Datanglah Apa AdanyaSampel

Datanglah Apa Adanya

HARI KE 1 DARI 5

Curhat Dengan Sahabat

“Dan TUHAN berbicara kepada Musa dengan berhadapan muka seperti seorang berbicara kepada temannya” (Kel 33:11a).

Seringkali kita membayangkan kalau kita berdoa itu, seperti kita menghampiri sosok yang Maha Tinggi dan Maha Kuasa, Raja segala raja, lalu kitapun tersungkur dan merangkak di hadirat-Nya, dalam ketakutan dan kegentaran.

Memang benar, Allah kita itu Allah Maha Kuasa, Maha Tinggi, Maha Mulia, Maha Dahsyat, Raja segala raja. Tetapi Allah tidak menganggap kita sebagai budak atau pion. Dia mengganggap kita sebagai sahabat. Persahabatan itu perlu dua belah pihak, bahkan Allah pun perlu kita untuk menjadi sahabat-Nya.

Apakah kita bisa ngobrol-ngobrol di warung kopi dengan Pak Presiden? Apakah kita bisa main ke rumah Pak Gubernur, karena cuma mau curhat-curhat saja sambil makan pisang goreng? Hampir mustahil, kalau kita bukan orang dekat dari Pak Presiden atau Pak Gubernur.

Tetapi dengan sahabat kita? Kita selalu bisa datang kepada sobat kita, kapan saja, saat kita mau ngobrol, curcol, curhat, lagi senang atau sedih, kan? Sambil nongkrong di warung kopi, ditemani jajanan hangat, kita bisa mengobrol lama.

Seperti itu yang Tuhan rindukan untuk kita.

Pernah bayangkan seperti apa Abraham bercakap-cakap dengan Allah, saat Allah membawanya keluar malam itu dan menunjukkan bintang-bintang di langit? Mungkin Abraham duduk dengan santai, melonggarkan syalnya, sementara Allah membentangkan langit sambil bercerita. Seolah-olah di antara mereka bukan sosok ciptaan dan Pencipta. Mereka bersama-sama, berduaan, masing-masing bersikap apa adanya dengan terbuka, mengobrol apa adanya.

Lalu juga Alkitab menceritakan bagaimana Tuhan berbicara kepada Musa dengan berhadapan muka seperti seorang berbicara kepada temannya.

Pernah bayangkan seperti apa? Di dalam tenda itu, mungkin Musa duduk menyelonjorkan kakinya. Musa mencurahkan segala kekesalan dan kelelahannya. Sementara tiang awan menyelubungi pintu tenda, Musa berceloteh dan Allah mendengarkan sambil tersenyum. Lalu Allah pun bercerita dan menghibur Musa, seperti seseorang mendengarkan dan menghibur sahabatnya.

Apakah kita bisa seperti Musa dan Abraham, bertemu muka dengan muka dengan Allah?

Ya, itu juga yang Filipus tanyakan kepada Yesus. Bagaimana dia bisa bertemu dengan Allah muka dengan muka. Apa jawab Yesus?

Kata Filipus kepada-Nya: "Tuhan, tunjukkanlah Bapa itu kepada kami, itu sudah cukup bagi kami." Kata Yesus kepadanya: "Telah sekian lama Aku bersama-sama kamu, Filipus, namun engkau tidak mengenal Aku? Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa” (Yoh 14:-8-9).

Wuih, dahsyat! Sebetulnya kita beroleh anugerah jauh lebih besar daripada orang-orang di jaman Perjanjian Lama, loh! Pada masa itu, hanya sedikit orang, seperti Musa dan Abraham yang bisa bertemu muka dengan muka dengan Allah. Namun sekarang Yesus telah membuka jalan untuk kita bisa selalu datang ke hadirat-Nya dan bertemu muka dengan muka dengan Allah.

Dia memanggil kita sahabat. Sobat. Bukan hamba. Sobat untuk kita curcol, curhat, terbuka. Dan itulah bagaimana kita berdoa kepada Sang Sahabat.

Firman Tuhan, Alkitab

Hari 2

Tentang Rencana ini

Datanglah Apa Adanya

Kadang-kadang kita merasa kering dan Tuhan itu jauh saat kita berdoa. Seolah kita berusaha mencari-cari Tuhan, tapi rasanya seperti jauh dan kita merasa tidak layak. Lain waktu kita merasa berdoa itu seperti beban, kita melakukannya karena tugas rohani dan merasa bersalah kalau tidak melakukannya. Tetapi tahukah kita bahwa Tuhan rindu, sungguh rindu, untuk berdua-an dengan kita, seperti sahabat, seperti Bapa dengan anak, karena cinta-Nya.

More

Kami mengucapkan terima kasih kepada Henry Sujaya yang telah menyediakan rencana ini. Untuk informasi lebih lanjut, silakan mengunjungi: https://www.thehopemessage.com/