Empat Pertanyaan Untuk MelayaniSampel

Empat Pertanyaan Untuk Melayani

HARI KE 1 DARI 4

Bagaimana Aku Bisa Membantu Dia?

Tiap budaya punya kebiasaan tersendiri dalam menyambut tamu yang datang ke rumahnya. Di zaman Tuhan Yesus, orang menyambut tamu dengan menyediakan air untuk tamu itu membasuh kaki, atau kalau di rumah orang yang kaya, akan ada pelayan yang membasuh kaki tamu itu. Membasuh kaki dilakukan supaya orang merasa nyaman, segar, dan bersih kembali setelah berjalan kaki dengan hanya menggunakan sandal. 

Di perjamuan malam terakhir bersama murid-murid-Nya, Yesus membasuh kaki mereka. Yesus adalah Rabi mereka dan juga Mesias, tapi melakukan pekerjaan yang di zaman itu seharusnya seorang pelayan lakukan. Petrus dengan gamblang memprotes Yesus, “Engkau tidak akan membasuh kakiku sampai selama-lamanya." Yesus menjawab, "Jikalau Aku tidak membasuh engkau, engkau tidak mendapat bagian dalam Aku."

Kita tidak punya gambaran lengkap akan suatu hal, sampai kita mengalaminya secara langsung. Contohnya, kita bisa memakai Google Map untuk melakukan Virtual Tour, berjalan-jalan di negara lain secara virtual. Tapi hanya pada waktu kita menginjakkan kaki di sana, kita baru bisa punya gambaran yang 100% karena punya pengalaman personal berada di negara tersebut. 

Waktu Yesus membasuh kaki para murid, Dia memberikan mereka pengalaman langsung bagaimana rasanya dilayani. Mereka yang sempat berargumen tentang siapa yang akan duduk di kiri dan kanan Yesus dalam kemuliaan, menerima pelajaran bahwa bukan itu fokus yang Yesus inginkan di tengah mereka. Tapi saling membasuh kaki—itulah yang Dia inginkan mereka lakukan. Artinya, rendah hati, mau berkorban, tidak mementingkan diri sendiri, memberi untuk kebaikan orang lain—alias melayani, adalah yang Dia kehendaki. 

Betul, dilayani itu lebih menyenangkan daripada memberikan pelayanan. Hati yang melayani tidak muncul pada diri kita secara instan. Ibaratnya seperti memahat kayu, hati yang melayani harus terus dibentuk, dibentuk, dan dibentuk. 

Dari mana kita bisa mulai melayani? Kita bisa mulai dengan pertanyaan ini: Bagaimana aku bisa membantu dia? Karena kekuatan kita adalah untuk melayani.

Doa

Tuhan Yesus, di tengah keadaan di mana banyak orang menggunakan kekuasaan untuk kepentingan personal, Engkau Raja dan Tuhan yang Termulia, mencontohkan bagaimana menggunakan kekuatan untuk melayani orang lain. Bentuklah hati yang melayani di dalamku, agar melalui pelayananku, orang-orang yang lelah dan berbeban berat bisa menemukan kelegaan dan merasakan kasih-Mu. Dalam nama Tuhan Yesus, amin. 

Hari 2

Tentang Rencana ini

Empat Pertanyaan Untuk Melayani

Kekuatan adalah untuk melayani dan melayani adalah sikap yang perlu kita ikuti dari Yesus, yang meskipun Raja atas segalanya tapi punya hati hamba untuk melakukan kehendak Bapa. Melalui empat pertanyaan dalam renungan ini, mari mulai melayani dengan pola pikir yang dapat mendorong pelayanan kita, serta bisa memiliki semangat dalam melayani karena terhubung dengan Sumber yang benar.

More

Kami mengucapkan terima kasih kepada Jakarta Praise Community Church yang telah menyediakan rencana ini. Untuk informasi lebih lanjut, silakan mengunjungi: http://jpcc.org/