Rencana Tuhan Bagi KeluargaSampel

Alkitab berkata, “Allah adalah kasih” (1 Yohanes 4:8). Kasih bukan hanya atribut Tuhan; itu adalah sifat-Nya. Karena Allah adalah kasih, maka Dia menghargai suatu hubungan. Sifat-Nya adalah relasional, dan Dia mengidentifikasi diri-Nya dalam istilah keluarga: Bapa, Anak, dan Roh Kudus. Tritunggal adalah hubungan kasih Allah yang sempurna dengan diri-Nya, sehingga Dia tidak pernah kesepian. Karena Allah adalah kasih, Ia memiliki keinginan untuk menciptakan keluarga sebagai sarana untuk mengekspresikan kasih-Nya.

Konsep keluarga diperkenalkan sejak awal, seperti yang kita lihat dalam Kejadian 1:28, "Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: "Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi.” Rencana Tuhan bagi penciptaan adalah bagi pria dan wanita untuk menikah dan memiliki anak.Seorang laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging (Kejadian 2:24) melalui pernikahan, dan beserta dengan anak-anak mereka akan menjadi sebuah keluarga, sebuah bangunan yang penting dari masyarakat manusia.

Tujuan pernikahan itu bersifat rohani, dan bukan hanya fisik, emosional, atau sosial. Setiap pernikahan baru membentuk kesatuan rohani yang baru atau kemitraan; sebuah keluarga yang memiliki tanggung jawab rohani kepada Tuhan dan masyarakat. Keluarga seharusnya menyediakan kebutuhan fisik, emosi, sosial, ekonomi, dan rohani bagi para anggotanya sehingga mereka dapat menjadi produktif dan berguna bagi Tuhan dan pekerjaan-Nya di bumi.