Kedatangan Yesus Bagi KitaSampel

Kristus Sang Damai Sejahtera Kita

Kedatangan Yesus ke dalam dunia membawa perubahan yang sangat signifikan dalam kehidupan mereka yang percaya kepada-Nya. Tanpa Kristus, kita mati karena dosa-dosa kita (Ef. 2:1), kita sudah selayaknya mendapatkan murka Allah (Ef. 2:3), tidak termasuk kewargaan Israel, tidak mendapat bagian dalam ketentuan-ketentuan yang dijanjikan, tanpa pengharapan di dalam dunia (Ef. 2:12), jauh dari Allah (Ef. 2:13), terpisah dan berseteru dengan Allah (Ef. 2:14). Namun Kristus melalui pengorbanan-Nya di atas kayu salib menjadi sang damai sejahtera kita, yang mendamaikan kita dengan Allah (Ef. 2:14-16). Kita yang dahulu jauh, menjadi dekat dengan Allah (Ef. 2:13, 17). Kita yang dahulu orang asing sekarang menjadi anggota keluarga kerajaan Allah (Ef. 2:19).

Konsep agama berfokus kepada upaya manusia untuk berdamai dengan Allah. Namun tanpa Kristus, mustahil kita dapat berdamai dengan Allah. Ini bukan sesuatu yang dapat kita kerjakan sendiri, melainkan pemberian dari Allah. “Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri.” (Ef. 2:8-9) Kristus telah menjadi sumber damai sejahtera kita. Apa yang mustahil, menjadi mungkin bagi Allah.

Karena kita sudah diperdamaikan dengan Allah melalui Kristus, kita sekarang bukan lagi musuh Allah melainkan kita menjadi anak-anak Allah (Yoh. 1:12-13). Sebagai anak, kita dapat menghampiri Bapa kita di Sorga dengan penuh keyakinan untuk menerima kasih karunia dan pertolongan-Nya. Kita tidak perlu lagi merasa tidak layak di hadapan-Nya karena kita sudah dilayakkan oleh darah Kristus.

Apakah Anda masih takut menghampiri Bapa? Percayalah akan karya keselamatan yang telah dikerjakan Kristus bagi Anda. Ia telah menjadi jembatan pendamaian antara kita, manusia berdosa, dengan Allah. Anda sekarang adalah anak Allah dan menjadi keluarga kerajaan Allah. Bersukacitalah dan hiduplah sebagai anak Allah di tengah dunia ini.

“Anda bukanlah apa yang orang lain katakan tentang Anda. Anda adalah apa yang Allah katakan tentang Anda. Anda adalah anak Allah.”