Kasih Tuhan Dalam HubunganSampel

Kasih Tuhan Dalam Hubungan

HARI KE 4 DARI 5

Mendidik Anak Dalam Kasih

Mazmur 127:3 [BIS] berkata, “Anak-anak adalah pemberian Allah, sesungguhnya, mereka itu anugerah.” Anak-anak adalah hadiah atau titipan dari Tuhan. Namun di tengah kesibukan mengurus anak-anak sehari-hari, mungkin kita bisa lupa akan hal tersebut. Anak-anak adalah hadiah Tuhan, namun juga sekaligus merupakan sebuah tanggung jawab. Membesarkan anak-anak di generasi ini memiliki tantangan tersendiri. Kita bisa terfokus pada membesarkan mereka, sampai lupa memikirkan tujuan dari kita menjadi orang tua dan mendidik anak kita (parenting). Anak-anak tidak lahir beserta buku manualnya. Semua orang tua mulai dengan ketidaktahuan akan cara mendidik dan membesarkan anak. Ditambah, ada banyak suara yang mencoba memberi kita petunjuk berdasarkan pengalaman pribadi. Namun yang terutama, kita perlu melihat kepada firman Tuhan untuk mengenal kehendak Tuhan dalam kita mendidik anak.

Apa tujuan parenting? Lindsey Bell berkata, “Tujuan dari parenting bukanlah menciptakan anak-anak yang sempurna. Melainkan untuk menunjukkan anak-anak kita kepada Allah yang sempurna.” Tujuan parenting adalah membantu anak-anak kita berpindah dari bergantung kepada kita sebagai orang tuanya, menjadi bergantung kepada Tuhan seumur hidupnya. Kita perlu menolong anak-anak kita menjadi pribadi yang dewasa namun mengandalkan dan bergantung kepada Tuhan dalam hidupnya.

Parenting adalah sebuah perjalanan panjang yang dinamis, membutuhkan penyesuaian terus-menerus sesuai dengan musim kehidupan anak-anak. Parenting kepada anak di bawah umur 5 tahun dengan remaja tentu berbeda. Pernahkah Anda melihat orang tua memperlakukan anak yang sudah dewasa umurnya seperti memperlakukan anak kecil? Cara ini dapat menghambat anak bertumbuh sebagaimana semestinya. Di saat anak sudah seharusnya membuat keputusan sendiri, namun orang tua mengambil alih hak tersebut dengan alasan ingin melindungi mereka dari konsekuensi keputusan yang ‘salah’ di mata mereka. Sebagai orang tua, tentu saja kita akan sakit atau sedih ketika anak kita sakit atau menempuh jalan hidup yang salah. Namun, itulah mengapa penting bagi kita untuk mengingat bahwa anak adalah titipan dari Tuhan. Anak kita bukanlah milik kita, melainkan milik Tuhan. Kita perlu menyerahkan kendali atas hidupnya kepada Tuhan. Kita perlu mendidiknya di dalam Tuhan. Efesus 6:4 berkata, “Dan kamu, bapa-bapa. Janganlah bangkitkan amarah di dalam hati anak-anakmu, tetapi didiklah mereka di dalam ajaran dan nasihat Tuhan.” Kita perlu Tuhan dan prinsip-prinsip kebenaran-Nya dalam mendidik anak. Kita mendidik anak bukan dengan cara kita, melainkan dengan cara Tuhan.

Ketika kita mendengar kata “mendidik” seringkali yang terlintas di pikiran kita adalah hukuman ketika anak kita melakukan kesalahan. Ya betul, ada kalanya kita perlu mendisiplinkan anak kita (Amsal 29:15, 17). Namun, disiplin memiliki ‘wajah’ lain yaitu harus berlandaskan kepada kasih. Sama seperti Kristus penuh dengan kasih karunia dan kebenaran (Yohanes 1:17), dalam mendidik anak kita memerlukan keduanya: kasih karunia (grace) dan kebenaran (truth). Anak-anak perlu merasa dikasihi meskipun ia sedang didisiplinkan. Sebagai orang tua kita perlu terus-menerus belajar bagaimana mengkomunikasikan kebenaran dengan kasih secara konsisten kepada anak kita.

Amsal 22:6 berkata, “Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanya pun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu.” Bila bukan kita sebagai orang tua yang mendidiknya,, internet maupun hal dan orang lain akan melakukannya. Bahkan mungkin teman-temannya. Dan kita tidak dapat memastikan sumber-sumber lain itu membawa prinsip kebenaran firman atau tidak. Sebagai orang tua, Anda memiliki keistimewaan untuk pertama kali membangun fondasi kehidupannya kelak.

Menjadi teladan yang baik juga adalah bagian besar dari mendidik anak. Bila Anda ingin anak Anda mengenal Tuhan secara pribadi, maka Anda perlu menjadi teladan pribadi yang membangun hubungan pribadi dengan Tuhan secara konsisten, mengasihi, dan mengandalkan Tuhan dalam keseharian Anda. Apabila Anda ingin anak Anda menjadi pribadi yang taat aturan, maka Anda pun harus memberikan contoh di mana Anda taat kepada otoritas dalam hidup Anda.

Parenting memberikan sarana yang mendorong kita juga untuk terus bertumbuh secara spiritual dan emosional menjadi lebih dewasa lagi. Ini adalah proses seumur hidup, namun Tuhan beserta Anda! Tuhan memampukan Anda! Andalkanlah Tuhan dalam setiap langkah Anda, doakan anak-anak Anda senantiasa, dan bantulah mereka mengandalkan Tuhan sepenuhnya dalam hidupnya.

Harapan Anda sebagai orang tua tidak ditemukan di dalam kekuatan, hikmat, karakter, pengalaman, ataupun keberhasilan Anda, tetapi dalam satu hal ini saja: hadirat Allah. Sang Pencipta, Juru Selamat, Yang Maha Kuasa, Raja di atas segala Raja bersama denganmu. Beristirahatlah di dalam-Nya. Engkau tidak sendirian. Potensimu lebih besar dari kelemahanmu, karena Seseorang tanpa kekurangan bersama denganmu, dan Ia melakukan pekerjaan terbaiknya dengan orang-orang yang mengakui bahwa mereka lemah dan membutuhkan kekuatan-Nya.” - Paul David Tripp

Hari 3Hari 5

Tentang Rencana ini

Kasih Tuhan Dalam Hubungan

Mengasihi Tuhan dan mengasihi sesama adalah perintah yang terutama bagi setiap orang percaya, seperti yang dinyatakan oleh Yesus. Yang membedakan kita sebagai orang percaya dalam menjalin hubungan adalah kita membangunnya berlandaskan kasih Tuhan. Kasih yang Tuhan sudah berikan dan tunjukkan kepada kita adalah kasih yang kita teruskan dalam hubungan dengan orang lain, sehingga mereka juga dapat merasakan kasih luar biasa yang sudah kita terima.

More

Kami mengucapkan terima kasih kepada Jakarta Praise Community Church yang telah menyediakan rencana ini. Untuk informasi lebih lanjut, silakan mengunjungi: https://jpcc.org/