Berjalan Bersama Yesus (HIKMAT)Sampel
Kepemilikan
Berhati-hatilah dengan apa yang kita miliki. Ternyata, sikap dan pandangan kita terhadap kepemilikan menentukan kehidupan kita kelak. Tuhan Yesus menjelaskan hal ini melalui perumpamaan tentang bendahara yang tidak jujur, yang mengelola harta milik tuannya dengan cerdik, sehingga ia tetap dapat menjalani hidupnya dengan berkecukupan ketika ia dipecat dari jabatannya (Luk. 16:1-8). Bendahara itu memang bersalah karena telah memanfaatkan harta yang bukan miliknya. Namun, ia dikatakan cerdik karena dengan itu ia memikirkan masa depannya. Bila segala yang kita miliki dikelola dengan baik dan kita pakai untuk perbuatan saleh dan kebaikan sesama, kita akan menuai keuntungan dari perbuatan kita itu di dunia yang akan datang. Jika kita memakai harta kita dengan sembrono, semata-mata untuk memenuhi nafsu kedagingan kita dan kita mengabaikan sesama kita yang membutuhkan, hukuman pasti menanti kita. Itulah yang terjadi dengan orang kaya dalam cerita orang kaya dan Lazarus yang miskin di Lukas 16:19-31.
Orang Yahudi pada zaman itu berpandangan bahwa menjadi kaya adalah tanda berkat dan perkenanan Allah dan menjadi miskin adalah tanda dari ketidaksetiaan orang tersebut dan ketidakberkenanan Allah kepadanya. Orang Farisi juga berpikir demikian sehingga mencemooh Tuhan Yesus karena kemiskinan-Nya (Luk. 16:14). Bahkan, banyak orang yang mengklaim demikian: kaya sebagai perkenanan Tuhan dan miskin sebagai ketidakberkenanan-Nya. Alkitab memang tidak pernah menentang orang kaya. Alkitab justru menegur orang yang menjadi tamak, yang menjadikan kekayaan sebagai sandaran hidup dan tujuan hidup. Kekayaan sejati bagi orang percaya adalah memiliki iman dan kasih yang dinyatakan dalam penyangkalan diri dan mengikut Tuhan Yesus (bnd. 1 Kor. 13:1-7; Flp. 2:3-5). Merekalah yang memperoleh kemerdekaan dari perkara-perkara dunia dengan meyakini bahwa Allah adalah Bapa mereka yang tidak akan meninggalkan mereka.
Dengan kata lain, orang percaya harus benar-benar tidak berfokus pada harta duniawi yang akan binasa. Semua kepemilikan di dunia ini hanya akan menyimpangkan perhatian kita dari kehendak Allah. Fokus pada kehendak-Nya jauh lebih penting.
Refleksi:
- Bagaimana sikap dan pandangan Anda terhadap kepemilikan? Bagaimana itu memengaruhi hidup Anda?
- Bagaimana pandangan Anda tentang menjadi miskin dan menjadi kaya? Apakah itu juga menjadi perhatian Anda?
Praktek: Waspadalah dengan apa yang Anda miliki. Jangan biarkan itu semua sesaat pun mengalihkan dan menyimpangkan perhatian Anda dari kehendak Allah.
Firman Tuhan, Alkitab
Tentang Rencana ini
Memiliki hikmat tentulah menjadi goal setiap orang. Hikmat tidak hanya berbicara tentang kecerdasan atau memiliki pengetahuan di atas rata-rata. Tetapi hikmat adalah "pola pikir Allah", dimana di dalamnya kita bisa mengerti, menimbang dan bahkan memutuskan setiap langkah sesuai dengan kehendak Tuhan. Amsal mengajarkan: "Karena TUHANlah yang memberikan hikmat, dari mulut-Nya datang pengetahuan dan kepandaian." Melalui serial renungan "Berjalan bersama Yesus" kita akan belajar menjadi orang percaya yang semakin bertumbuh dalam hikmat setiap hari lewat firman Tuhan.
More
Kami ingin mengucapkan terima kasih kepada Djohan Handojo dalam hubungannya dengan Bethany Church (Singapura) untuk menyediakan rencana ini. Untuk informasi lebih lanjut, silakan kunjungi: https://www.bcs.org.sg/