Ketuhanan dan Keselamatan

Ketuhanan dan keselamatan tidak dapat dipisahkan. Titik awal keselamatan adalah pengenalan dari ketuhanan Kristus. Mengakui Yesus sebagai Tuhan membuahkan ketaatan kepada ketuhananNya di dalam seluruh hidup kita. Jika Yesus tidak menjadi Tuhan atas segalanya, Ia juga tidak dapat berkuasa atas segalanya. Kita tidak dapat memilih menerima Dia sebagai penyelamat saja tapi tidak sebagai Tuhan. Menerima keselamatan berarti kita juga menerima KetuhananNya. Tanpa menerima KetuhananNya berarti kita juga belum menerima keselamatan. Sesederhana itu.

Tanpa disadari, yang katanya orang Kristen mengaku percaya kepada Yesus tapi tidak mengakui ketuhananNya dalam hidup sehari-hari. Yang seperti ini hanya mau menyelamatkan diri dari hukuman kekal, tapi tidak mau menjalani hidup yang ditundukkan kepada ketuhanan Yesus. Sesuatu yang aneh dan egois, dan tak mungkin! Seperti firman Tuhan, mengakui Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat membawa kita kepada keselamatan. Tetapi, menerima keselamatan pun sejatinya berbuah hidup yang menunjukkan bahwa kita benar-benar mengakui Yesus sebagai Tuhan yang berkuasa atas hidup kita. Hidup seperti apakah itu? Hidup yang menundukkan diri kepada kuasaNya dan kebenaran firman Tuhan setiap hari. Hidup yang tidak lagi semaunya, tetapi seperti maunya Tuhan. Hidup yang sadar bahwa segala sesuatu yang ada pada kita adalah anugrah Tuhan, karena itu kita tidak berhak memilikinya sendiri dan memberikannya untuk Tuhan dan untuk melayani sesama. 

Bayangkan jika ada seseorang yang terpuruk dalam kebiasaan buruk berjudi. Suatu kali ia terlibat hutang besar karena kalah judi, lalu meminta bantuan seseorang untuk menyelamatkannya dari hutang itu. Orang ini kemudian melunasi semua hutangnya dan diapun terbebas. Tetapi setelah terbebas dari jerat hutangnya itu ia kembali berjudi hingga kalah dan berhutang lagi. Berarti ia tidak mengerti artinya diselamatkan dan karena itu tidak bisa menghargainya. Jika ia mengerti makna diselamatkan dan menghargainya, pasti ia tidak akan kembali berjudi. Ia akan lebih menghargai hidupnya yang telah diselamatkan, ia akan sangat menghormati orang yang menyelamatkannya dari hutang itu, bahkan mungkin akan mengabdikan dirinya kepada orang itu sebagai balas budi. 

Kita hanya bisa diselamatkan oleh Tuhan yang rela turun menjadi manusia dan mati bagi kita. Dan hanya Yesus yang Maha Penyayang yang mau melakukan itu.