Merespon Dengan BenarSampel
Membangun Diri dan Melihat ke Atas
1 Samuel 30 menceritakan tentang Daud dan semua tentaranya ketika mereka kembali ke kota Siklak. Habis berperang, tentu mereka merasa sangat capek, atau mungkin ada yang terluka dan gugur. Yang mereka inginkan tentu adalah beristirahat dan kembali bersatu dengan keluarga mereka. Tapi mereka malah mendapati kota mereka terbakar habis, istri dan anak-anak mereka ditawan oleh lawan. Ada dua respon yang berbeda yang dicatat dalam Alkitab.
Respon pertama, para tentara yang pedih hatinya. Mereka terbukti tidak menjaga hati dengan baik. Perasaan capek, kehilangan, marah, khawatir, takut, kecewa, campur aduk menjadi satu dan masuk ke dalam hati mereka sehingga mereka tidak lagi bisa berpikir rasional bahkan berniat untuk melempari pemimpin mereka sendiri dengan batu. Berusaha melampiaskan kemarahan dan kekesalan mereka kepada orang lain. Orang-orang yang pahit hati akan penuh dengan pertanyaan: “Mengapa ini semua terjadi? Mengapa saya kena persoalan ini? Padahal saya sudah melayani. Padahal saya sudah memberikan persembahan.” Orang-orang seperti ini penuh dengan pertanyaan “mengapa”.
Respon kedua, respon Daud. Daud dalam keadaan amat terjepit dan kehilangan yang sama, tapi dia tetap menjaga hatinya. Dia tidak pahit hati. Pada saat Daud sudah tidak bisa lagi mengandalkan siapa-siapa, termasuk tentaranya sendiri, Daud melakukan sesuatu yang kita semua bisa tiru sebagai anak-anak Tuhan terutama dalam situasi pandemi seperti sekarang ini. Daud menguatkan dirinya sendiri di dalam Tuhan. “But David encouraged himself in the Lord His God,” dikatakan dalam bahasa Inggris. Di akhir kisah, Daud dan semua tentaranya mendapatkan kembali apa yang hilang ditambah banyak lagi barang jarahan perang.
Ada saatnya dalam hidup ini, kita tidak bisa lagi mengandalkan siapa-siapa. Kita ingin orang lain membantu tapi mereka pun juga mungkin dalam keadaan susah. Pada saat itulah kita perlu melihat ke dalam, membangunkan diri kita sendiri lebih dahulu lalu melihat ke atas; ke sumber harapan. Ingatkan dan perkatakan tentang siapa kita dalam Kristus. Ingat kita ini anak Allah. Kita disertai, dikasihi apa adanya; kita adalah biji mata-Nya dan diberi kuasa dalam nama Yesus. Ingatlah semua kebaikan Tuhan, semua yang Dia pernah kerjakan dalam hidupmu, berkat-berkat yang Dia sudah limpahkan, semua sampai selama ini. Ada Roh Kudus di dalam kita yang akan memimpin kita untuk berharap kepada-Nya.
Doa
Bapa di surga, aku mengucap syukur bahwa firman-Mu selalu menguatkan dan menolong aku. Aku berdoa bagi pemerintah yang memimpin negeraku, setiap pihak yang campur tangan untuk menang atas keadaan ini, dan kami semua anak-anak-Mu. Berikan hikmat, perlindungan, dan penyertaan sehingga negaraku bisa keluar dari kesulitan ini. Aku bersyukur aku punya Roh Kudus. Aku bersyukur aku dikasihi, dan punya harapan di dalam Engkau. Bantu aku untuk menjadi berkat buat orang lain. Dalam nama Tuhan Yesus, amin.
Firman Tuhan, Alkitab
Tentang Rencana ini
Dunia yang sedang mengalami pandemi bukan sesuatu yang kita sudah tahu akan terjadi dan inginkan untuk terjadi. Tapi jika kita bisa merespon dengan benar, keluar dari kesulitan ini, kita akan menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya. Selama lima hari, kita akan belajar untuk menjaga iman kita, fokus kepada kebaikan Tuhan, belajar mendengarkan suara-Nya, mempraktekkan kebaikan, serta membangun diri kita di dalam Tuhan.
More
Kami mengucapkan terima kasih kepada Jakarta Praise Community Church yang telah menyediakan rencana ini. Untuk informasi lebih lanjut, silakan mengunjungi: http://jpcc.org