Pengembara di Padang Gurun

“Sesungguhnya, aku percaya akan melihat kebaikan TUHAN di negeri orang-orang yang hidup! Nantikanlah TUHAN! Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu! Ya, nantikanlah TUHAN!” (Mazmur 27: 13-14).

Di zaman sekarang, menanti adalah hal yang paling menyebalkan. Tidak seperti dulu, sekarang panca-indera kita dimanja dengan ribuan hal yang menarik perhatian kita. Kalau lagi melihat tik-tok atau media sosial lainnya, tinggal scroll dan scroll. Makanya menurut penelitian jurnal medis, media sosial dan internet itu menyebabkan rata-rata rentang perhatian (attention span) kita itu menjadi sangat pendek, dan membuat kinerja otak kita tidak terlatih lagi untuk bisa fokus pada satu hal, terutama kalau hal tersebut kita rasa tidak menarik.

Orang tidak lagi sabar untuk menunggu, ingin semuanya serba instan dan cepat-cepat scroll up. Kita tidak bisa lagi fokus.

Penantian itu jadi seperti sebuah kelemahan. Apalagi kalau penantian tanpa ada kepastian jadwal yang jelas.

Masa penantian itu ibarat masa padang gurun. Di sana, tidak ada hal menarik, gersang dan sehari-hari hanya pasir yang bisa dilihat. Di sana tidak ada ribuan hal menarik yang membuat kita bisa scroll ke sana dan ke sini. Di padang gurun kita mengembara, merasakan kegersangan dan seperti tidak ada hasil. Rasanya doa kita seperti tidak dijawab. Tuhan terasa jauh. Situasi kita benar-benar bikin frustasi. Tantangan yang kita hadapi menggunung.

Kita semua mengalami hal tersebut. Bahkan Tuhan Yesus pun melewati masa padang gurun tersebut, setelah Dia dibaptis oleh Yohanes Pembaptis. Tuhan Yesus juga bilang,”Dalam dunia kamu menderita penganiayaan, tetapi kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia” (Yoh 16:33).

Apa yang kita lakukan bila kita ada dalam masa penantian itu? Bagaimana respon kita terhadap masa padang gurun ini, sangat penting. Inilah beberapa hal praktis yang bisa menuntun kita:

• Fokuslah pada masa sekarang untuk mendekat kepada Tuhan. Belajar untuk dibentuk dan ditempa oleh Tuhan.
• Masa penantian di padang gurun adalah masa yang gersang, penuhilah dengan aliran Air Hidup, Roh Kudus dan oleh Firman Tuhan.
• Ingat-ingatlah akan kebaikan Tuhan dan belajar mengucap syukur, walaupun sulit. Tuhan bukanlah penyebab susahmu tetapi Dia-lah yang telah dan akan menyelamatkanmu.

Menanti memang tidak mudah, apalagi kalau masa penantian itu adalah masa-masa sulit. Percayalah, pada waktunya kita akan menengok ke belakang dan memberikan kesaksian bahwa Tuhan itu baik. Bahwa Tuhan tidak meninggalkan kita di masa-masa yang sulit dan bahwa masa-masa penantian itu tidak sia-sia dan ada maknanya.