Harapan Yang HidupSampel
BAGIAN YANG TIDAK DAPAT BINASA
Waktu kita percaya kepada Yesus dan menerima Dia sebagai Juruselamat pribadi, maka kita dilahirkan kembali kepada suatu hidup yang penuh pengharapan dalam Dia. Pengharapan dalam Yesus tidak pernah mengecewakan karena Ia sendiri sudah mati di kayu salib agar kita mendapatkan apa yang ada dalam pengharapan itu.
Apa yang membuat pengharapan dalam Yesus begitu solid? Karena apa yang dijanjikan itu telah dimeteraikan oleh darah Yesus. Tuhan menjanjikan keselamatan dan hidup yang kekal. Apa yang dijanjikan ini tidak dapat binasa, oleh sebab itu pengharapan kita dalam Dia pun tidak dapat binasa. Keselamatan dan hidup kekal dalam Kristus tidak dapat cemar dan layu, karena keduanya telah dimeteraikan bagi kita yang percaya kepada-Nya.
Inilah pengharapan sejati kita sebagai orang percaya, bukan pada hal-hal yang fana tapi pada kehidupan kekal di dalam Kristus yang diperoleh dengan iman kepada-Nya. Mengapa kita tidak dapat berharap kepada hal-hal fana? Karena hal-hal fana, seperti kekayaan dan orang lain, dapat binasa; kehormatan dan nama baik bisa tercemar; kekuatan dan kesehatan bisa menjadi layu. Segala sesuatu di muka bumi ini ada batasnya, ada ujungnya, ada akhirnya, dan ada matinya. Jangan menaruh harap pada hal-hal fana itu, karena semua yang fana pada akhirnya akan mengecewakan kita. Maukah kita hidup dalam kekecewaan demi kekecewaan? Pastinya kekecewaan demi kekecewaan itu dapat menggerogoti iman kita, menguras hati kita hingga kering, bahkan mematikan pengharapan kita.
Hari ini, Tuhan datang memberikan pengharapan yang tidak dapat binasa. Inilah sumber sukacita kita yang sejati dan tak pernah layu. Kalau selama ini kita menaruh pengharapan pada sumber yang salah, baiklah kita bertobat dan meletakkan pengharapan kita pada sumber yang benar, yang tidak pernah binasa.
Harapan yang hidup akan menguatkan kita saat menghadapi berbagai-bagai pencobaan yang menguji iman kita. Ujian-ujian iman itu banyak membawa duka dan luka, entah itu dalam bentuk penyakit, kehilangan, kegagalan, kekalahan, tertipu, konflik, atau ditinggalkan orang-orang dekat. Ujian iman dapat membuat kita mempertanyakan kembali prioritas atau apa yang penting dan esensial dalam hidup. Jika tidak punya pengharapan, maka hati kita akan mempertanyakan kasih dan kehadiran Tuhan.
Ujian iman diizinkan terjadi justru agar kita melihat seberapa murni iman kita kepada Tuhan. Apakah iman kita didasarkan pada pengharapan dalam Kristus, atau pengharapan dalam hal-hal fana seperti kekuatan dan kemampuan manusia?
Mulailah tahun yang baru dalam pengharapan yang benar, yang tidak dapat binasa, tidak dapat cemar, dan tidak dapat layu – hanya dalam Yesus dan apa yang sudah Dia kerjakan di kayu salib untuk menebus berbagai dosa dan kegagalan kita.
Mulailah bulan dan minggu yang baru dengan pengharapan bahwa hidup kita ada dalam kendali tangan-Nya yang perkasa, yang melindungi dan memelihara kita, bahkan di saat kita lengah.
Mulailah hari kita dalam pengharapan akan kasih Bapa yang tak berkesudahan dan tak bersyarat, yang selalu membuka tangan-Nya untuk kita datang kepada-Nya, bahkan di saat kita jatuh.
Renungkan: Di mana kita menaruh pengharapan kita selama ini?
Firman Tuhan, Alkitab
Tentang Rencana ini
Beratnya perjalanan hidup dapat mengaburkan pandangan kita akan masa depan. Matahari pengharapan seolah tertutup awan pencobaan dan ujian hidup. Namun Kristus, Sang Harapan yang Hidup, tidak pernah berhenti memberikan terang kasih-Nya bagi kita, jika saja kita mau menyediakan waktu untuk menikmati terang kasih-Nya itu.
More
Kami mengucapkan terima kasih kepada Home Church Jakarta yang telah menyediakan rencana ini. Untuk informasi lebih lanjut, silakan mengunjungi: https://www.instagram.com/homechurchjakarta