Menyambut Musim yang BaruSampel

Menyambut Musim yang Baru

HARI KE 4 DARI 4

Anggur dan Kantong Anggur yang Baru

Untuk segala sesuatu ada masa dan waktunya, Alkitab katakan. Berarti, ada masa saat kita harus menikmati, atau paling tidak belajar dari masa tersebut. Masa PSBB sudah selesai, sekarang kita memasuki masa yang baru, tetapi bukan berarti kita kembali ke masa yang semula, sebab coronavirus masih ada dan pandemi ini belum berakhir. Kita semua harus mulai menjalankan aktivitas kembali karena roda ekonomi harus terus berjalan, sehingga musim yang baru ini disebut “New Normal” (normal baru). 

Ada ilustrasi yang sesuai yang Yesus berikan untuk menjadi pedoman kita. “Begitu pula anggur yang baru tidak diisikan ke dalam kantong kulit yang tua, karena jika demikian kantong itu akan koyak sehingga anggur itu terbuang dan kantong itupun hancur. Tetapi anggur yang baru disimpan orang dalam kantong yang baru pula, dan dengan demikian terpeliharalah kedua-duanya," (Matius 9:17). 

Rasa anggur baru sudah pasti berbeda dengan anggur lama. Kita mungkin lebih suka dengan yang lama, itu sah-sah saja. Tetapi anggur lama sudah tidak ada lagi, sehingga mau tidak mau kita harus belajar menikmati anggur baru. Demikian juga dengan musim sebelum COVID-19 yang sudah meninggalkan kita. Kemudian, anggur baru juga disimpan dalam kantong yang baru. Anggur baru tidak bisa disimpan di kantong lama, sebab kantong lama akan hancur sehingga anggur baru bisa menjadi terbuang dan tidak bisa dinikmati. Kata ‘disimpan’ artinya tidak untuk dinikmati sesaat ataupun langsung diminum habis, tetapi untuk dinikmati dalam kurun waktu yang cukup lama.

Beda antara kantong yang lama dengan yang baru adalah elastisitasnya, yaitu kemampuannya untuk menyesuaikan diri. Kantong bicara mengenai wadah, tempat, dan bisa juga diartikan sebagai organisasi; tempat kita bekerja, berbisnis, dan beraktivitas. Bahkan gereja pun harus menyesuaikan diri dan keluar dengan metode atau cara yang baru sebab metode bisa berubah sesuai dengan perkembangan masa. Jadi, jangan menyalahkan musimnya tetapi kita yang harus berubah dan menyesuaikan diri. Kemampuan kita untuk menyesuaikan diri atau elastisitas kita yang akan menentukan keberhasilan kita dalam menikmati musim yang baru. 

Kreativitas berhenti dan tidak bisa mengalir kalau kita sibuk komplain dan mengeluh. Ingatlah, Tuhan sudah memberikan kemampuan-Nya di dalam kita melalui Roh Kudus untuk kita bisa menghadapi segala hal dan segala musim. Marilah kita menyibukkan diri dengan melihat ke dalam, mengambil dunamis atau kekuatan dan kemampuan yang dari dalam untuk kita berkreasi.

Doa

Bapa di surga, aku mengucap syukur atas kebaikan-Mu yang terus ada dalam kehidupanku. Aku perlu hikmat-Mu dan pimpinan Roh Kudus untuk menemukan cara-cara yang tepat dan ide-ide yang kreatif. Bukan sekedar untuk beraktivitas, tetapi bisa berinovasi dan meraih keberhasilan. Berikan kemampuan untuk menyesuaikan diri menghadapi musim yang baru ini. Aku percaya, Roh Kudus, Engkau yang akan membimbing, memimpin, menginsyafkan, dan memampukanku. Ajar aku untuk beriman dan sungguh-sungguh percaya bahwa Engkau mau yang terbaik dariku sehingga aku bisa menikmati musim yang baru ini dengan kemenangan dan menjadi berkat buat lebih banyak orang lagi. Dalam nama Tuhan Yesus, amin.

Hari 3

Tentang Rencana ini

Menyambut Musim yang Baru

Khawatir merupakan respon yang manusiawi, terutama ketika kita diperhadapkan kepada ketidakpastian atau sesuatu yang sepertinya melebihi kemampuan kita. Tetapi Tuhan telah menempatkan kekuatan di dalam kita melalui Roh-Nya untuk menanggung segala perkara. Selama empat hari, Anda akan belajar melepaskan diri dari kekhawatiran, menyadari kemampuan yang Tuhan telah tempatkan, belajar meminta, mencari, dan mengetok serta mempersiapkan diri untuk musim yang baru.

More

Kami mengucapkan terima kasih kepada Jakarta Praise Community Church yang telah menyediakan rencana ini. Untuk informasi lebih lanjut, silakan mengunjungi: http://jpcc.org