Rahmat Limpah Ruah Tiap HariSampel

Let Go and Let God
Saat kita melangkah ke dunia kedewasaan, kita bertemu dengan sesuatu yang tak terpisahkan: tanggung jawab. Bersama dengan kebebasan dan kemandirian, datanglah beban kewajiban yang kadang terasa berat. Mungkin kamu sedang menafkahi keluarga, memulai pekerjaan baru dan takut membuat kesalahan, atau baru saja dipromosikan ke posisi dengan tanggung jawab yang lebih besar.
Lalu kamu mulai merancang dan mempersiapkan segalanya dengan sangat teliti—bahkan sampai punya cadangan untuk cadanganmu. Kamu membawa semua rencana itu dalam doa kepada Tuhan, tapi kekhawatiran tetap saja menyelinap masuk, mencengkeram pikiranmu begitu erat hingga menguras damai sejahtera dari dalam dirimu.
Seperti menggenggam pisau silet dalam pikiran—semakin erat kamu pegang, semakin kamu terluka.
Namun mari kita berhenti sejenak dan merenung: tanggung jawab dan kecemasan adalah dua hal yang berbeda.
Bayangkan kamu sedang memimpin tim di tempat kerja. Pernah nggak kamu punya anggota tim yang kurang bisa diandalkan? Begitu kamu memberi tugas, kamu jadi gelisah dan terus-menerus mengecek progres mereka. Sebaliknya, kalau kamu punya anggota tim yang luar biasa, kamu bisa tenang setelah memberi tugas karena tahu mereka akan menyelesaikannya dengan baik.
Sekarang, mari kita renungkan: apakah kita benar-benar percaya bahwa Tuhan bisa diandalkan? Atau diam-diam kita khawatir bahwa Ia mungkin tidak akan menolong kita?
Firman Tuhan mengajak kita untuk merendahkan diri di bawah tangan-Nya yang kuat. Karena bukan tangan kita yang lemah itu yang punya kekuatan, melainkan tangan Tuhan yang sungguh berkuasa. Kita harus menyerahkan kekhawatiran kita kepada-Nya, sebab Dia yang memegang kendali. Kita perlu mengakui bahwa bukan kita yang mengatur semesta ini. Jujur saja, kita tidak tahu apa yang akan terjadi besok, tapi kita tahu pasti bahwa Tuhan memegang hari esok kita.
Dan inilah indahnya saat kita menyerahkan kekhawatiran kita kepada Tuhan—apakah itu berarti kita naif atau lari dari tanggung jawab? Sama sekali tidak! Justru menyerahkan kepada Tuhan adalah keputusan paling bertanggung jawab yang bisa kita ambil. Saat kita berserah, kita menaruh iman kita di tangan yang memegang seluruh alam semesta—termasuk hidup kita. Apa pun yang terjadi besok, bahkan jika tidak sesuai harapan kita, kita percaya bahwa Tuhan sanggup mengubah semuanya menjadi kebaikan. Ia menenun setiap benang, bahkan momen-momen kecil yang tampak tidak berarti, menjadi bagian dari karya besar dalam hidup kita demi kebaikan yang kekal.
Lepaskan, dan biarkan Tuhan yang menangani. Tangan-Nya jauh lebih kuat daripada tanganmu, dan kasih-Nya jauh lebih dalam daripada kasihmu terhadap dirimu sendiri.
Firman Tuhan, Alkitab
Tentang Rencana ini

Hidup jarang terbentuk dari momen-momen besar yang dramatis. Lebih sering, ia dibentuk oleh alarm pagi yang berbunyi terlalu cepat, daftar tugas yang belum selesai, dan detik-detik keraguan yang muncul di antara rapat dan waktu makan. Di tengah kesibukan, pergumulan dan tekanan, Tuhan hadir di tengah langkah kecil kita, di antara tugas-tugas yang belum selesai, di dalam keheningan yang kita anggap sepele. Dan di sanalah, kasih karunia-Nya menyapa. Kasih karunia Tuhan cukup—karena kasih karunia-Nya memberi segalanya. Ia tidak menahan apa pun. Ia tidak memberi setengah hati. Ia mencurahkan sepenuhnya.
More
Kami mengucapkan terima kasih kepada Henry Sujaya yang telah menyediakan rencana ini. Untuk informasi lebih lanjut, silakan mengunjungi: www.thehopemessage.com