Pengabdian CintaSampel

Pengabdian Cinta

HARI KE 1 DARI 6

Mukjizat Pernikahan

"Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia." (Matius 19:6)

Ketika Pendeta Howard Sugden memimpin upacara pernikahan kami, ia menekankan bahwa kami sedang masuk dalam suatu mukjizat. Kami mempercayainya, tetapi pada saat itu, kami belum memahami besarnya mukjizat yang diperlukan untuk mempersatukan dua orang dalam suatu pernikahan.

Setelah 20 tahun, saya sadar bahwa kehidupan pernikahan, dan bukan upacara pernikahan itu, yang menjadi mukjizat yang sebenarnya. Siapa saja dapat menikah, tetapi hanya Allah yang dapat menciptakan kehidupan pernikahan. Menurut sebuah definisi, menikah berarti “membuat dua pihak berpadu dengan bersikukuh dalam kesetiaan”. Bagi sejumlah pasangan, “bersikukuh”—ketimbang “kesetiaan”—menjadi ciri yang lebih tepat dalam menggambarkan hubungan pernikahan mereka. Allah punya maksud yang jauh lebih baik bagi para pasangan daripada niat yang kukuh untuk tidak bercerai. Begitu kuatnya kesatuan dalam pernikahan, sehingga dua orang yang menikah menjadi “satu daging.”

Allah menginginkan pernikahan menjadi seperti apa yang dahulu dikehendaki-Nya ketika Dia menjadikan Hawa dari Adam (Kej. 2:21-24). Itulah penjelasan Yesus kepada orang Farisi ketika mereka bertanya kepada-Nya, “Apakah diperbolehkan orang menceraikan istrinya dengan alasan apa saja?” (Mat. 19:3). Yesus menjawab, “Sebab itu laki-laki akan . . . bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging” (ay. 5).

Mengikrarkan hidup Anda untuk berpadu dengan seseorang sungguh merupakan suatu tindakan iman yang membutuhkan keyakinan pada mukjizat. Syukurlah, Allah sumber mukjizat itu sendiri yang menciptakan kehidupan pernikahan. –JULIE ACKERMAN LINK

Pernikahan yang baik membutuhkan keteguhan hati untuk menikah sehidup semati.

Firman Tuhan, Alkitab

Hari 2

Tentang Rencana ini

Pengabdian Cinta

Ada suatu ungkapan yang menyatakan bahwa kita menikah dengan orang yang kita cintai, dan kita mencintai orang yang kita nikahi. Cinta itu lebih dari sekadar perasaan, tetapi merupakan suatu keputusan yang kita ambil. Dalam cinta, kita dan pasangan saling menyanjung, bercakap, mendengar, menguatkan, menghibur, mengampuni, menghargai, menghormati, dan menjaga dalam suatu hubungan pernikahan.

More

Kami mengucapkan terima kasih kepada Our Daily Bread Asia Pacific yang telah menyediakan rencana ini. Untuk informasi lebih lanjut, silakan mengunjungi: https://santapanrohani.org/