Jalan Serta Yesus | 7 Hari Saat Teduh untuk Menyambut PaskahSampel
Kristus Telah Bangkit!
Narasi Injil Markus tentang kebangkitan Kristus telah lama membingungkan para penafsir. Setelah menyaksikan peristiwa paling agung dan penting dalam sejarah umat manusia, para perempuan yang datang untuk meminyaki tubuh Yesus malah “lari meninggalkan kubur” karena “kegentaran dan kedahsyatan menguasai mereka” dan mereka “tidak mengatakan apa-apa kepada siapa pun juga karena takut”. Agaknya, ini bukanlah akhir yang dirasa pas untuk sebuah peristiwa agung! Atau, memang seharusnya demikian?
Salah satu pola sastra menarik yang digunakan oleh Markus adalah motif “perintah untuk diam”. Di seluruh bagian Injil, kita sering membaca bahwa Yesus tidak mengizinkan orang-orang menceritakan kepada orang lain tentang diri-Nya atau mukjizat yang dilakukan-Nya (Markus 1:34, 44; 3:12; 5:43; 7:36; 8:26, 30; 9:9). Yesus tahu bahwa orang-orang akan menjadikan-Nya raja untuk kepentingan politis mereka sendiri (Yohanes 6:15). Ini bertentangan dengan misi utama kedatangan-Nya ke dunia, untuk menjadikan diri-Nya tebusan bagi banyak orang (Markus 10:45). Oleh karena itu, Dia memerintahkan orang-orang untuk tidak menceritakan kepada yang lain tentang-Nya, setidaknya sampai Dia dibangkitkan dari antara orang mati (9:9).
Setelah kebangkitan-Nya, para pengikut Yesus diperintahkan untuk menyebarkan Injil (Matius 28:18-20). Namun, Markus tidak pernah menceritakan pada kita apakah para perempuan itu akhirnya mengatasi ketakutan mereka dan pergi untuk memberitahukan kepada orang lain tentang kebangkitan Yesus. Banyak pembaca yang telah mengikuti narasi Markus akan bertanya-tanya, “Ke mana mereka pergi?”
Apakah mereka bersembunyi dan menyimpan rapat-rapat berita itu? Untuk menjawabnya, mari kita posisikan diri kita hadir pada peristiwa bersejarah itu, pada suatu pagi setelah peristiwa penyaliban yang mengguncang negeri baru saja terjadi. Tiga perempuan yang dijelaskan Markus sebagai Maria Magdalena, Maria ibu Yakobus, dan Salome berniat datang ke kubur untuk meminyaki jenazah Yesus. Ini bukanlah perjalanan yang menyenangkan bagi mereka setelah menyaksikan sendiri bagaimana ngerinya penderitaan yang Yesus alami serta kehebohan politik yang terjadi di Yerusalem. Di saat para murid lain menghilang, para perempuan ini tetap berada sedekat mungkin dengan Yesus sampai batu menutup kubur-Nya. Prosesi penguburan pada Jumat saat matahari telah terbenam tidak memungkinkan Yusuf dan Nikodemus meminyaki jenazah Yesus dengan sepenuhnya, sehingga untuk inilah para perempuan ini datang. Waktu pagi-pagi benar adalah waktu terbaik, karena suasana kota belum ramai, untuk menghindari perhatian yang tidak diinginkan.
Kenyataan, kengerian, kesedihan, dan disorientasi akan kematian Yesus menyadarkan mereka kembali ketika mereka semakin dekat dengan makam-Nya. Namun, betapa terkejutnya mereka ketika batu besar itu telah digulingkan dan tak ada jenazah Yesus di dalamnya. Mereka melihat malaikat Tuhan ada di sana dan memberitahu bahwa Kristus telah bangkit.
Injil Lukas mencatat respons mereka. Para perempuan itu tidak lari atau bersembunyi. Perkataan malaikat mengingatkan mereka akan nubuat yang Kristus telah sampaikan dan mereka lantas “menceritakan semuanya itu kepada kesebelas rasul dan kepada semua saudara yang lain” (Lukas 24:8-9).
Mengapa Markus tidak menuliskan keterangan ini? Mungkin, pertanyaan “ke mana” inilah yang diharapkan Markus muncul dalam hati para pembacanya sehingga dia tidak menuliskan kelanjutan kisah para perempuan itu.
Jika pertanyaan ini juga muncul pada kita, Injil mengundang kita untuk bertanya balik kepada diri kita sendiri. Sudahkah kita pergi? Sudahkah kita dengan setia menyatakan Injil yang agung tentang Kristus yang mati, bangkit, dan akan datang kembali? Yesus yang terangkat ke surga adalah Yesus yang akan datang kembali ke dunia ini (Kisah Para Rasul 1: 10-11).
Kiranya kita memiliki keberanian untuk pergi dan menceritakan Kabar Baik ini kepada setiap orang yang butuh mendengarnya!
Refleksi:
- Menurutmu, apa yang membuat para perempuan lari dari kubur, setelah mendengar kabar kebangkitan Kristus? Dan, mengapa mereka takut untuk segera menceritakan kisah ini kepada orang lain?
- Sebelum kenaikan-Nya ke surga, Tuhan Yesus memberi perintah Amanat Agung kepada para murid-Nya (Matius 28:18-20). Bagaimana kamu menaati amanat ini?
Doa:
Bapa yang kekal, putra-Mu, Tuhan Yesus Kristus, telah bangkit dari kematian dan terangkat ke surga, duduk di sebelah kanan-Mu. Karuniakanlah kami kekuatan dan keberanian untuk pergi dan menjadikan bangsa-bangsa murid-Mu. Kiranya kami menyatakan Dia sebagai Juruselamat dunia, agar orang-orang datang mengenal-Nya dan menyembah di kaki-Nya. Dalam nama Kristus kami berdoa, amin.
Setiap hari, ada ribuan orang yang bersaat teduh dan terberkati melalui pelayanan WarungSaTeKaMu.
Namun, kami tak dapat melakukan pelayanan ini sendirian. Dukunganmu akan memampukan kami untuk terus menjangkau setiap orang dengan hikmat Alkitab yang mengubahkan hidup.
🥳 Aku Mau Dukung! 🥳
Firman Tuhan, Alkitab
Tentang Rencana ini
Merenungkan penderitaan dan kematian-Nya di kayu salib akan memperdalam penghayatan kita akan betapa besarnya kasih-Nya pada kita. Dan, merenungkan kebangkitan-Nya pada Minggu Paskah memberi kita harapan baru akan masa depan. Siapkan hatimu dengan meluangkan waktu terbaikmu, lalu berdoalah agar setiap artikel yang tertulis dalam renungan ini membuka kembali relung-relung hatimu untuk menerima kasih Kristus yang begitu besar, yang telah diwujudkan-Nya dalam kematian dan kebangkitan-Nya!
More
Kami mengucapkan terima kasih kepada Our Daily Bread Asia Pacific yang telah menyediakan rencana ini. Untuk informasi lebih lanjut, silakan mengunjungi: https://www.warungsatekamu.org/