MarilahSampel

Let's Go

HARI KE 16 DARI 21

Keadilan Gagah Berani

Oleh S. George Thomas

Pada saat dia membaca tentang emansipasi Presiden Lincoln bagi para budak di sekolah dasar, Gary Haugen tahu bahwa ia ingin menjadi seorang pengacara. Kemudian, saat ia berada di sekolah menengah pertama, ia mengambil sebuah biografi Reader's Digest tentang Martin Luther King, Jr. dan dengan cepat ia menjadi terobsesi untuk mencari tahu sebisanya tentang Gerakan Hak Rakyat Sipil. Setelah sekolah menengah atas, Gery belajar di Harvard dimana ia menjadi yakin bahwa dari semua agama dan kepercayaan di luar sana, Kekristenlah yang menawarkan jawaban yang paling jelas tentang bagaimana untuk hidup dengan adil.

Setelah lulus, ia melayani sebagai seorang pekerja magang di Gerakan Nasional untuk Rekonsiliasi, sebuah organisasi gereja di Afrika Selatan yang ditujukan untuk mengakhiri apartheid. Selama dia di sana, Gary berbincang-bincang dengan beberapa pastor yang pernah dipukuli dan dimasukkan ke dalam penjara karena berbicara tentang ketidakadilan. Saat menghabiskan waktu dengan mereka, dia berkata, "Yang paling mengejutkan saya dari para pastor ini adalah tidak adanya rasa takut dalam diri mereka. Mereka hanya melakukan hal yang benar karena mereka benar-benar percaya bahwa apa yang Yesus katakan itu benar. Dan saya menemukan bahwa ketika saya bertindak seakan jika saya percaya bahwa apa yang Yesus katakan itu benar, saya, juga, hidup tanpa rasa takut."

Saat ia kembali ke AS, Gary mendaftar ke jurusan hukum di Universitas Chicago dan kemudian bekerja sebagai pengacara percobaan di bagian hak rakyat sipil di Kementerian Kehakiman AS. Dia bertemu dengan isterinya, Jan, ketika ia sedang bekerja sebagai asisten di sebuah firma hukum, dan setelah menikah, mereka dengan cepat menetap ke dalam rutinitas hidup baru mereka. Segera, perhatian utama Gary terbagi atas merawat isterinya yang hamil, menukar mobilnya dengan minibus dan mencari tahu bagaimana mendapatkan perhatian dari anak-anak kelas enam di kelas sekolah Minggunya. Namun kemudian PBB menghubunginya untuk pergi menyelidiki di lapngan tentang peristiwa genosida di Rwanda.

Gary naik ke pesawat dan menuju ke Rwanda untuk menyelidiki kekejaman yang baru-baru saja terjadi disana. Ia berbicara dengan seorang ayah yang dipaksa melihat ketiga anak kecilnya dibacok sampai mati dengan golok. Ia mengunjungi sebuah gereja yang tertimbun dengan mayat gosong dari mereka yang datang mencari perlindungan namun malahan menemui kematian mereka. Dan saat menggali sebuah kuburan masal yang dipenuhi oleh mayat yang membusuk, ia membalikkan mayat dari seorang wanita dan menemukan bayinya terbaring mati di bawahnya.

Gary menghabiskan enam minggu mencari bukti bagi PBB agar mereka bisa mengadili para pelaku genosida di Rwanda. Pada saat ia pulang ke AS, ia sepenuhnya muak akan segala yang ia lihat dan dengar. Ketika sedang duduk di gereja suatu minggu, Gary mulai berpikir tentang bagaimana ketidakadilan merajalela di dunia kini. Dia menyadari bahwa meski ada beberapa organisasi besar seperti World Vision dan Salvation Army yang berfokus untuk memberi tumpangan bagi tuna wisma dan memberi makan orang lapar, ia tidak bisa memikirkan suatu organisasi Kristen yang khusus berfokus untuk membawa panggilan Allah untuk keadilan di dunia.

Selama beberapa hari berikutnya, Gary menghabiskan seluruh waktu luangnya untuk mempelajari Alkitab dengan mendalam untuk mencari tahu apa yang dikatakan tentang pandangan Allah akan keadilan. Dia menyimpulkan bahwa meski Kristus meminta semua yang mengikuti-Nya untuk mendoakan korban dari kekejaman dan ketidakadilan, Dia ingin agar kita melakukan lebih dari itu. Dia juga memerintahkan kita untuk membantu menyelamatkan mereka. Gary berkata: "Tuhan yang aku baca di dalam Alkitab bukanlah tuhan yang sekedar memberikan simpati dan ucapan. Ini adalah Tuhan yang menginginkan para penjahat bertanggung jawab dan orang-orang yang rentan dilindungi—disini dan sekarang!"

Jumat itu, Gary mengundurkan diri dari pekerjaannya di Kementerian Kehakiman. Tiga hari kemudian, ia meluncurkan Misi Keadilan Internasional, sebuah agen hak asasi manusia yang berdasarkan Alkitab yang memperjuangkan keadilan bagi korban perbudakan, eksploitasi seksual dan penindasan dalam bentuk lainnya. Hari ini, 13 tahun kemudian, Misi Keadilan Internasional mempekerjakan lebih dari 300 pengacara Kristen, penyidik kejahatan, pekerja sosial dan advokat yang berjuang tanpa lelah demi korban tak bersalah dari perbudakan, perdagangan manusia dan ketidakadilan di seluruh dunia.

Ketika Alkitab berbicara tentang ketidakadilan, ini tidak berbicara ketika Anda berada di toko kelontong dan wanita di depan Anda pergi ke antrian kasir ekspres dengan 13 macam barang bukan 10. Konsep keadilan Alkitab berlaku jauh melebihi pengadilan dan prinsip kewajaran; ia menjangkau ke dalam hidup kita sehari-hari. Dimana kita cenderung berbicara "mendapatkan keadilan," Alkitab membicarakan "melakukan keadilan" (Mazmur 82:3, Amsal 12:3).

Allah bersemangat tentang keadilan. Dengarkan Firman-Nya: Janganlah kamu berbuat curang dalam peradilan (Imamat 19:15). Semata-mata keadilan, itulah yang harus kaukejar (Ulangan 16:20). Terkutuklah orang yang memperkosa hak orang asing, anak yatim dan janda (Ulangan 27:19). Berbahagialah orang-orang yang berpegang pada hukum, yang melakukan keadilan di segala waktu! (Mazmur 106:3). Orang yang jahat tidak mengerti keadilan, tetapi orang yang mencari TUHAN mengerti segala sesuatu (Amsal 28:5). Sebab TUHAN adalah Allah yang adil (Yesaya 30:18). Sebab Aku, TUHAN, mencintai hukum (Yesaya 61:8).

Jika Allah begitu bersemangat akan keadilan, mengapa kita tidak?

Kitab Amos memberikan kita sedikit wawasan akan bagaimana perasaan Tuhan ketika kita tidak melibatkan keadilan dalam hidup kita. Sambil berbicara kepada anak-anak Israel, Allah berkata, "Jauhkanlah dari pada-Ku keramaian nyanyian-nyanyianmu, lagu gambusmu tidak mau Aku dengar. Tetapi biarlah keadilan bergulung-gulung seperti air dan kebenaran seperti sungai yang selalu mengalir" (Amos 5:23-24). Disini Anda merasakan kemarahan Allah dan kecil hati terhadap orang-orang yang menyanyikan semua lagu yang benar dan melakukan semua hal benar ketika mereka datang beribadah di Bait Allah, namun hidup mereka tidaklah selaras—mereka tidak hidup sesuai dengan keadilan Allah. Mereka tidak melihat bahwa merawat mereka yang susah, yang tertindas dan mereka yang dipinggirkan oleh masyarakat tidak bisa dipisahkan dari ibadah kita kepada Allah.

Ketidakadilan merajalela di sekitar kita. Sebagai agen perubahan Allah di dunia, kita tidak bisa sekedar duduk diam. Mikha 6:8 berkata, "Hai manusia, telah diberitahukan kepadamu apa yang baik. Dan apakah yang dituntut TUHAN dari padamu: selain berlaku adil, mencintai kesetiaan, dan hidup dengan rendah hati di hadapan Allahmu?" Ada beberapa cara Anda bisa membantu menjalankan kehendak Allah untuk keadilan: Anda bisa mendoakan mereka yang diperbudak, dipenjara secara salah dan terjebak karena perdagangan manusia. Anda bisa mengajukan peninjauan kembali secara pribadi kepada pejabat pemerintah atau perusahaan. Anda bisa menyumbangkan waktu dan tenaga atau menyumbangkan dana kepada organisasi yang memerangi ketidakadilan dan kejahatan di dunia.

Mintalah Tuhan hari ini agar memberikan Anda semangat-Nya untuk keadilan dan menunjukkan kepada Anda apa yang bisa Anda lakukan untuk melawan kejahatan di dunia hari ini.

Ayat Hafalan

Hai manusia, telah diberitahukan kepadamu apa yang baik. Dan apakah yang dituntut TUHAN dari padamu: selain berlaku adil, mencintai kesetiaan, dan hidup dengan rendah hati di hadapan Allahmu? Mikha 6:8 (TB)

Firman Tuhan, Alkitab

Hari 15Hari 17

Tentang Rencana ini

Let's Go

Renungan selama 21 hari dari Gateway Church ini ditujukan untuk mendorong dan menginspirasi Anda untuk mengikuti Amanah Agung Yesus untuk, "Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk" (Markus 16:15).

More

Kami mengucapkan terima kasih kepada Gateway Church yang telah menyediakan rencana bacaan ini. Untuk informasi lebih lanjut, silakan kunjungi: https://gatewaypeople.com