Datanglah Apa AdanyaSampel

Datanglah Apa Adanya

HARI KE 5 DARI 5

Mengucap Syukur dalam Segala Hal

“Bersukacitalah senantiasa. Tetaplah berdoa. Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu” (1 Tes 5:16-18).

Berdoa dan mengucap syukur waktu hidup kita sedang mudah dan penuh berkat, tentu lebih mudah, ketimbang kita dalam keadaan sukar.

Namun Rasul Paulus dalam pesan penutupnya kepada jemaat di Tesalonika mengingatkan bahwa bersuka, berdoa dan bersyukur, itu adalah sesuatu yang mengalir terus menerus. Bukan hanya waktu senang atau saat sedang di puncak.

Bersukacitalah senantiasa. Tetaplah berdoa. Mengucap syukurlah dalam segala hal.

Terus menerus. Tidak bergantung pada keadaaan atau mood kita.

Mungkin kita bertanya? Bagaimana bisa bersyukur kalau keadaan lagi susah? Apa yang mau disyukuri?

Izinkan saya membagikan tentang dua kisah.

Kisah pertama tentang orang Israel di Masa dan Meriba. Kisah ini ditulis di Keluaran 17:1-7. Bangsa Israel baru saja keluar dari tanah Mesir dan sedang menuju ke tanah perjanjian. Di hadapan mata mereka sendiri pasukan Firaun yang merupakan momok menakutkan lenyap tenggelam ditelan Laut Merah. Mereka berjalan diapit dinding air dan di atas tanah kering ketika menyeberang Laut Merah. Lalu Allah membawa mereka ke Elim dimana ada 12 mata air dan 70 pohon korma. Kemudian Allah juga menyediakan roti dari sorga, manna. Semua itu merupakan perkara supranatural yang sangat ajaib. Betapa dahsyatnya kejadian itu!

Namun bukan itu yang mereka ingat. Kata-kata mereka penuh sesal, gerutu dan kutuk. "Ah...kalau saja kami masih di Mesir....gara-gara kamu, Musa! Mengapa kamu mau membunuh kami? "..dst, dst, dst.....

Dan mereka menatap masa depan mereka dengan suram, "Jadi kamu (Musa) ingin kami mati di padang gurun?...Sanggupkah Allah menolong kita? Tuhan itu ada ngga sih?" Alkitab mencatat dengan pedih, "...oleh karena mereka (bangsa Israel) telah mencobai Tuhan dengan mengatakan: 'Adakah Tuhan di tengah-tengah kita atau tidak?'.”

KIsah yang kedua. Bangsa Israel sedang ditindas oleh orang Filistin, lalu mereka berseru kepada Tuhan. Samuel memimpin bangsa Israel melawan Filistin, dan Tuhan menjawab doanya dengan memukul kalah orang Filistin. Orang-orang Israel mengejar orang Filistin dan memukul kalah mereka sampai di Bet-Kar. Alkitab mencatat dengan indah, "Kemudian Samuel mengambil sebuah batu dan mendirikannya antara Mizpa dan Yesana; ia menamainya Eben-Haezer, katanya: Sampai di sini Tuhan menolong kita” (1 Sam 7:12).

Dan Tuhan tidak berhenti menolong mereka sampai di situ, tercatat di situ bahwa tangan Tuhan melawan orang Filistin seumur hidup Samuel!

Satu lagi soal bersyukur. Ingat kisah Tuhan Yesus membuat mukjizat memberi makan 5 ribu orang dengan lima roti dan dua ikan? Bagaimana Dia memulainya?

“Lalu Yesus mengambil roti itu, mengucap syukur dan membagi-bagikannya kepada mereka yang duduk di situ, demikian juga dibuat-Nya dengan ikan-ikan itu, sebanyak yang mereka kehendaki “ (Yoh 6:11).

Dan bagaimana Yohanes diilhami oleh Roh Kudus mencatat kejadian itu setelahnya?

“Tetapi sementara itu beberapa perahu lain datang dari Tiberias dekat ke tempat mereka makan roti, sesudah Tuhan mengucapkan syukur atasnya” (Yoh 6:23).

Ayat itu tidak menonjolkan soal kejadian Tuhan melipatgandakan 5 roti dan 2 ikan, melainkan menekankan tentang Tuhan yang mengucap syukur.

Benar, memang tidak mudah untuk mengucap syukur dalam doa kita selagi susah. Namun itu adalah kesempatan untuk iman kita meresponi panggilan Allah, dan percaya bahwa bahkan dalam keadaan tergelap dan terpuruk sekalipun, tangan-Nya tetap memeluk kita. Lalu kita bersyukur akan hal itu. Dan kita mengingat lagi, akan semua kebaikan-Nya di masa lalu, dan yang terutama, Yesus telah rela mati bagi kita. Lalu kita bersyukur lagi dan seperti Samuel, kita ukirkan di hati kita, ‘Tuhan telah mati bagiku, telah menolong aku dan Dia akan menolongku lagi.’

Rasa syukur itu naik kepada Tuhan, dan Dia tidak akan mengabaikannya. Hati-Nya bersuka! Pada waktunya di masa depan kita akan melihat balik keadaan kita yang sukar dan akan bersyukur menyaksikan bagaimana tangan Tuhan sedang menggendong kita saat itu. Pada saatnya kita akan melihat 5 roti dan 2 ikan yang kita syukuri itu dilipatgandakan Allah.

Hari 4

Tentang Rencana ini

Datanglah Apa Adanya

Kadang-kadang kita merasa kering dan Tuhan itu jauh saat kita berdoa. Seolah kita berusaha mencari-cari Tuhan, tapi rasanya seperti jauh dan kita merasa tidak layak. Lain waktu kita merasa berdoa itu seperti beban, kita melakukannya karena tugas rohani dan merasa bersalah kalau tidak melakukannya. Tetapi tahukah kita bahwa Tuhan rindu, sungguh rindu, untuk berdua-an dengan kita, seperti sahabat, seperti Bapa dengan anak, karena cinta-Nya.

More

Kami mengucapkan terima kasih kepada Henry Sujaya yang telah menyediakan rencana ini. Untuk informasi lebih lanjut, silakan mengunjungi: https://www.thehopemessage.com/