Hope Has a Name | Renungan 7 Hari Menyambut Sang ImanuelSampel

Jangan Hidup dalam Ketakutan
Bacaan: Yesaya 8:9-17
Ayat Emas:
"Sebab, seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putra telah diberikan untuk kita; tampuk pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebut orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai." (Yesaya 9:5 TB2)
Tahun 2025, media sosial kita rasanya tidak asing dengan berita tentang konflik hingga peperangan. Entah yang berskala internasional, hingga perang-perang regional. Di negara-negara yang dilanda perang saudara, ada laporan yang menyebutkan lebih dari 2000 warga sipil tewas dalam dua bulan. Tak ada suku, bangsa, atau kelompok masyarakat yang benar-benar bebas dari ancaman kekerasan.
Kengerian semacam ini adalah lagu lama yang sudah kita dengar turun-temurun, dari generasi ke generasi. Lebih dari 700 tahun sebelum kelahiran Kristus, raja Ahaz dari Yehuda gemetar menghadapi serangan yang menghantui dari Israel dan Asyur (Yesaya 7:2).
Saat itulah Nabi Yesaya membawakan kabar baik... dan juga kabar buruk. Israel dan Asyur tidak akan menyerbu Yehuda. Namun, Mesir dan Asyur akan “mencukur” habis bangsa Yehuda dengan “pisau cukur” (ayat 17-25). Makna "mencukur habis" di sini adalah Tuhan akan menggunakan bangsa asing sebagai alat untuk mempermalukan, menghancurkan, dan merampas kekayaan Yehuda hingga negeri itu benar-benar tak berdaya.
Di tengah suasana suram dan menakutkan inilah Allah membuat pengumuman luar biasa tentang seorang Penyelamat yang akan datang. Dalam Yesaya 7:14, sang nabi menyebutkan seorang anak yang akan disebut "Imanuel"—Allah beserta kita. Nubuat ini memang menjadi tanda bahwa Allah menyertai umat-Nya di tengah krisis pada zaman Yesaya. Namun, kegenapan sejatinya baru terjadi berabad-abad kemudian, ketika seorang malaikat memberi tahu Yusuf bahwa perkataan nubuat Yesaya akan digenapi sepenuhnya pada Anak bernama Kristus yang dikandung tunangannya (Matius 1:23).
Kita menyembah dan mengagumi Bayi mungil yang terbaring di palungan, namun Dia sebenarnya menunjukkan pada kita ironi yang menakjubkan: Bayi yang terlihat lemah dan tak berdaya itu, sebenarnya adalah “TUHAN Semesta Alam”, atau “Tuhan Balatentara Surga”—sebutan yang diulang hingga 60 kali hanya di Kitab Yesaya! (ayat 13, 18).
Mungkin inilah alasannya mengapa Tuhan memberikan peringatan keras kepada Yesaya “jangan mengikuti tingkah laku bangsa ini” (ayat 11). Tuhan meminta Yesaya untuk menolak kepanikan dan spekulasi politik yang memenuhi Yerusalem saat itu. Bangsa Yehuda sedang menggantungkan ketakutan mereka pada aliansi politik dan ancaman manusia, padahal seharusnya hanya TUHAN Semesta Alam yang menjadi fokus kekaguman dan gentar mereka.
Allah berkata, “Jangan anggap persekongkolan segala yang disebut bangsa ini persekongkolan, apa yang mereka takuti janganlah kamu takuti dan janganlah gentar. Tetapi, Tuhan Semesta Alam, Dialah yang harus kamu akui sebagai Yang Kudus; kepada-Nyalah kamu takut dan terhadap Dialah kamu gentar.” (ayat 12-13).
Apakah kamu merasa takut dan gentar menjelang Natal ini? Ingatlah janji ini: “Besar kekuasaannya, dan damai sejahtera tidak akan berkesudahan di atas takhta Daud dan di dalam kerajaannya, karena ia mendasarkan dan mengukuhkannya dengan keadilan dan kebenaran dari sekarang sampai selama-lamanya.” (Yesaya 9:6). –Tim Gustafson
Baca Lebih Lanjut:
Yesaya 9:2-7; Matius 1:18-25
Aplikasi:
Apa yang sedang kamu takuti saat ini? Apa yang Mazmur 111:10 dan Amsal 1:7 katakan tentang "takut akan TUHAN"?
Firman Tuhan, Alkitab
Tentang Rencana ini

Melalui e-book renungan 7 hari ini, kami mengundangmu untuk sejenak menarik diri dari keramaian dan memulai perjalanan refleksi. Kita akan menelusuri janji-janji profetik dari Nabi Yesaya, merenungkan keagungan ilahi di balik Bayi yang rapuh, hingga memahami implikasi kehadiran-Nya pada cara kita hidup, mengasihi, dan menaati Allah. Mari kita mulai perjalanan ini bersama, dan jadikan Sang Harapan yang Memiliki Nama itu menetap di hidup kita. Tuhan Yesus memberkati, Tim WarungSaTeKaMu
More
Kami mengucapkan terima kasih kepada Our Daily Bread Ministries - Asia Pacific yang telah menyediakan rencana ini. Untuk informasi lebih lanjut, silakan mengunjungi: warungsatekamu.org
Rencana Terkait

21 Hari Doa & Puasa "Align in Promise"

Lepas Dari Hukuman

Kristen Adalah Siapa Saya Dan Atlet Adalah Apa Yang Saya Lakukan

Melihat Campur Tangan Tuhan

Datanglah, Roh Kudus: Sebuah Perjalanan Melalui Kisah Para Rasul Bersama Lumo

Dipilih Untuk Jadi Mukjizat.

Renungan Masa Raya Natal: Pelita Di Tengah Gulita

7 Hari Mencari Jeda
