Kekristenan dan Profesionalisme 2Sampel

Kekristenan dan Profesionalisme 2

HARI KE 1 DARI 5

MADE IN AMERICA

“Maka Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari keenam” (Kejadian 1:31)

Profesional, apa yang ada di benak Anda ketika membaca judul di atas? Barang yang bermutu? Bergengsi? Mahal? Awet? Hal yang sama melintas di dalam benak saya ketika menulis renungan ini. Bahkan ketika saya hendak ke US, seorang tetangga berkata, “Jangan lupa beli gunting kuku. Gunting kuku buatan Amerika terkenal awet.” Ketika berada di toko serba ada Wal-Mart, saya benar-benar membeli sebuah gunting kuku. Ternyata barangnya memang memuaskan saya, meskipun harganya jauh lebih mahal daripada gunting kuku di Indonesia.

Meskipun saat ini negara-negara maju seperti Jepang telah menghasilkan produk yang tak kalah mutunya, kata ‘made in America’ masih dijadikan andalan untuk menjual produk-produk bermutu. Tidaklah mengherankan jika Sam Walton, pemilik Wal-Mart—perusahaan yang pada tahun 2005 lalu dinobatkan majalah bisnis Forbes sebagai penghasil omzet terbesar di dunia—menulis buku berjudul sama. Orang yang dijuluki media sebagai “Orang udik…yang memiliki milyaran dolar yang tersimpan di gua” ini memberikan rahasia suksesnya: “Saya selalu ingin menjadi peritel terbaik di dunia, bukan yang terbesar.”

Profesional, saat saya diajak mengobrol oleh salah seorang peritel terkenal di Surabaya, dia pun memiliki prinsip yang sama: “Saya selalu ingin meningkatkan mutu swalayan saya baik dari segi proses maupun barang yang dijual.” Oleh sebab itu, mutu yang baik pada akhirnya tetaplah yang akan memenangkan pertempuran. 


Doa: Bapa, setiap kali Engkau menciptakan apa pun, Engkau selalu membuat yang terbaik. Ajar aku untuk meneladani-Mu.

Firman Tuhan, Alkitab

Hari 2

Tentang Rencana ini

Kekristenan dan Profesionalisme 2

Tidak ada hubungan antara iman dan hidup keseharian! Pemikiran seperti ini seringkali masih dimiliki oleh orang Kristen. Tidaklah mengejutkan jika seseorang akan menjadi orang yang berbeda pada waktu yang berbeda dan di tempat yang berbeda. Di dalam area agama, seseorang akan menggunakan kitab suci dan pengajaran agamanya sebagai acuan kebenaran. Sementara di dalam kehidupan profesi, standar kebenaran diukur dengan alat yang lain seperti uang, prestasi, kekuasaan, atau kenyamanan.

More

Kami ingin mengucapkan terima kasih kepada Xavier Quentin Pranata yang telah menyediakan rencana ini. Untuk informasi lebih lanjut, silakan kunjungi: http://xavier.web.id