Badai Pasti BerlaluSampel

Saat Kamu Membutuhkan Pemulihan dalam Hubungan
Salah satu duri kehidupan adalah ketika kita menghadapi masalah dalam hubungan. Pernikahan yang retak. Keluarga yang berantakan. Persahabatan yang hancur.
Bagaimana kita memperbaikinya?
Yang pertama dan terutama, dalam setiap hubungan, ingatlah bahwa Kristuslah yang menyatukan kita. Firman Tuhan dalam Kolose 1:17 (TB2) berkata, " Ia ada terlebih dahulu dari segala sesuatu dan segala sesuatu menyatu di dalam Dia."
Apa artinya? Itu berarti kita harus menempatkan Kristus sebagai pusat dalam hubungan kita, menyerahkan segalanya kepada-Nya, dan membiarkan kasih-Nya mengalir serta memulihkan apa yang telah rusak.
Segala sesuatu—pernikahan kita, hubungan keluarga kita, persahabatan kita—dipegang oleh-Nya!
Ketika Kristus masuk ke dalam hidup kita, hidup kita dipersatukan kembali. Ketika Kristus ada dalam pikiran kita, pikiran kita dijaga oleh-Nya. Ketika Kristus masuk ke dalam hubungan kita, hubungan kita dipulihkan oleh-Nya.
Jangan jadikan apa pun sebagai pusat, kecuali Yesus. Saat pusatnya benar, segala sesuatu akan dipegang oleh-Nya.
Mungkin kamu adalah pihak yang telah disakiti, dan hubungan yang retak sering kali membawa kepahitan dan luka. Mengampuni itu sulit, terutama jika kita disakiti oleh orang yang kita cintai, hormati, atau percaya. Kedekatan membuka pintu bagi kita untuk lebih rentan—dan lebih mudah terluka.
Bayangkan Yesus tergantung di kayu salib, menanggung rasa sakit karena dipaku, dicambuk, dan ditikam. Tapi di tengah semua penderitaan dan penghinaan itu, Dia tetap memilih untuk mengampuni.
“Ketika mereka sampai di tempat yang bernama Tengkorak, mereka menyalibkan Yesus di situ dan juga kedua orang penjahat itu, yang seorang di sebelah kanan-Nya dan yang lain di sebelah kiri-Nya. Yesus berkata, "Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat." Lalu mereka membuang undi untuk membagi pakaian-Nya.” (Lukas 23:33-34).
Teks Yunani menunjukkan bahwa Yesus terus-menerus mengucapkan pengampunan-Nya. Saat Dia dicambuk, Dia berbisik, "Bapa, ampunilah mereka." Saat paku menembus tangan-Nya, Dia berdoa lagi, "Bapa, ampunilah mereka..." Dan terus berulang…
Seolah Dia ingin berkata: "Tidak peduli apa pun, Aku memiliki kasih dan pengampunan untukmu."
Kisah ini bukan hanya tentang pengampunan—tetapi tentang kasih yang begitu dalam hingga bisa mengalahkan segalanya.
Ketika kita mengingat bagaimana Tuhan telah mengampuni kita, kasih-Nya akan mengalir dalam hidup kita, menguatkan kita untuk mengampuni orang lain.
Lalu bagaimana jika kita yang telah menyakiti orang lain? Sulit untuk meminta maaf dan berdamai. Tetapi Firman Tuhan berkata, "Sedapat-dapatnya, kalau hal itu bergantung padamu, hiduplah dalam damai dengan semua orang!." (Roma 12:18)
Mengambil langkah pertama untuk meminta maaf bisa terasa seperti mendaki gunung. Tapi kita harus meminta hikmat dari Tuhan dan melangkah dengan iman.
Ingat kisah orang Israel ketika mereka menyeberangi sungai Yordan? Sungai itu sedang meluap—arus deras yang tampaknya mustahil untuk dilalui. Namun Tuhan memerintahkan imam-imam untuk melangkah masuk.
Dan ini yang luar biasa: Tuhan tidak menghentikan aliran sungai sampai mereka benar-benar melangkah ke dalam air! Begitu mereka berani melangkah dengan iman, mukjizat terjadi.
Begitu juga dalam hubungan kita. Percayalah bahwa Tuhan akan membuka jalan dan memulihkan hubunganmu dalam waktu-Nya. Mungkin tidak seperti yang kita inginkan, tetapi Tuhan selalu tahu yang terbaik.
Mari kita berdoa:
Bapa Surgawi, terima kasih karena Engkau mengutus Anak-Mu untuk mati di tempatku. Kasih-Mu begitu besar dan tanpa syarat. Tidak ada yang bisa aku lakukan untuk membuat-Mu lebih mengasihiku, dan tidak ada yang telah aku lakukan yang dapat membuat-Mu menutup pintu bagi aku.
Sungguh karena kasih-Mu yang luar biasa, Engkau tidak menahan apa pun untuk mencintaiku. Bahkan Anak-Mu pun Engkau relakan.
Jadi, karena aku tahu bahwa Yesus telah menyelesaikan segalanya di kayu salib, aku datang dengan berani ke hadapan-Mu, ke takhta kasih karunia-Mu.
Engkau yang menyatukan segalanya dan mendamaikan segala hubungan, aku memohon pemulihan dan rekonsiliasi dalam hubungan ini. Jika ada kepahitan dan ketidakmampuan untuk mengampuni, aku berdoa agar kasih-Mu mengalir dan mengubah hati kami.
Yesus, aku menyerahkan hubungan ini ke dalam tangan-Mu yang penuh kasih, dan aku berdoa agar damai sejahtera-Mu, yang melampaui segala akal, menguasai hati kami.
Yesus, Engkaulah pusat hidupku. Aku bersyukur dan menyembah-Mu.
Dalam nama Tuhan Yesus, amin.
Firman Tuhan, Alkitab
Tentang Rencana ini

Terkadang, sesuatu terjadi secara tak terduga dan tidak menyenangkan. Bayangkan bangun suatu hari dan menemukan dunia Anda terbalik. Mungkin suatu penyakit mendadak, perjuangan melawan kecanduan, tuntutan hidup yang menindih, atau hubungan yang pedih. Momen-momen seperti ini bisa membuat kita merasa kehilangan asa dan tak berdaya. Mungkin bukan Anda, tapi sahabat atau keluarga Anda yang mengalami. Bagaimana kita menghadapinya? Ada harapan. Dalam renungan 5 hari ini, kita akan mendalami bahwa Tuhan Yesus sudah menyelesaikannya di kayu salib. Badai mungkin mengguncang hidup kita, tetapi Dia bersama kita dan Dia telah memberikan kemenangan!
More
Kami mengucapkan terima kasih kepada Henry Sujaya yang telah menyediakan rencana ini. Untuk informasi lebih lanjut, silakan mengunjungi: www.thehopemessage.com