KRISTEN DAN IDENTITASNYASampel

KRISTEN  DAN IDENTITASNYA

HARI KE 1 DARI 3

Takut Akan Hilang

FOMO (Fear of Missing Out) adalah istilah yang berkembang di abad ke-21 akibat semakin meluasnya penggunaan media sosial. Berdasarkan Cambridge Dictionary, FOMO berarti suatu kekuatiran, bahwa seseorang telah ketinggalan kegiatan yang menarik yang dihadiri oleh orang lain. Sebuah hasil studi bahkan menunjukkan bahwa FOMO juga dapat berupa kekuatiran akan ketidaktahuan terhadap sesuatu yang diketahui oleh orang lain, serta kekuatiran ketika apa yang dimiliki orang lain lebih baik daripada apa yang kita miliki.

Sesungguhnya kecenderungan manusia untuk memiliki kekuatiran seperti itu bukanlah hal baru. Lihatlah manusia pertama yang jatuh ke dalam dosa. Keinginan untuk menjadi seperti Allah—tahu tentang yang baik dan yang jahat—adalah erangan hati yang menyatakan bahwa mereka juga mengalami FOMO. Manusia pertama tersebut menginginkan pengetahuan dan pengertian seperti yang dimiliki Allah—ternyata ada kekuatiran terselubung seolah-olah Allah telah kurang cakap dalam membentuk dan menjadikan mereka. 

FOMO ternyata dapat merupakan ekspresi ketidakpuasan akan apa yang Allah sudah jadikan dan yang paling mendasar, sebuah kegagalan untuk menghayati identitas diri di hadapan Allah. Kita dapat mengekspresikan FOMO dalam berbagai bentuk. Penelitian menunjukkan bahwa “penderita” FOMO biasanya akan berusaha untuk menampilkan kehidupan palsu di media sosial demi sebuah kelegaan semu, bahwa hidupnya juga sama baiknya dengan orang lain. FOMO dan media sosial bagaikan lingkaran setan yang akan saling memengaruhi: semakin sering seseorang menggunakan media sosial, semakin tinggi potensinya mengalami FOMO. Ketika ia sudah mengalami FOMO, ia kembali lagi ke media sosial sebagai pelariannya. Ini jelas merupakan cara hidup yang merusak.

Karena itu, manusia membutuhkan Kristus. Ia tidak takut kehilangan apa pun demi orang-orang percaya. Ia juga tidak takut ketinggalan apa pun jika Ia harus mati di kayu salib. Ketaatan-Nya sebagai Sang Anak dan Utusan Bapa adalah teladan bagi umat percaya untuk menjalani hidup dengan pengertian yang benar akan siapa diri kita di hadapan Allah. Kita adalah anak-anak terang, yang sepatutnya menjalani hidup dengan bijaksana dan mata yang terus tertuju pada kehendak Tuhan; memakai setiap kesempatan yang Ia berikan dengan baik. Jika ini menjadi fokusnya, kita tidak perlu kuatir pada apa yang dilakukan/dimiliki/diketahui orang lain. Kita sudah terlalu antusias untuk mengerjakan bagian kita. Kita juga tidak ketinggalan apa pun, sebab yang terbaik sudah kita terima, yaitu keselamatan di dalam Yesus Kristus.

Hari 2

Tentang Rencana ini

KRISTEN  DAN IDENTITASNYA

Abad ke-21 barangkali merupakan era dimana semakin banyak orang, termasuk orang Kristen, mengalami krisis identitas. Hadirnya berbagai media sosial yang difasilitasi oleh internet membuat setiap orang dapat menciptakan identitas-identitas online yang bisa jadi sangat berbeda dari identitasnya dalam keseharian. Renungan-renungan ini mengajak Anda untuk merefleksikan kembali apa artinya menjadi orang Kristen di tengah maraknya media sosial yang mencoba mendikte citra diri penggunanya.

More

Kami mengucapkan terima kasih kepada Perkantas Indonesia yang telah menyediakan rencana ini. Untuk informasi lebih lanjut, silakan mengunjungi: http://www.perkantas.net