Ini aku, TuhanSampel
Ditolak
Sesungguhnya, kehidupan kita sarat dengan penolakan. Orang berdagang suatu barang, tidak serta merta semua orang suka dan membeli, kerap si pedagang harus berhadapan dengan penolakan. Karena yang dijual adalah barang (berupa benda), barang tidak bisa protes “eh, kenapa lu tolak gue?” atau “gue ini bagus loh, lu mesti pilih gue”. Kan engga..
Bayangkan jika itu adalah kita (manusia). Kita diciptakan punya hati, rasa, bisa melihat, punya emosi, sedih, gembira dan sebagainya. Kebayang kan, rasanya kalau kita ditolak di lingkungan dimana kita ada, misalnya : dalam keluarga, komunitas, pertemanan, sekolah, atau cinta kita ditolak? Secara tidak langsung, respon seseorang yang melihat kita, bisa menimbulkan penilaian tertentu buat kita, atau istilahnya ‘memberikan label” atas pemikirannya yang bisa menimbulkan asumsi-asumsi negatif, akibatnya pembunuhan karakter.
Diterima, adalah salah satu kebutuhan manusia. Kebutuhan bahwa “gue ada”, merupakan kebutuhan yang tidak boleh dikesampingkan begitu saja. Dengan begitu, manusia “diorangkan”, dianggap, dipedulikan, diperhatikan. Baiklah kita menjadi umat Tuhan yang bersedia menerima diri kita dan orang lain apa adanya. Bukan menerima mereka karena ada maunya atau punya kepentingan tertentu. Dan sadari bahwa setiap orang unik, berharga di mata Tuhan.
Renungkan
Bagaimana cara kita untuk menerima diri kita dan orang lain apa adanya? Bagaimana cara kita mengelola penolakan yang kerap kali kita hadapi?
Doa :
Tuhan Yesus, aku berdoa, Tuhan berikan aku hati yang selalu baru, hati yang mengasihi sesamaku sebagaimana mereka adanya, juga kesediaanku untuk menerima dan mengasihi diriku karena aku berharga dimata-Mu. Baharuilah hatiku dan batinku selalu. Amin.
Firman Tuhan, Alkitab
Tentang Rencana ini
Renungan ini untuk membawa umat Tuhan bersedia menerima dirinya dan juga sesama apa adanya serta hidup untuk kemuliaan Tuhan
More
Kami ingin berterima kasih kepada Heaven On Earth yang telah menyediakan rencana ini. Untuk informasi lebih lanjut, silahkan kunjungi: https://www.facebook.com/merry.subagjo