kita, kemudian sesama kita ada di tempat kedua, dan kita ada di tempat ketiga. Takut akan Tuhan adalah dasar pendidikan yang baik; kehormatan didahului oleh kerendahan hati (Amsal 15:33 - BIS). Kerendahan hati dan ketaatan akan berjalan bersama-sama. Orang yang rendah hati pasti taat, dan orang yang taat pasti rendah hati.
Doa
Tuhan, aku bersyukur atas pengenalan akan Engkau yang mengubah hidupku. Aku mau belajar untuk taat dan hidup di bawah naungan kasih-Mu. Jadilah otoritas tertinggi di hidupku. Ajar aku untuk belajar merendahkan hati setiap harinya, membedakan mana yang benar dan salah, dan mau melakukan yang benar, sehingga aku bisa menghargai dan taat kepada otoritas, melalui orangtua, atasan, pengajar, pemerintah, dan setiap otoritas yang baik yang Engkau tempatkan di hidupku. Aku percaya, Tuhanlah yang berdaulat atas hidupku. Dalam nama Yesus, amin.
Firman Tuhan, Alkitab
Tentang Rencana ini
Dalam hubungan pribadi kita bersama Tuhan dan otoritas yang Dia tempatkan di hidup kita, ketaatan merupakan salah satu aspek yang penting sekaligus menantang untuk dilakukan. Mengapa kita kerap merasa taat itu berat? Sisi apa yang kita lewatkan? Selama empat hari, kita akan belajar mengenai fondasi dari ketaatan. Jika kita mengerti kenapa kita perlu taat, kita akan sanggup menjalani hidup dalam ketaatan.
More
Kami mengucapkan terima kasih kepada Jakarta Praise Community Church yang telah menyediakan rencana ini. Untuk informasi lebih lanjut, silakan mengunjungi: http://jpcc.org