Rahmat Limpah Ruah Tiap HariSampel

Rahmat Limpah Ruah Tiap Hari

HARI KE 12 DARI 30

Sampai Di Sini Tuhan Telah Menolong Kita

Berdoa dan mengucap syukur saat hidup terasa mudah dan penuh berkat itu gampang. Tapi saat kita sedang menghadapi masa sulit? Rasanya jauh lebih berat.

Namun dengarkan baik-baik pesan dari Rasul Paulus dalam surat perpisahannya kepada jemaat Tesalonika: bersukacita, berdoa, dan bersyukur bukanlah respons sesaat—melainkan gaya hidup. Aliran yang tak pernah berhenti. Bukan hanya saat semuanya berjalan lancar atau saat kita merasa di puncak.

Bersukacitalah setiap waktu. Tetaplah berdoa. Akuilah kebaikan Tuhan dalam segala situasi. Konsisten. Tidak peduli apa pun keadaan atau suasana hati kita.

Mungkin kamu berpikir, “Gimana bisa bersyukur kalau semuanya terasa hancur? Apa yang bisa disyukuri?”

Saudaraku, izinkan aku berbagi beberapa kisah.

Pertama, mari kita lihat bangsa Israel di Massah dan Meriba (Keluaran 17:1–7). Bayangkan ini: mereka baru saja diselamatkan secara ajaib dari Mesir, menyaksikan tentara Firaun tenggelam di Laut Merah, berjalan di tanah kering di antara dinding air. Lalu Tuhan membawa mereka ke Elim, tempat ada dua belas mata air dan tujuh puluh pohon kurma! Dan bukan hanya itu—Tuhan memberi mereka roti dari surga, manna. Intervensi ilahi yang luar biasa, bukan?

Tapi bagaimana respons mereka? Keluhan, penyesalan, dan sikap negatif. “Seandainya kita tetap di Mesir… Terima kasih, Musa! Kenapa kamu bawa kami ke sini untuk mati?” dan seterusnya...

Pandangan mereka tentang masa depan? Suram. “Jadi, Musa, kamu mau kami mati di padang gurun ini? Apakah Tuhan benar-benar bersama kita? Bisa nggak Dia menolong kita?” Mereka menguji Tuhan dengan keraguan mereka, berkata, “Apakah Tuhan ada di tengah-tengah kita atau tidak?”

Sekarang kisah kedua. Bangsa Israel sedang ditindas oleh orang Filistin. Mereka berseru kepada Tuhan, dan Tuhan menjawab! Samuel memimpin mereka, dan Tuhan menghancurkan musuh mereka. Bangsa Israel menang dan mengejar Filistin sampai ke Bet-Kar. Samuel lalu mendirikan sebuah batu sebagai tanda syukur dan menamainya Ebenezer, berkata, “Sampai di sini Tuhan telah menolong kita.”

Dan jangan lewatkan ini: Alkitab mencatat bahwa sepanjang hidup Samuel, tangan Tuhan terus melawan orang Filistin. Artinya, Tuhan selalu menjaga mereka!

Satu lagi tentang ucapan syukur. Ingat saat Yesus memberi makan lima ribu orang hanya dengan lima roti dan dua ikan? Bagaimana semuanya dimulai? Yesus mengambil roti itu, mengucap syukur, lalu mulai membagikannya kepada orang-orang. Dan lihatlah—masih ada sisa!

Dalam Yohanes 6:23, dicatat:
"Kemudian datanglah beberapa perahu dari Tiberias dekat tempat orang-orang makan roti, sesudah Tuhan mengucap syukur."
Perhatikan, yang ditekankan bukanlah mukjizat penggandaan roti dan ikan, melainkan tindakan Yesus mengucap syukur.

Mari kita jujur. Tidak mudah bersyukur saat hidup terasa berat. Tapi di situlah iman kita diuji dan diberi kesempatan untuk menyatakan kasih kita kepada Tuhan. Bahkan di hari-hari tergelap dan keadaan paling menantang, ingatlah: Tuhan memegangmu erat. Pelukan-Nya menyelubungi hidupmu. Bersyukurlah untuk itu. Dan bukan hanya itu—lihatlah kembali dan ingat kesetiaan-Nya di masa lalu. Di atas segalanya, biarkan hatimu dipenuhi rasa syukur karena Yesus telah memberikan segalanya untuk menyelamatkanmu.

Dengan keyakinan seperti Samuel, ukirlah kebenaran ini di hatimu:
"Tuhan telah mati bagi saya di kayu salib. Ia telah menolong dan menyelamatkan saya. Dan Ia akan melakukannya lagi."

Sikap hati yang penuh syukur menyentuh hati Tuhan. Ia tidak akan mengabaikannya. Ia bersukacita dan merayakan rasa syukurmu! Dan kelak, kamu akan menoleh ke masa-masa sulit itu dan menyadari bahwa Tuhanlah yang telah menggendongmu melewati semuanya.

Dan kamu akan melihat bahwa lima roti dan dua ikan yang kamu syukuri telah digandakan secara ajaib oleh Tuhan sendiri.

Firman Tuhan, Alkitab

Tentang Rencana ini

Rahmat Limpah Ruah Tiap Hari

Hidup jarang terbentuk dari momen-momen besar yang dramatis. Lebih sering, ia dibentuk oleh alarm pagi yang berbunyi terlalu cepat, daftar tugas yang belum selesai, dan detik-detik keraguan yang muncul di antara rapat dan waktu makan. Di tengah kesibukan, pergumulan dan tekanan, Tuhan hadir di tengah langkah kecil kita, di antara tugas-tugas yang belum selesai, di dalam keheningan yang kita anggap sepele. Dan di sanalah, kasih karunia-Nya menyapa. Kasih karunia Tuhan cukup—karena kasih karunia-Nya memberi segalanya. Ia tidak menahan apa pun. Ia tidak memberi setengah hati. Ia mencurahkan sepenuhnya.

More

Kami mengucapkan terima kasih kepada Henry Sujaya yang telah menyediakan rencana ini. Untuk informasi lebih lanjut, silakan mengunjungi: www.thehopemessage.com