Jalan Serta Yesus | 7 Hari Saat Teduh untuk Menyambut PaskahSampel

Jalan Serta Yesus | 7 Hari Saat Teduh untuk Menyambut Paskah

HARI KE 6 DARI 7

Dari Salib ke Kubur

Penyaliban adalah praktik hukuman mati paling barbar yang diciptakan dan dilakukan oleh kekaisaran Romawi terhadap para budak dan orang-orang yang memberontak terhadap otoritas. Ribuan kriminal disalibkan dan inilah pemandangan yang lumrah bagi mereka yang hidup di abad pertama.

Ketika Yesus mengundang para murid untuk memikul salib dan mengikut Dia, gambaran yang muncul di benak mereka pastilah mengerikan. Selain itu, orang-orang Yahudi juga akan tersinggung dengan salib. Menurut Ulangan 21:23, orang yang digantung di bawah pohon adalah orang yang dikutuk Allah. Selain itu, ketelanjangan pun dianggap sebagai hal yang menjijikkan. Dua hal buruk inilah yang ditimpakan pada Yesus, sehingga apa yang Dia lakukan tak hanya ngeri dan jijik, tetapi juga amatlah hina bagi orang-orang yang hidup pada masa itu.

Oleh karena itu, tidaklah mengherankan jika banyak orang mengejek Yesus ketika Dia sekarat di kayu salib. Orang-orang yang lalu-lalang, para pemimpin agama, dan para penyamun di sisi-Nya melontarkan komentar-komentar sarkas pada-Nya. “Hai Engkau yang mau meruntuhkan Bait Suci dan membangunnya kembali dalam tiga hari, turunlah dari salib itu dan selamatkan diri-Mu!” (ayat 29). Para pemimpin agama bahkan menyatakan bahwa mereka tidak memiliki raja selain Kaisar Romawi (Yohanes 19:15). Siapa yang mau percaya bahwa Dia yang terpaku di salib adalah Anak Tunggal Allah, tapi begitu tidak berdaya dan lemah, sekarat demi menebus dosa-dosa manusia?

Namun, ada orang yang melihat salib itu dengan berbeda. Dia bukan orang Yahudi yang satu golongan dengan Yesus, melainkan seorang perwira kafir. Ketika Yesus menghembuskan nafasnya yang terakhir, berkatalah dia, “Sungguh, orang ini Anak Allah!” (ayat 38).

Setelah Yesus mati di kayu salib, dua murid menghadap Pilatus, memohon izin untuk menguburkan-Nya. Injil Markus menyebut salah satu murid itu adalah Yusuf dari Arimatea. Yusuf menjadi murid secara sembunyi-sembunyi karena dia takut akan orang Yahudi. Inilah yang menyebabkan dia tidak membela Yesus secara terang-terangan, setidaknya sampai Yesus diadili. Dia adalah suara minoritas yang menolak penyaliban (Lukas 23:51). Meskipun dia gagal mempengaruhi para pemimpin agama untuk membebaskan Yesus, Yusuf ingin memastikan agar Yesus menerima pemakaman yang layak sebelum Sabat. Yusuf tidak ingin jenazah Yesus dibiarkan begitu saja di atas salib, atau dikuburkan bersama para penyamun untuk kemudian menjadi santapan anjing. Dengan melangkah maju untuk meminta tubuh Yesus, Yusuf menyatakan secara terbuka bahwa dia adalah pengikut Yesus yang setia. Yusuf mempertaruhkan posisinya sebagai orang terpandang, anggota Mahkamah Agama (Markus 15:43).

Murid Yesus lainnya yang datang bersama Yusuf adalah Nikodemus (Yohanes 19:39). Dia juga mengikut Yesus dengan sembunyi-sembunyi. Inilah alasannya mengapa dia sebelumnya mengunjungi Yesus pada malam hari (ayat 39; Yohanes 3:1-21). Nikodemus membawa kira-kira 30 kg campuran minyak mur dan gaharu, rempah-rempah yang mahal untuk meminyaki tubuh Tuhan Yesus. Penggunaan rempah dengan jumlah besar umumnya dikhususkan bagi keluarga kerajaan atau orang yang dihormati masyarakat. Dengan kata lain, Nikodemus percaya bahwa Yesus adalah Raja dan Dia layak mendapatkan pelayanan penguburan yang luar biasa.

Ketika situasi mengharuskan mereka untuk tampil, Yusuf dan Nikodemus menaatinya. Mereka tidak lagi sembunyi-sembunyi sebagai murid. Mereka dengan rela hati mengambil risiko dikucilkan oleh para pemimpin agama dan komunitas mereka. Sayangnya, para murid lain yang telah mengikuti-Nya selama bertahun-tahun justru tidak terlihat (Markus 14:50). Sungguh berkontradiksi!

Kiranya kita menjadi seperti Yusuf dan Nikodemus, yang bersedia menjadi saksi Kristus yang setia.

Refleksi:

  1. Kematian Tuhan Yesus di salib membebaskan kita dari utang dan perbudakan dosa. Apa arti kematian Tuhan Yesus buatmu?
  2. Apakah kita bersikap seperti murid-murid Tuhan Yesus, yang sembunyi-sembunyi karena takut akan konsekuensi dari menyatakan iman kita? Apa yang menghalangi kita untuk menyatakan kesetiaan kita akan Yesus kepada keluarga, saudara, teman, dan tetangga kita?

Doa:

Bapa yang Mahakuasa, ampuni kami, ketika kami bertindak seperti murid-murid-Mu yang sembunyi-sembunyi. Berikan kami kekuatan untuk menjadi saksi Injil yang setia melalui perkataan dan perbuatan kami, agar kami selalu memuliakan Engkau. Dalam nama Yesus, Tuhan kami, amin.

Firman Tuhan, Alkitab

Hari 5Hari 7

Tentang Rencana ini

Jalan Serta Yesus | 7 Hari Saat Teduh untuk Menyambut Paskah

Merenungkan penderitaan dan kematian-Nya di kayu salib akan memperdalam penghayatan kita akan betapa besarnya kasih-Nya pada kita. Dan, merenungkan kebangkitan-Nya pada Minggu Paskah memberi kita harapan baru akan masa depan. Siapkan hatimu dengan meluangkan waktu terbaikmu, lalu berdoalah agar setiap artikel yang tertulis dalam renungan ini membuka kembali relung-relung hatimu untuk menerima kasih Kristus yang begitu besar, yang telah diwujudkan-Nya dalam kematian dan kebangkitan-Nya!

More

Kami mengucapkan terima kasih kepada Our Daily Bread Asia Pacific yang telah menyediakan rencana ini. Untuk informasi lebih lanjut, silakan mengunjungi: https://www.warungsatekamu.org/