Pengelola yang Baik dan SetiaSampel

Dipercayakan Untuk Mengembangkan

Ketika kecil, kehidupan kita banyak dikelola oleh orang tua kita. Kapan waktunya belajar dan kapan waktunya bermain. Berapa uang jajan kita dan barang apa yang boleh kita beli.

Semakin kita dewasa, semakin kita diberikan kepercayaan untuk mengelola waktu dan bagaimana menggunakan gaji yang kita terima dari bekerja. Kita pun semakin sadar akan potensi yang kita miliki dan bagaimana dapat menggunakannya. Lebih menantang lagi, kita mulai menyadari bahwa hubungan-hubungan dalam hidup juga perlu dikelola. Bila kita tidak mengelola hubungan dengan baik maka kita mengalami yang namanya hubungan yang terputus ataupun rusak.

Tuhan Yesus dalam Matius 25 memberikan perumpamaan mengenai Kerajaan-Nya, seperti orang yang mau pergi ke luar negeri yang memanggil hamba-hambanya dan mempercayakan hartanya pada mereka.

Tiga hamba menerima jumlah talenta yang berbeda: lima talenta, dua talenta, dan satu talenta. Suatu hari, tuan pemilik harta pulang dan memeriksa hasil usaha hamba-hambanya. Hamba yang menjalankan uang yang diberikan sampai jadi berlipat ganda, menerima pujian dari sang tuan sebagai hamba yang baik dan setia. Tapi yang menerima satu talenta kemudian mengubur uang itu, menerima teguran keras sebagai hamba yang jahat dan malas.

Apa sikap hati dan respons kita terhadap pemberian Tuhan? Apakah kita mengeluhkan dan membandingkan yang kita punya dengan orang lain, atau apakah kita bersukacita karena Tuhan sudah mempercayakannya kepada kita? Apakah kita “mengubur” pemberian itu, atau apakah kita mengembangkannya?

“Stewardship” adalah sebuah kesempatan untuk belajar mengelola; mengembangkan dan melipatgandakan dengan baik dan setia, apa yang Dia percayakan di tangan kita. “Stewardship” fokusnya adalah kepada Sang Pemberi; Sang Pemilik. Tentu juga, sebuah kesempatan untuk memuliakan Tuhan Bapa kita. Ambillah kesempatan ini!

Doa

Bapa, terima kasih atas kepercayaan-Mu kepadaku. Engkau berikan tanggung jawab yang sesuai dengan kemampuanku. Berikanlah hikmat agar dapat mengelola kehidupan dengan baik; mengembangkan apa yang Engkau beri sampai jadi berlipat ganda. Nama-Mu saja yang dimuliakan melalui hidupku. Dalam nama Tuhan Yesus, amin.