Ketaatan Sebagai Pengakuan Terhadap KetuhananNya

Ketaatan adalah mata uang yang menunjukkan pengakuan kita terhadap otoritas – di mana pun, dalam konteks apapun. Di rumah, ketaatan anak-anak menunjukkan pengakuan dan penghormatan mereka terhadap orangtua. Ketika ada anak yang memberontak atau tidak mau taat kepada orangtua, ia sedang tidak mengakui otoritas orangtuanya dalam hidupnya. Walaupun demikian, ketidaktaatan anak itu tidak mengubah fakta bahwa orangtuanya akan tetap menjadi orangtuanya. Hanya karena anak tidak mau taat, tidak berarti orangtuanya berhenti menjadi orangtuanya, hanya saja otoritasnya tidak diakui anak itu. Di tempat kerja, ketaatan pegawai menunjukkan pengakuan dan penghormatan mereka terhadap atasan. Jika ada pegawai atau karyawan yang tidak taat kepada atasannya, tidak berarti atasan itu langsung tidak menjadi atasan lagi, hanya saja otoritasnya tidak diakui karyawannya.

Demikian pula hubungan kita dengan Tuhan. Taat ataupun tidak taatnya kita kepada Tuhan tidak mengubah fakta bahwa Ia tetaplah Tuhan yang berkuasa dan berdaulat atas segalanya. Jadi sebenarnya kalau kita menolak untuk taat kepada Tuhan yang tetap berkuasa dan berdaulat itu, yang rugi besar adalah kita sendiri. Rasanya Tuhan tidak akan rugi dengan ketidaktaatan kita, tapi kita yang rugi karena memilih untuk berjalan sendiri di luar kuasa dan kedaulatan Yang Maha Kuasa yang mengatur alam semesta ini. 

Ketaatan kita kepada Tuhan menunjukkan pengakuan dan penghormatan yang tinggi kepada Dia sebagai Tuhan. Ketaatan kita menunjukkan bahwa kita percaya Dia sepenuhnya, tanpa keraguan sedikitpun. Ketaatan kita menunjukkan bahwa kita mengakui Dia sebagai satu-satunya pihak yang layak dipercayai dan diandalkan dalam hidup kita. Ketaatan kita menunjukkan bahwa kita lebih memilih untuk menggantungkan hidup kita kepada Dia daripada kepada apa yang kita tahu selama ini. Ketaatan kita menunjukkan keberanian kita di dalam Tuhan. Ketaatan kitapun menunjukkan bahwa kita sudah menerima kasihNya, kita sadar bahwa Tuhan sangat mengasihi kita dan kitapun mengasihi Dia. Kita tidak akan bisa taat kepada Tuhan tanpa menerima kasihNya terlebih dahulu. Bagaimana mungkin kita tidak mengasihi, mempercayaidan mentaati Dia yang sudah menyelamatkan hidup kita?