Kuat Dalam Iman, Bertanggung Jawab, dan BerdampakSampel
Tuhan Melihat Hati
Menjadi pria sejati yang utuh bukan dilihat dari rupa ataupun apa yang kita miliki. Banyak dari kita beranggapan bahwa karakter diukur dari kesuksesan, karena itu mungkin kita pernah berpikir, “Saya sudah memiliki segalanya, tapi kok saya tetap merasa kesepian dan ada sesuatu yang kurang?” Mungkin ada juga yang berpikir: “Saya belum mengalami kesuksesan karena belum punya apa-apa, maka saya belum pantas dipromosikan di pekerjaan, ikut pelayanan, atau bergabung dalam kegiatan apa pun. Level saya belum sampai ke sana.”
Kesombongan, rasa hampa, maupun rasa minder menghambat langkah kita untuk maju dan bahkan membuat kita salah mengambil keputusan atau yang lebih parah, tidak berani mengambil keputusan apa-apa.
Mari berhenti sejenak, melihat ke dalam diri dan bertanya: Apakah saya sudah mengenal diri saya dengan baik? Apakah saya mengetahui kelebihan dan talenta yang saya miliki? Kekurangan apa yang harus saya perbaiki? Pergaulan seperti apa yang saya miliki? Apakah mereka adalah teman-teman yang membawa saya berjalan ke tempat yang baik atau justru membuat langkah saya melambat? Dan yang terpenting, Siapakah sumber kehidupan yang memberi kekuatan dan tuntunan selama ini? Seberapa dekat penyertaan dan campur tangan Tuhan di dalam hidup saya? Apakah ada gaya hidup saya yang harus diubah?
Perhatikan perjalanan hidup Abraham (Kejadian 12:1-20). Karena Abraham hidup setia, taat, dan percaya kepada Tuhan, maka kehidupannya diberkati Tuhan sekalipun tidak masuk logika manusia. Begitupun dengan Daud (1 Samuel 16, 1 Raja-Raja 2) yang mengalami begitu banyak musim di hidupnya. Dia seorang raja yang luar biasa diurapi, mencintai Tuhan, dan terus menerus mencari Tuhan. Tapi seperti layaknya manusia yang bisa terjatuh dalam dosa, Daud tergoda dan akhirnya jatuh dalam dosa. Daud harus membayar harga yang mahal akan dosanya, dan tuaian doa penyesalannya dapat kita baca di Mazmur 51.
Daud menyadari kesalahannya saat mentornya yaitu nabi Nathan berani menegurnya (2 Samuel 12:1-14), dan seketika itu Daud menyesali kesalahannya, memohon pengampunan dari Tuhan, dan mau kembali hidup benar. Karena Daud berani rapuh di hadapan Tuhan, dia menerima pengampunan dan Tuhan menuntun perjalanan hidupnya. Daud berani berkata, “Bangkitkanlah kembali padaku kegirangan karena selamat yang dari pada-Mu, dan lengkapilah aku dengan roh yang rela!” (Mazmur 51: 12).
Hari ini, mulailah hidup dengan standar Tuhan, bukan standar manusia. Tuhan melihat hati dan kesetiaan kita, bukan kesuksesan dunia, rupa, kekayaan, posisi di masyarakat, dan pergaulan yang luas. Tuhan mau kita hidup di dalam kebenaran-Nya sehingga karakter kita akan mencerminkan firman Tuhan. Karena kalau kita sungguh-sungguh di dalam Tuhan, kita akan punya percaya diri yang sehat sebagai anak-Nya dalam menghadapi dunia yang penuh tantangan. Penyertaan Tuhan akan melindungi kita dan membawa kesuksesan yang bernilai keabadian.
Renungkan
- Sebagai pria apa tantangan dan rintangan terbesar Anda dalam menjalankan hidup yang benar?
- Bila seseorang mengikuti Anda sepanjang hari, apakah Anda bangga atau malu akan gaya hidup Anda saat ini?
- Apakah Anda punya sahabat atau mentor yang baik yang berani menegur Anda?
- Apa harapan Anda untuk pertumbuhan rohani?
Lakukan
- Tuliskan apa yang menjadi tujuan hidup Anda.
- Tuliskan sifat buruk dan perilaku negatif yang masih Anda lakukan sampai hari ini.
- Berdoa, sampaikan isi hati, dan permohonan maaf Anda kepada Tuhan.
- Kembali tuliskan empat hal yang ingin Anda perbaiki selama satu bulan ke depan.
- Bagikan kepada orang yang Anda percayai, mungkin pemimpin komsel Anda dan diskusikan bersama-sama.
Doa
Bapa, hari ini aku menyadari pola pikir dan perilaku hidupku yang masih keliru. Aku mohon pengampunan Tuhan atas segala kesalahan yang sudah kuperbuat. Aku mohon sucikan aku dengan darah-Mu dan biarlah Roh Kudus ambil alih hati dan pikiranku, tuntun hidupku dan jalanku. Saat ini aku ingin lebih mengenal Engkau dan biarlah aku hidup dalam roh dan kebenaran, sehingga aku tidak hidup dengan cara dunia, tetapi dengan cara Tuhan. Aku percaya Tuhan telah menjawab doaku dan karena kebaikan-Mu, Engkau akan memberiku hikmat dan pengertian agar aku mampu melakukan semua kehendak-Mu yang baik, di dalam nama Tuhan Yesus aku percaya, amin.
Tentang Rencana ini
Seorang pria bukan saja diciptakan Tuhan untuk menjadi kuat secara fisik, tetapi juga secara rohani dengan berada dekat kepada Tuhan, mengerti kehendak-Nya, dan utuh. Selama tiga hari, kita akan belajar bagaimana menjadi kuat dalam iman, bertanggung jawab, dan berdampak sehingga kita bisa bangkit dan berjalan tegak ketika tantangan datang.
More
Kami ingin mengucapkan terima kasih kepada Gereja Komunitas Jakarta Puji karena menyediakan rencana ini. Untuk informasi lebih lanjut, silahkan kunjungi: http://jpcc.org