Belajar Menjadi Murah HatiSampel

Belajar Menjadi Murah Hati

HARI KE 2 DARI 3

Bukan Seberapa Banyak yang Kamu Punya

Seringkali kita menunggu diri kita mencapai hidup berkelimpahan sesuai standar tertentu sebelum kita mulai memberi. Namun sebenarnya, tidak ada hubungan antara hati yang murah hati dengan memiliki sedikit atau banyak. Ada orang yang tidak punya banyak namun murah hati dan mau memberi, sementara ada yang punya banyak namun tamak dan serakah.

Dalam Markus 12:41-44, Yesus memuji janda yang miskin karena sesungguhnya ia memberi lebih banyak dari pada semua orang yang memasukkan uang ke dalam peti persembahan. Pada waktu itu banyak orang kaya memberi jumlah yang besar, sementara janda miskin memasukkan dua peser saja. Satu peser merupakan koin dengan nilai terkecil yang digunakan pada zaman Perjanjian Baru. Pada waktu injil Markus ditulis, nilainya 1/64 denari. 1 denari sendiri adalah upah 1 hari pekerja pada masa itu. Jadi, dapat dikatakan secara nominal, nilai pemberian janda miskin tersebut sangatlah kecil dan tidak bernilai banyak saat itu. Namun, Yesus mengapresiasi pemberian janda miskin tersebut. Mengapa? Karena ia memberi seluruh kepunyaannya. Itulah yang membuat pemberiannya menjadi begitu berharga.

Bila Anda memiliki uang Rp100.000.000,- lalu memberi Rp1.000.000,- pemberian itu senilai 1% dari yang Anda miliki. Namun bila Anda hanya memiliki Rp100.000,- lalu memberi Rp100.000,- pemberian itu senilai 100% yang Anda miliki. Pemberian menjadi berharga bukan karena nominal yang diberikan tapi seberapa banyak itu menunjukkan pengorbanan Anda. Ketika janda miskin memberikan seluruh yang ia punya sebagai persembahan, ia tidak tahu bagaimana ia akan makan selanjutnya. Ia mempercayakan sepenuhnya hidupnya untuk dipelihara Tuhan.

Dalam Yohanes 6:1-14, ketika Yesus bersama dengan banyak orang yang berbondong-bondong mengikuti Dia, Ia berbelas kasih dan mau memberi mereka semua makan. Murid-Nya, Filipus, langsung menghitung secara rasional berapa banyak uang yang dibutuhkan untuk memberi makan orang sebanyak tersebut dan merasa tidak akan cukup. Namun kemudian Andreas menunjuk bekal seorang anak kecil, hanya lima roti jelai dan dua ikan; dan ia mengecilkan juga apalah artinya bekal kecil itu untuk orang banyak yang hendak diberi makan. Namun Yesus tidak menyepelekan bekal anak kecil tersebut.

Kata Yesus: "Suruhlah orang-orang itu duduk." Adapun di tempat itu banyak rumput. Maka duduklah orang-orang itu, kira-kira lima ribu laki-laki banyaknya. Lalu Yesus mengambil roti itu, mengucap syukur dan membagi-bagikannya kepada mereka yang duduk di situ, demikian juga dibuat-Nya dengan ikan-ikan itu, sebanyak yang mereka kehendaki. Dan setelah mereka kenyang Ia berkata kepada murid-murid-Nya: "Kumpulkanlah potongan-potongan yang lebih supaya tidak ada yang terbuang." Maka merekapun mengumpulkannya, dan mengisi dua belas bakul penuh dengan potongan-potongan dari kelima roti jelai yang lebih setelah orang makan. – Yohanes 6:10-13

Yesus mengucap syukur atas roti tersebut dan membagi-bagikan kepada mereka sampai semuanya makan hingga kenyang. Jumlah yang makan saat itu 5.000 laki-laki, belum termasuk perempuan dan anak-anak. Bila masing-2 bersama istri dan satu anak saja itu sekitar 15.000 orang banyaknya! Wow, sungguh luar biasa!

Kembali lagi, prinsipnya adalah bukan seberapa banyak yang Anda punya yang menentukan kemurahan hati Anda. Anda tidak perlu menunggu supaya kita punya banyak sebelum mulai memberi. Berapa pun dan apa pun yang ada pada Anda saat ini, Anda dapat mulai bermurah hati dan memberi.

Pemberian juga tidak hanya terbatas dalam hal-hal yang sifatnya materi saja. Anda dapat memberikan waktu Anda (yang sesungguhnya merupakan sumber daya yang paling berharga karena Anda tidak dapat putar kembali), talenta Anda, kasih dan perhatian Anda, dan seterusnya. Anda dapat memberi apa saja, berapa saja, kapan saja, dan di mana saja.

Kemurahan hati sesungguhnya tidak hanya memberkati penerima, tetapi juga memberkati sang pemberi. “…Adalah lebih berbahagia memberi daripada menerima,” (Kisah Para Rasul 20:35). Sebuah paradoks yang begitu indah namun benar adanya. Ketika Anda sebenarnya sedang sedih, cobalah pergi menghibur orang lain yang juga sedang menderita. Anda sendiri akan merasa terberkati dan terhibur setelah melakukannya. Ketika Anda sendiri sedang pas-pasan secara keuangan lalu melihat teman Anda ada yang sangat membutuhkan bantuan, cobalah memberi kepadanya. Anda akan merasakan kedamaian yang tidak dapat dijelaskan dengan kata-kata. Karena Yesus telah mengajarkan prinsip ini: adalah lebih berbahagia memberi daripada menerima.

The world of the generous gets larger and larger; the world of the stingy gets smaller and smaller. - Proverbs 11:24 (MSG)

Hari 1Hari 3

Tentang Rencana ini

Belajar Menjadi Murah Hati

Hidup yang sungguh-sungguh mengalami kasih karunia Tuhan akan menghasilkan hati yang terbuka untuk menjadi berkat buat orang lain. Kita dapat memberi tanpa mengasihi, tapi kita tidak dapat mengasihi tanpa memberi. Mari renungkan bersama; bahwa aspek terbesar yang menandakan kedewasaan kita sebagai murid Kristus dan anak-anak Tuhan, adalah kemurahan hati kita; bukan aktivitas maupun kegiatan agamawi.

More

Kami mengucapkan terima kasih kepada Jakarta Praise Community Church yang telah menyediakan rencana ini. Untuk informasi lebih lanjut, silakan mengunjungi: https://jpcc.org