Rahmat Limpah Ruah Tiap HariSampel

Rahmat Limpah Ruah Tiap Hari

HARI KE 15 DARI 30

Pengembara di Padang Gurun

Di dunia saat ini, menunggu mungkin adalah salah satu hal yang paling membuat frustrasi. Tidak seperti dulu, indra kita kini terus dimanjakan oleh ribuan hal yang berebut perhatian. Saat kita membuka TikTok, Instagram, Facebook, atau platform media sosial lainnya, semuanya bisa diakses hanya dengan satu gerakan jari. Tak heran, jurnal medis menunjukkan bahwa media sosial dan internet telah memperpendek rentang perhatian kita secara signifikan, membuat otak kita tidak lagi terlatih untuk fokus pada satu hal—terutama jika hal itu tidak langsung menarik perhatian.

Orang-orang kini tak lagi sabar untuk menunggu; mereka ingin segalanya instan dan bisa digulir cepat. Kita telah kehilangan seni untuk menanti.

Menunggu sering dianggap sebagai kelemahan atau kegagalan, apalagi jika masa tunggu itu tidak punya jadwal yang jelas. Rasanya seperti mengembara di padang gurun. Tidak ada yang menarik di sana—hanya kekeringan, dan setiap hari yang terlihat hanyalah pasir. Tidak ada ribuan hal menarik untuk digulirkan. Di padang gurun, kita berjalan tanpa arah, merasakan kekeringan, dan seolah tidak ada kemajuan. Doa-doa terasa tak terjawab, dan Tuhan terasa jauh. Situasi menjadi sangat melelahkan, dan tantangan tampak tak tertembus.

Kita semua pernah mengalami masa seperti itu. Bahkan Yesus pun mengalami waktu-Nya di padang gurun, tepat setelah Ia dibaptis oleh Yohanes Pembaptis. Dan Yesus berkata,
"Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya kamu beroleh damai sejahtera dalam Aku. Dalam dunia kamu menderita penganiayaan, tetapi kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia.” (Yoh 16:33)

Lalu, apa yang harus kita lakukan saat berada dalam musim penantian? Respons kita terhadap pengalaman padang gurun ini sangatlah penting. Berikut beberapa langkah praktis yang bisa menuntun kita:

  1. Fokus pada saat ini untuk mendekat kepada Tuhan.
    Belajarlah untuk dibentuk dan dimurnikan oleh-Nya selama masa penantian ini.
  2. Masa tunggu di padang gurun memang kering;
    maka penuhilah dirimu dengan aliran air hidup (Roh Kudus) dan Firman Tuhan.
  3. Ingat dan praktikkan ucapan syukur, bahkan saat terasa sulit.
    Tuhan bukan penyebab penderitaanmu; Ia adalah Pribadi yang telah dan akan terus menyelamatkanmu.

Menunggu memang tidak mudah, apalagi di tengah kesulitan. Tapi pada waktunya, kamu akan menoleh ke belakang dan menyaksikan kebaikan Tuhan. Kamu akan bersukacita dan berkata bahwa Tuhan tidak pernah meninggalkanmu di masa-masa sulit, dan bahwa musim penantian itu tidak sia-sia dan penuh makna.

Firman Tuhan, Alkitab

Tentang Rencana ini

Rahmat Limpah Ruah Tiap Hari

Hidup jarang terbentuk dari momen-momen besar yang dramatis. Lebih sering, ia dibentuk oleh alarm pagi yang berbunyi terlalu cepat, daftar tugas yang belum selesai, dan detik-detik keraguan yang muncul di antara rapat dan waktu makan. Di tengah kesibukan, pergumulan dan tekanan, Tuhan hadir di tengah langkah kecil kita, di antara tugas-tugas yang belum selesai, di dalam keheningan yang kita anggap sepele. Dan di sanalah, kasih karunia-Nya menyapa. Kasih karunia Tuhan cukup—karena kasih karunia-Nya memberi segalanya. Ia tidak menahan apa pun. Ia tidak memberi setengah hati. Ia mencurahkan sepenuhnya.

More

Kami mengucapkan terima kasih kepada Henry Sujaya yang telah menyediakan rencana ini. Untuk informasi lebih lanjut, silakan mengunjungi: www.thehopemessage.com