Keluarga Sebagai Sebuah T.E.A.M - Part 1Sampel

Keluarga Sebagai Sebuah T.E.A.M - Part 1

HARI KE 6 DARI 6

Stewardship: Merdeka dalam Batasan

"Semua pohon dalam taman ini boleh kau makan buahnya dengan bebas, tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati." (Kej. 2:16-17)

Anda mungkin bingung saat membaca judul renungan ini, bagaimana mungkin merdeka tapi batasan? Bukankah "merdeka" berarti bebas dari berbagai ikatan dan perintah? Sedangkan "batasan" mengandung arti tidak bebas. Betul-betul kontradiktif bukan? Namun renungan kita hari ini memang ingin mengajak kita untuk menggunakan kemerdekaan dari Tuhan dalam batasan-batasan hidup sesuai dengan rancangan dan mandat Tuhan bagi manusia. Bacaan hari ini membahas tentang bagaimana Tuhan menempatkan manusia pertama yang diciptakan-Nya di Taman Eden dalam keadaan kudus tanpa cela. Dalam relasi yang sempurna dengan Tuhan, manusia diberikan kemerdekaan untuk hidup di antara kekayaan alam dan bebas menikmatinya. Namun sejalan dengan kemerdekaan tersebut, Tuhan memberikan tanggung jawab kepada manusia untuk bekerja di bawah pengarahan Allah untuk memelihara karya penciptaan-Nya ini. Di antara semua yang Tuhan sediakan, terdapat pula larangan yang menjadi ujian moral kepada manusia (Ay. 16-17), apakah manusia mampu mempertahankan ketaatan dalam kemerdekaan yang Tuhan berikan?

Suatu hari seorang pengkotbah ibadah kaum muda dengan suaminya sedang menuju ke suatu gereja untuk melayani Komisi Pemuda di sana. Karena 'lupa-lupa ingat' jalan menuju ke sana, mereka menggunakan aplikasi Waze untuk berjaga-jaga agar tidak tersesat. Pada suatu persimpangan, Waze mengarahkan ke Jalan A yang berjarak 15 menit dari gereja yang mereka tuju. Padahal seingat mereka, Jalan B hanya berjarak 8-10 menit dari gereja tersebut, lebih hemat 5-7 menit daripada Jalan A. Ketika mereka memilih Jalan B, Waze berulang kali memberikan peringatan untuk putar balik kembali ke Jalan A, tapi mereka tidak menghiraukannya. Setelah beberapa menit mereka menyusuri Jalan B, ternyata ada perbaikan jalan yang tidak dapat dilewati kendaraan sehingga mengharuskan mereka kembali ke Jalan A. Sayangnya, setibanya di Jalan A, arus lalu lintas sudah padat dan Waze menunjukkan perkiraan waktu tiba menjadi 22 menit, sekitar 7 menit lebih lama daripada perkiraan waktu sebelumnya, yang hanya 15 menit! Alih-alih menghemat waktu, mereka malah hampir terlambat tiba di gereja..!

Sahabat Keluarga, sebagai Imago Dei, manusia diciptakan dengan akal budi yang membedakannya dengan makhluk ciptaan lainnya. Seturut dengan akal budi tersebut, Tuhan menganugerahkan pula free will atau kehendak bebas kepada manusia. Santo Irenaus, salah satu Bapa Gereja, mengatakan bahwa maksud Allah memberikan free will agar mereka dapat secara sukarela mencari Sang Pencipta dan mengabdi kepada-Nya. Artinya, manusia bukanlah robot yang sistemnya sudah diatur tanpa kehendak dan hanya dapat menjalankan perintah. Sementara itu, Tuhan menciptakan manusia seturut gambarnya, memiliki kehendak dan dapat memilih jalannya sendiri.

Ibarat Waze yang menunjukkan rute terbaik, Tuhan telah memberikan panduan tentang jalan terbaik untuk manusia, meskipun kemudian manusia kerap kali memilih jalan sendiri karena merasa panduan dari-Nya tidak sebaik pikirannya sendiri sehingga menemui 'jalan buntu'.

Kalau sudah mentok begini, tentu saja manusia harus putar balik dan kembali ke jalan yang telah ditentukan-Nya, bukan?


RUANG REFLEKSI:

PERTANYAAN ALKITAB:

1.Sesuai perintah Tuhan Allah, apa yang bebas dimakan oleh manusia dan apa yang tidak boleh dimakan oleh manusia?

2.Apa akibat yang akan terjadi jika manusia melanggar perintah Tuhan Allah?


PERTANYAAN APLIKATIF:

1.Berikan contoh perintah Tuhan Allah dalam kehidupan sehari-hari namun sering dilanggar?

2.Apa yang membuat Anda meragukan 'jalan' dari Tuhan sehingga memilih untuk mencari 'jalan' sendiri?


KOMITMEN PRIBADI:

Buatlah komitmen pribadi untuk berkaitan dengan renungan hari ini.

POKOK DOA:

1. Kepekaan untuk mengerti jalan Tuhan bagi diri dan keluarga

2. Ketaatan untuk terus berjalan sesuai arahan-Nya meskipun dunia menawarkan rute yang kelihatan lebih 'baik'

"Kepercayaan terwujud dalam sikap dan tindakan. Langkah kecil pertama Anda harus diikuti oleh langkah-langkah berikutnya, sampai Anda menyadari bahwa Tuhan memang telah membuka jalan bagi Anda untuk mengenalnya secara pribadi. Semakin Anda bertindak berdasarkan iman Anda kepada Tuhan, semakin Anda akan melihat jalan-Nya untuk Anda."

(Dr. Henry Cloud - Penulis Buku "God Will Make a Way")

Firman Tuhan, Alkitab

Hari 5

Tentang Rencana ini

Keluarga Sebagai Sebuah T.E.A.M - Part 1

Renungan ini untuk menyadarkan dan mengingatkan kita untuk melihat keluarga kita sebagai sebuah tim, dengan kembali merenungkan tujuan awal Allah menciptakan dunia dan isinya, serta apa tujuan awal Allah menciptakan lembaga keluarga.

More

Kami mengucapkan terima kasih kepada Family First Indonesia yang telah menyediakan rencana ini. Untuk informasi lebih lanjut, silakan mengunjungi: https://www.familyfirstindonesia.org/