Alkitab dalam Satu Tahun bersama Nicky Gumbel 2024Sampel
Jujur dengan Allah
Kamus Oxford menyatakan kata ‘pasca-kebenaran’ sebagai kata khusus untuk tahun 2016. Penggunaan kata tersebut bahkan mencapai 2000% selama setahun itu, dan semakin marak selama Brexit dan debat Pilpres Amerika. Dalam era ‘pasca-kebenaran’, fakta-fakta obyektif tampak kurang berpengaruh dibandingkan opini yang berdasarkan perasaan semata. Tuduhan yang tidak jujur dan tidak akurat, serta penolakan fakta secara langsung ditolerir. Kebohongan yang mencolokmenjadi konsumsi sehari-hari. Jika Anda membeli sebuah mobil, Anda pasti ingin mengetahui kebenaran soal mobil tersebut. Dalam sebuah hubungan pun, Anda ingin tahu soal kebenarannya. Kitabutuh kejujuran dan kebenaran. Kita lihat dalam butir-butir untuk hari ini bahwa Allah membenci dusta dan tipu daya. Daud berkata, ‘Mereka berkata dusta, yang seorang kepada yang lain; mereka berkata berkata dengan bibir yang manis dan hati yang *bercabang*’ (Mazmur 12:3). Yesus mengutip Yesaya, ‘Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal *hatinya* jauh daripada-Ku’ (Matius 15:8). Meski kakak-kakak Yusuf menipu ayah mereka tentang nasib Yusuf (Kejadian 37:31-35), mereka tahu dalam *hati mereka* bahwa mereka tidak bisa menipu Allah: ‘Betul-betullah kita menanggung akibat dosa kita terhadap adik kita’ (42:21). Allah ingin kita jujur dengan Dia karena Dia Allah yang menyukai ketulusan. Dia ingin mendengar apa yang ada di hati Anda hari ini.Mazmur 12:2-8
1. Meminta pertolongan Allah
Seruan hati Daud, ‘Tolonglah kiranya, TUHAN’ (Ay.2). Dia meratapi kondisi masyarakatnya pada zaman ia memerintah – masyarakat yang sama seperti masyarakat kita zaman sekarang. Dia menyebut dusta, tipu daya, keangkuhan, ketamakan, dan keegoisan.
| Allah tidak terkesan dengan orang-orang yang pandai menggunakan kata-kata.. Seruan
| Daud dijawab Allah dengan janji-Nya menolong yang lemah dan yang membutuhkan:
| ‘Sekarang juga Aku akan bangkit... Aku memberi keselamatan kepada orang yang
| menghauskannya’ (Ay.6b).
Daud lalu menyatakan bahwa Allah lebih dapat dipercaya dibandingkan segala dusta di sekelilingnya: ‘Janji TUHAN adalah janji yang murni, bagaikan perak yang teruji, tujuh kali dimurnikan dalam dapur peleburan di tanah’ (Ay.7). Ini menambah keyakinannya bahwa TUHAN akan menjaganya dan melindunginya dari banyak dusta yang mengepungnya. ‘Engkau akan menjaga kami senantiasa terhadap angkatan ini’ (Ay.8b).
‘Tolonglah kiranya, TUHAN’ adalah doa yang hebat untuk mengawali hari ketika Anda meminta Allah menuntun Anda di segala langkah Anda.
TUHAN, tolong saya... (sebutkan semua hal yang Anda akan kerjakan hari ini)
Matius 14:22–15:9
2. Tetap berseru kepada Allah dalam badai pencobaan
Yesus gemar berdoa – ‘Yesus naik ke atas bukit untuk berdoa seorang diri’ (14:23). Ketika Anda sendirian dengan Allah, Anda dapat berbicara kepada-Nya dari lubuk hati yang terdalam.
Kedekatan-Nya pada Allah memampukan Yesus berjalan di atas air. Dia menyuruh Petrus berbuat hal yang serupa. Tetapi, ketika Petrus merasakan ‘tiupan angin’ (Ay.30) dia mulai panik. Terkadang, ketika segalanya memburuk, kita berpaling dari Yesus. Ketika fokus kita hanya pada keadaan kita, kita mulai ‘tenggelam’. Dalam situasi ini, Petrus berdoa dalam kepanikan: ‘Tuhan, tolonglah aku!’ (Ay.30).
Meski doanya dengan panik, itu juga seruan dari hati. Segera Yesus meraih tangannya dan memegangnya (Ay.31). Ketika saya mengingat segala doa panik saya dahulu , sungguh ajaib mengetahui bahwa beberapa di antaranya terkabul.
Ketika Yesus dan Petrus kembali ke perahu, angin pun reda dan ‘orang-orang yang ada di perahu menyembah Dia, katanya, “Sesungguhnya Engkau Anak Allah.”' (Ay.33).
Peristiwa ini berakhir dengan diberikannya hati para murid itu dalam bentuk penyembahan. Ini luar biasa. Orang-orang Yahudi penganut paham Monotheisme, yang tahu perintah Musa bahwa Allah saja yang harus disembah, menyembah Yesus dan mengakui bahwa 'Yesus adalah Anak Allah'.
Kenyataannya, firman pertama Yesus kepada para murid-Nya ketika berjalan di atas air secara harafiah adalah ‘Tenanglah! Aku ini, jangan takut’ (Ay.27). (‘Aku ini’ dalam terjemahan lain adalah “Aku adalah Aku’). ‘Aku ini’ atau ‘Aku adalah Aku’ adalah nama Allah di Perjanjian Lama (Keluaran 3:14). Yesus menyatakan pada para murid dan kita bahwa Dia ialah ‘Aku adalah Aku’, jadi tidak usah takut. Bagaimanapun keadaan Anda sekarang, selalu ada ketenangan karena Yesus yang mengendalikan.
Anda mungkin seringkali tidak paham akan perbuatan Yesus atau kenapa Dia membiarkan hidup berjalan begitu saja, tetapi ketahuilah bahwa Dialah yang mengendalikan.
Mereka membawa kepada Yesus semua yang sakit dan yang membutuhkan kesembuhan. ‘Mereka memohon supaya diperkenankan menjamah jumbai jubah-Nya. Dan semua orang yang menjamah-Nya menjadi sembuh’ (Matius 14:36).
Di pasal berikutnya (15:1-9), Yesus menantang orang Farisi perihal isi hati mereka (Ay.8). Mereka duluan yang menantang Yesus mengenai murid-murid-Nya yang melanggar adat istiadat. Tetapi, Yesus langsung membalikkan keadaan.
Alkitab jelas-jelas menyatakan bahwa kita harus memelihara keluarga kita dan menajadikan hal tersebut sebagai proritas penting dalam hidup kita – khususnya orang tua kita. Orang Farisi beralasan bahwa apa yang dipersembahkan kepada Allah tidak bisa digunakan untuk pemeliharaan orang tua mereka (Ay.5).
Yesus menyebut mereka munafik, yang artinya ‘memakai topeng’. Topeng mereka adalah menyembah Allah dengan bibir, tetapi nyatanya, ‘hatinya jauh dari pada Allah’ (Ay.8). Allah lebih berkenan akan hati daripada ucapan belaka.
Tuhan, aku menyembah-Mu. Terimakasih karena aku tidak perlu takut – ketika keadaan memburuk, aku tetap bisa berbicara pada-Mu dan Engkau mendengar doaku.
Kejadian 41:41–42:38
3. Berbicara kepada Allah dari lubuk hati yang terdalam
Yusuf menyelesaikan dengan baik – tetapii dia mengawali dengan buruk. Dia dimasukkan ke dalam sumur kering (37:24), dan dipenjara (39:20), tetapi akhirnya dia tinggal di istana (45:16).
Seperti banyak tokoh di Alkitab (Yesus, Yohanes Pembaptis, Yehezkiel, para imam dan kaum Lewi yang melayani bait Allah – lihat Bilangan 4), Yusuf memulai pekerjaannya di usia 30 (41:46). Sampai pada saat itu, Yusuf telah berlatih dan kini dia menjadi penguasa tanah Mesir (Ay.41).
Allah telah melihat hati Yusuf dalam kesesakannya. Selama 13 tahun antara usia 17 dan 30, Yusuf mempertanyakan perbuatan Allah. Memang, dia telah mengalami banyak penolakan, penderitaan, ketidakadilan, kurungan, kekecewaan serta pencobaan. Tetapi melalui ini semua, dia dipersiapkan Allah menjadi penguasa tanah Mesir (Ay.41).
Allah tahu Yusuf dapat dipercaya karena hatinya benar. Dia dekat dengan Tuhan melalui segala cobaan. Inilah yang penting – bukan dalam masa pencobaan atau masa kelimpahan, tetapi ketika Anda berada dekat dengan Tuhan dan berbicara dengan-Nya dari hati.
Yusuf menamakan dua anaknya Manasye (‘Allah telah membuat aku lupa sama sekali kepada kesukaranku’,Ay.51) dan Efraim (‘Allah (telah) membuat aku mendapat anak dalam kesengsaraanku, Ay.52). Frasa ‘Allah telah membuat’ menyatakan bahwa baik dalam masa kesukaran (Manasye) dan masa kelimpahan (Efraim), Yusuf tahu bahwa Allah yang mengendalikan.
Jangan biarkan hati Anda pahit dalam masa penderitaan atau berbangga diri dalam masa keberhasilan. Ketahuilah bahwa Allah yang berdaulat atas hidup dan keadaan Anda.
Berbanding terbalik dengan Yusuf, kakak –kakaknya harus hidup dengan tipu daya dan rasa bersalah (42:21 dan seterusnya): ‘Betul-betullah kita menanggung akibat dosa kita terhadap adik kita... Itulah sebabnya kesesakan ini menimpa kita’ (Ay.21). ‘Hati mereka menjadi tawar (Ay.28), tetapi dengan bibir mereka, mereka berkata, ‘kami orang jujur’ (Ay.31).
Mimpi Yusuf akhirnya tergenapi. Selama melewati semuanya itu, dia tetap beriman kepada Allah. Buruk di awal, tetapi indah pada akhirnya.
Jangan pernah lepaskan impian yang Tuhan berikan. Meskipun yang Anda temukan di awal adalah dari keterpurukan seperti Yusuf, pada akhirnya Anda akan mencapai kemuliaan. Seperti yang Joyce Meyer tuliskan, ‘Tidak peduli dari mana Anda memulainya, selalu ada akhir yang besar untuk Anda... Walaupun Anda kini sedang terpuruk, Tuhan dapat mengangkat dan memampukan Anda untuk melakukan perkara-perkara yang ajaib!’
Tuhan, tuntunlah aku kepada hidup yang berintegritas. Biarlah bibir dan hatiku menyatu. Biarlah aku dapat berbicara kepada-Mu dengan ketulusan dari hatiku yang terdalam. Terimakasih karena Engkau mendengar seruan hatiku.
Pippa Adds
Tinggi Rendahnya Iman
Petrus mengawali dengan penuh iman ketika berjalan di atas air, tetapi kemudian menjadi takut ketika dia menatap gelombang.
Yusuf mengawali sebagai tahanan yang kemudian menjadi penguasa suatu negara yang terbesar di zamannya.
Yusuf telah siap dianugerahi kuasa. Dia menyelamatkan ribuan nyawa dari bahaya kelaparan dan menyelamatkan ekonomi dari keruntuhan. Kita butuh banyak orang untuk bangkit seperti Yusuf, yang takut akan Allah, yang memiliki wahyu nubuatan, yang adalah pemimpin-pemimpin besar dengan kemampuan untuk menjalankan rencana penyelamatan.
References
Joyce Meyer, Everyday Life Bible, (Faithwords, 2013) p.72 Unless otherwise stated, Scripture quotations taken from the Holy Bible, New International Version Anglicised, Copyright © 1979, 1984, 2011 Biblica, formerly International Bible Society. Used by permission of Hodder & Stoughton Publishers, an Hachette UK company. All rights reserved. ‘NIV’ is a registered trademark of Biblica. UK trademark number 1448790. Scripture quotations marked (AMP) taken from the Amplified® Bible, Copyright © 1954, 1958, 1962, 1964, 1965, 1987 by The Lockman Foundation. Used by permission. (www.Lockman.org) Scripture marked (MSG) taken from The Message. Copyright © 1993, 1994, 1995, 1996, 2000, 2001, 2002. Used by permission of NavPress Publishing Group. Editorial internal notes (for office use only): Pamela Meyer reference replaced in 2017: Pamela Meyer, ‘How to Spot a Liar’, TED July 2011: https://www.ted.com/talks/pamela_meyer_how_to_spot_a_liar?language=en [Last accessed December 2015]Firman Tuhan, Alkitab
Tentang Rencana ini
Rencana ini membawa pembaca melalui keseluruhan Alkitab dalam satu tahun, termasuk bacaan dari Perjanjian Lama, Perjanjian Baru dan Mazmur atau Amsal setiap hari. Dikombinasikan dengan renungan harian dari Nicky dan Pippa Gumbel, rencana ini menuntun kita untuk terlibat lebih dekat dengan Firman Tuhan dan mendorong kita tidak hanya untuk menerapkan ajaran Alkitab dalam kehidupan kita sehari-hari, tetapi juga untuk belajar lebih lagi dalam hubungan kita dengan Yesus.
More
Kami mengucapkan terima kasih kepada Nicky & Pippa Gumbel yang telah menyediakan rencana ini. Untuk informasi lebih lanjut, silakan mengunjungi: bible.alpha.org/id/