Pengharapan

Jika saya jujur, saya harus mengakui bahwa tidak pernah dalam hidup saya membayangkan bahwa saya akan menulis buku tentang melajang apalagi mempunyai spot radio harian untuk para lajang. Jauh di dalam diri saya rasa saya berharap saya akan menikah suatu hari – pada akhirnya. Hal terakhir yang saya inginkan adalah menjadi pimpinan terdaftar dari kelompok "lajang seumur hidup". Namun disinilah saya sekarang mengerjakan apa yang saya lakukan dan sukai setiap menit daripadanya. Pengharapan bisa menghancurkan jika Anda tidak berhati-hati. Mungkin Anda tidak pernah membayangkan hidup Anda menjadi apa jadinya hari ini. Anda berpikir segalanya akan berbeda. Anda menganggap Anda akan menikah, mempunyai anak, memelihara anjing. Anda tahu intinya. Saat Anda melihat hidup Anda, Anda mengakui bahwa Anda tidak menyangka hal itu datang. Ketika pengharapan kita tidak sesuai dengan kenyataan, akibatnya bisa menyakitkan. Kadang-kadang pengharapan kita terhadap Tuhan mungkin lebih goyah. Di dalam Mazmur 62:5 Daud mengajarkan kita cara terbaik untuk mengatasi pengharapan yang tidak terpenuhi. Inilah yang ia simpulkan: "Hanya pada Allah saja kiranya aku tenang, sebab dari pada-Nyalah harapanku". Daud tahu bahwa hanya ketika kita belajar untuk menempatkan pengharapan kita di dalam Allah saja maka kita akan menemukan sukacita yang sejati dan abadi. Daud paham bahwa satu-satunya cara untuk maju adalah dengan menaruh semua telur kita di dalam keranjang Bapa kita yang baik. Hari ini, bersediakah Anda untuk mencobanya?

Pertanyaan:

Saat Anda merenungkan hidup Anda, seperti apa yang Anda harapkan saat ini? Luangkan waktu sebentar dan curahkan isi hati Anda kepada Tuhan untuk pengharapan-pengharapan Anda yang belum terpenuhi.