Jangan Menyerah! - Bagian 3: Kemuliaan Dibalik UjianSampel
Di Tengah Badai
"Karena itu aku menasihati kamu, supaya kamu makan dahulu. Hal itu perlu untuk keselamatanmu. Tidak seorangpun di antara kamu akan kehilangan sehelaipun dari rambut kepalanya." – Kisah 27:34
Saya tidak tahu berapa banyak jarum yang telah disuntikkan kepada saya. Saya pikir saya akhirnya akan terbiasa dengan rasa sakit itu, namun saya salah.
Dokter perlu mengambil cairan dari dalam sumsum tulang belakang saya. Jarum yang besar harus dimasukkan ke dalam tulang belakang yang ada. Sebelum prosedur tersebut, istri saya bercerita tentang suntikan epidural yang dia jalani ketika proses persalinan untuk putri-putri kami. Jadi, saya mengantisipasi pengalaman yang serupa. Namun, rasa sakit yang saya rasakan ternyata jauh lebih besar dari yang saya bayangkan.
Ketika dokter sedang mengambil cairan di dalam sumsum tulang belakang saya, saya merasa sangat gugup. Perawat yang ada di depan saya mencoba menenangkan saya. Pada saat itu, Tuhan mengingatkan saya akan penyaliban Yesus Kristus. Saya tidak bisa membayangkan seberapa sakitnya bagi Yesus ketika paku-paku yang besar itu dipalukan ke dalam tangan dan kaki-Nya. Tuhan berbicara kepada saya, "Apa yang kamu alami sekarang tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan apa yang telah Yesus alami untuk keselamatanmu."
Itu sangat benar!
Di tengah proses biopsi, saya mulai bersyukur kepada Tuhan atas salib Kristus. Saya meminta pengampunan jika selama ini saya tidak sepenuhnya menghargai kasih karunia-Nya bagi hidup saya. Saya tidak akan pernah melupakan apa yang saya dengar selanjutnya di dalam hati saya, "Aku akan memakaimu untuk menyelamatkan banyak orang."
Satu jam kemudian, ibu saya masuk ke dalam ruangan. Dia datang kepada saya dengan berlinang air matanya. Dia mengatakan bahwa dia telah menerima Kristus ke dalam hatinya. Selama 17 tahun terakhir, saya berdoa untuk keselamatan keluarga saya, terutama ibu saya.
Saya tidak bisa mempercayai kata-katanya. Dia mengulanginya. Itu adalah salah satu momen terbaik dalam hidup saya. Kemudian, saya mendengar suara kecil yang sama di dalam hati saya, "Ibumu adalah buah pertama."
Angin dan badai yang ganas pada saat itu akan menghancurkan kapal yang digunakan untuk membawa Petrus ke Roma sebagai tahanan. Badai itu begitu kuat sehingga para pelaut yang memiliki banyak pengalamanpun tidak bisa mengatasinya. Mereka takut kehilangan nyawa mereka di tengah laut yang ganas.
Yang menarik dari akhir kisah ini adalah: Tuhan menggunakan kejadian tersebut sebagai bukti kekuasaan-Nya yang besar. Petrus mulai mengajak semua orang untuk makan dan meyakinkan bahwa mereka tidak akan kehilangan rambut mereka sehelaipun jika mereka percaya kepada Tuhan. Setelah mereka semua selamat naik ke darat, mereka menjadi orang-orang yang takut akan Tuhan.
Sahabatku, ketika engkau mengalami badai besar dalam hidupmu, Tuhan dapat menggunakannya untuk menunjukkan kuasa dan kemuliaan-Nya. Melalui badai itu, Tuhan akan memakaimu untuk menyelamatkan banyak orang bagi Kristus. Dan sementara engkau masih berada di tengah badai tersebut, Tuhan akan menjadi pembelamu. Tuhan akan menjadi tempat perlindunganmu. Tuhan akan menenangkan badai itu. Dia akan melakukannya. Dan engkau akan selamat.
Tuhan bekerja di tengah-tengah badai yang besar
Firman Tuhan, Alkitab
Tentang Rencana ini
Apakah Anda merasa perjalanan hidup Anda sulit? Apakah Anda merasa seperti berada di dalam terowongan yang gelap dan tidak ada jalan keluar? Apakah Anda merasa kehilangan harapan dan hampir menyerah? Jika Anda sedang menghadapi musim hidup yang sulit saat ini, terutama jika Anda sedang berjuang melawan kanker, renungan 40 hari ini akan membantu Anda berjalan dengan kemenangan bersama Allah.
More
Kami mengucapkan terima kasih kepada Riky Irawan yang telah menyediakan rencana ini. Untuk informasi lebih lanjut, silakan mengunjungi: http://rikyiraw.wordpress.com/