Ajar Kami BerdoaSampel
Kasih Sejati dalam Pengampunan
Prinsip doa keempat yang diajarkan melalui doa Bapa Kami adalah meminta pengampunan Tuhan (Matius 6:12). Meski sudah menjadi anak-Nya, pengikut Kristus, orang percaya; hidup kita masih dalam proses semakin serupa dengan-Nya. Seringkali kita masih melakukan hal yang tidak berkenan kepada-Nya. Di saat itulah, kita pun dapat kembali ke hadirat-Nya untuk meminta pengampunan dalam doa kita. Namun pengajaran Yesus tidak berhenti di situ, Ia mengajarkan kita juga untuk mengampuni orang yang bersalah kepada kita. Di sinilah salah satu prinsip doa yaitu mengasihi sesama di dalam doa Bapa Kami.
Bryant H. McGill berkata, “Tidak ada kasih tanpa pengampunan, dan tidak ada pengampunan tanpa kasih.” Kasih dan pengampunan ibarat dua mata koin yang tidak terpisahkan. Karena kita menyembah Allah yang mengampuni kita di saat kita masih berdosa, kita paling serupa dengan-Nya melalui pengampunan yang kita lepaskan juga bagi yang bersalah kepada kita.
Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa. – Roma 5:8
Segala kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian dan fitnah hendaklah dibuang dari antara kamu, demikian pula segala kejahatan. Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu. – Efesus 4:31-32
Yesus menjelaskan kepada Petrus bahwa melepaskan pengampunan ibarat kita menganggap lunas hutang orang lain. Sama seperti halnya kita diberikan kemurahan Allah karena Ia telah melunasi hutang dosa kita melalui pengorbanan Kristus di kayu salib, demikian juga Ia ingin kita yang sudah merasakan kemurahan-Nya memberikan kemurahan tersebut kepada yang berhutang kepada kita.
Perlu diingat bahwa melepaskan pengampunan berbeda dengan rekonsiliasi. Pengampunan dapat dilepaskan secara sepihak, tanpa perlu persetujuan orang yang diampuni. Pengampunan adalah sebuah keputusan, langkah ketaatan, wujud ucapan syukur kita kepada pengampunan yang Allah berikan kepada kita, sebuah kasih yang begitu nyata di mata dunia.
Sementara rekonsiliasi membutuhkan kerjasama kedua pihak untuk memperbaiki hubungan yang sudah rusak. Bila Anda melepaskan pengampunan kepada seseorang, bukan berarti Anda harus menjadi sahabatnya lagi. Perbedaan antara pengampunan dan rekonsiliasi ini begitu penting karena seringkali kita menjadi sulit mengampuni karena kita tidak melihat adanya kemungkinan terjadinya rekonsiliasi. Satu-satunya alasan kita untuk mengampuni orang yang bersalah kepada kita adalah karena Allah pun mengampuni kita yang berdosa kepada-Nya.
Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian. – Kolose 3:13
Dengan mengandalkan kekuatan Roh Kudus yang tinggal di dalam diri Anda, Anda pun sanggup melepaskan pengampunan itu. Anda hanya perlu mau dan taat kepada perintah-Nya.
“Mengampuni adalah membebaskan tawanan penjara, dan menyadari bahwa Anda adalah tawanan penjara tersebut.” – Lewis B. Smedes
Firman Tuhan, Alkitab
Tentang Rencana ini
Yesus tidak menolak, mengecilkan, ataupun menyepelekan permintaan murid-Nya untuk diajarkan cara berdoa. Yesus juga tidak mengajarkan tentang “apa” yang harus didoakan, melainkan Dia mengajarkan ‘bagaimana’ cara berdoa yang benar. Melalui renungan ini, kita akan belajar bagaimana kita dapat membangun kebiasaan berdoa dengan keyakinan, berani, dan penuh iman.
More
Kami mengucapkan terima kasih kepada Jakarta Praise Community Church yang telah menyediakan rencana ini. Untuk informasi lebih lanjut, silakan mengunjungi: https://jpcc.org