Jujur dan TerbukaSampel

Jujur dan Terbuka

HARI KE 1 DARI 4

Mulai dari Mana?

Sebagai pemakai barang elektronik, tentu kita tahu rasanya ketika berhadapan dengan kabel kusut. Bahkan butuh kesabaran dan waktu ekstra ketika kusutnya sudah begitu parah. Rasa frustasi ini mungkin dapat menggambarkan perasaan kita ketika berhadapan dengan orang yang berbelit-belit. Atau mungkin, kita juga pernah jengkel dengan diri sendiri ketika sadar kita sedang berbelit-belit? 

Dalam Yesus, kita adalah terang dunia. Banyak orang perlu terang kita; teladan kita, supaya mereka bisa mengenal Sang Pencipta dan jalan-jalan-Nya. Tapi, kita tidak dapat menerangi tempat yang gelap dengan baik, kalau kita sendiri tidak membiarkan terang Tuhan bercahaya atas pikiran, perasaan, bahkan rahasia kita. 

Jujur dan terbuka kepada orang lain dimulai dari jujur dan terbuka kepada Tuhan dan diri kita sendiri. Tidak jujur dengan pikiran dan perasaan kita, membuat kita jadi orang yang berbelit-belit. Ketidakjujuran yang didasari oleh rasa penolakan (denial) untuk menerima kebenaran yang ada, membuat kita berputar, berbelok; menggunakan berbagai alasan untuk menghindar maupun menutupi diri. Di akhir Mazmur 139, kejujuran dan keterbukaan Daud kepada Tuhan dia ungkapkan dengan meminta Tuhan menyelidiki dan menyelami hatinya. Dia juga meminta Tuhan menguji dan mengetahui pikirannya. Biar Tuhan yang lihat, apa yang ada di sana. Dia ingin Tuhan yang membimbing dia di jalan yang kekal. 

Mungkin kita berpikir, “Tuhan itu mahatahu, jadi untuk apa aku cerita?” Karena waktu kita bercerita apa adanya, kita sedang membangun hubungan, rasa percaya, dan kedekatan dengan-Nya. Penerimaan Tuhan yang tanpa syarat menuntun kita untuk menerima diri kita sendiri dengan segala kekurangan dan kelebihan kita. Dampak lainnya, membuat kita lebih mudah menerima orang lain yang jujur dan terbuka kepada kita, karena kalau kita tidak pernah menyelami diri sendiri, kita bisa menjadi sombong ketika bertemu kelemahan orang lain. Pada akhirnya, jujur dan terbuka pada Tuhan dan diri sendiri akan mendorong kita berubah menjadi pribadi yang lebih baik.

Renungkan dan Doakan

Tuhan adalah tempat teraman dan terbaik untuk mengakui keberadaan kita. Dia mendengar cerita kita bukan untuk mencari kesalahan, tapi menuntun kita pada kasih karunia-Nya. Pertanyaannya, maukah kita jujur dan terbuka pada Tuhan dan diri kita sendiri? Maukah kita dibimbing oleh Tuhan di jalan yang kekal? Mari mulai berani jujur dan membuka diri pada Tuhan secara sederhana dengan tiga kata ini: “Aku merasa ___ karena ___.”

Firman Tuhan, Alkitab

Hari 2

Tentang Rencana ini

Jujur dan Terbuka

Jujur dan terbuka kepada orang lain dimulai dari jujur dan terbuka kepada Tuhan dan diri kita sendiri. Keduanya membutuhkan keberanian. Kita akan renungkan bersama bagaimana caranya kita bisa mulai bersikap jujur dan terbuka, buah apa yang akan kita tuai darinya, bagaimana pengalaman maupun masa lalu tidak harus menghalangi kita untuk mempercayai orang lain, sambil kita membangun hidup berintegritas di hadapan Tuhan.

More

Kami mengucapkan terima kasih kepada Jakarta Praise Community Church yang telah menyediakan rencana ini. Untuk informasi lebih lanjut, silakan mengunjungi: http://jpcc.org